Hentikan Kebiasaan Menyisakan dan Membuang Makanan

Perempuan berhubungan erat dengan makanan. Sebagai ibu rumah tangga, kekuasaan dapur berada di tangan mereka. Untuk mengatur belanja dan masakan, mempersiapkan stok makanan dan membersihkan sisa makanan  diperlukan  manajemen yang baik.

Setiap minggu ibu-ibu harus mengecek stok makanan yang ada di kulkas, dan membersihkan mana makanan yang sudah kedaluarsa untuk dibuang ke tempat sampah. Kemudian membeli lagi stok makanan untuk satu minggu ke depan. Dari cek dan ricek ternyata banyak makanan yang akhirnya bermuara di tempat sampah.

Makanan yang bermuara di tempat sampah tidak hanya dari konsumsi rumah tangga, tetapi juga  berasal dari restoran, acara resepsi, rapat dan kegiatan lain-lain yang menyediakan makanan.

Coba perhatikan saat kondangan. Tamu undangan kadang seperti kalap mengambil makanan. Mereka mengambil dalam jumlah  banyak dan akhirnya meninggalkannya, bisa karena kekenyangan ataupun rasanya  tidak sesuai dengan  ekspektasi mereka.

Begitu juga saat makan di restoran. Porsi makanan yang banyak menyebabkan orang tidak bisa menghabiskannya dan akhirnya terbuang begitu saja. Dan parahnya orang sering tidak merasa bersalah atas perbuatan yang sangat mubazir. Padahal di sekeliling kita masih banyak masyarakat yang kekurangan makanan dan kelaparan.

***

Sisa makanan yang terbuang  (food waste) adalah makanan berkualitas baik, dan layak dikonsumsi, tetapi tidak dikonsumsi dan dibuang. Contohnya adalah makanan yang tersisa di piring dan makanan yang sudah kedaluwarsa.

Indonesia merupakan negara penyumbang sampah makanan tertinggi nomor dua di dunia. Hasil kajian Bappenas yang bekerjasama dengan Waste4Change, World Research Institue (WRI) dan didukung oleh UK-FCDO tahun 2021, sampah makanan yang terbuang di Indonesia tahun 2000-2019 berjumlah 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun.

Dari data Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK jumlah sampah terbanyak di Indonesia tahun 2020 adalah sampah sisa makanan yaitu 39,69% dari total sampah. Angka tersebut setara dengan 39,9 juta ton sampah dari total 64,3 juta ton sampah yang ada di tahun 2020.

Sisa makanan yang terbuang akan menjadi limbah dan akan menimbulkan kerusakan bagi lingkungan. Jurnal yang berjudul Spaghetti soup: The complex world of food waste behaviours, mengungkapkan bahwa limbah makanan yang dihasilkan rumah tangga menjadi penyumbang terbesar jumlah total limbah makanan di negara maju dan menjadi penyebab permasalahan global seperti emisi gas rumah kaca, borosnya penggunaan energi, penggunaan lahan yang semakin meningkat, isu ketahanan pangan, dan air.

Membuang makanan berarti membuang sumber daya yang ada dalam makanan itu. Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk menanam, merawat, memelihara, mengolah, mengangkut dan mengemas makanan itu?

Perlu kesadaran dan tanggungjawab bersama untuk menghentikan kebiasaan menyisakan dan membuang makanan. Salah satu cara mensyukuri rezeki atas makanan yang sampai kepada kita adalah dengan memakannya tanpa meninggalkan sisa.

Firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (Al Baqarah: 172)

Sebagai wujud syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikanNya dan untuk menjaga lingkungan dari kerusakan harus ada keinginan yang kuat  dari diri sendiri untuk memperbaiki kebiasaan ini. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

 

  • Harus bijak dalam merencanakan kebutuhan konsumsi keluarga.

Hanya membeli bahan makan yang dibutuhkan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Untuk memudahkan buatlah daftar bahan yang aka dibeli dan memasaknya sesuai porsi keluarga. Bahan  makanan  disimpan sesuai jenis dan peruntukkannya agar tidak rusak.

 

  • Mengolah kembali sisa makanan menjadi makanan baru.

Terhadap kondisi yang tidak dapat dielakkan yang menyebabkan makanan berlebih, olahlah kembali sehingga menjadi makanan baru. Diperlukan kreatifitas  dalam mengolah makanan yang berlebih.

 

  • Memilih porsi makanan di restoran sesuai

Ambillah  / pilihlah makanan sesuai kondisi perut. Jika ada pilihan porsi kecil, sedang, dan besar akan lebih mudah untuk  menentukannya. Dan jika berlebih bungkuslah untuk dibawa pulang.

 

  • Jika porsi makanan terlalu banyak, bagi makanan ke piring lain, sehingga bisa di makan orang lain dalam kondisi baik.

Seperti nasi bungkus rumah Padang  porsinya cukup besar, bisa dimakan berdua atau dibagi dua.

 

  • Jangan mengambil makanan dalam jumlah banyak.

Ambil makanan secukupnya. Lebih baik menambah jika kurang, daripada mengambil banyak dan akhirnya terbuang.  Baik di rumah maupun di  acara yang menyediakan prasmanan.

 

  • Mendistribusikan ke orang lain makanan yang terlalu banyak.

Jika menyelenggarakan acara dan makanan banyak yang berlebih segera distribusikan ke orang yang membutuhkan sebelum rusak.

  • Simpan makanan di kulkas atau ke freezer .

Makanan  yang tidak bisa segera dimakan, masukkan ke dalam kotak dan simpan di kulkas atau freezer.

 

Diperlukan juga aturan dan program kerja  Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menghentikan kebiasaan menyisakan dan membuang makanan ini sehingga limbah sampah makanan dapat berkurang dan  lingkungan menjadi lebih terjaga.

 

Baca Juga :

Yuk ikuti lini masa CAPTWAPRI.ID agar tidak ketinggalan update lainnya.