CAPWAPRI.ID – Penikmat musik menjadi dambaan bagi setiap orang. Dengan musik memungkinkan mengembara ke masa silam, dengan musik membantu orang selalu berpikir positif, dan dengan musik membantu orang menunda kemarahan. Pokoknya asik dan rugi kalau kalian tidak membacanya.
Menjadi Penikmat Musik
Suatu sore, saat duduk-duduk di teras rumah seorang kerabat, seorang pengamen datang menundukkan kepala, lalu memainkan sebuah lagu manis yang bertahun-tahun jarang kudengar. Alih-alih, memperhatikan tetangga kanan-kiri, pikiran saya hanyut pada lagu saat pertama kali terdengar. Adalah, “Kemesraan” alunan suara berat Bang Indri Priok menggugah pengalaman masa lalu, bersama siapa, dan bermacam kenangan indah saat itu.
Selain itu, saya pribadi juga menggemari lagu-lagu Ebiet dengan balad-nya. Hampir semua karya-karyanya dimanapun didendangkan seketika membentuk ingatan akan keindahan pantai, gunung, lembah, ngarai sebuah desa kecil terpencil 30 tahun silam. Tanpa disadari, bayangan-bayangan keindahan itu selalu datang saat mendengar alunan lagu-lagu Ebiet oleh suara penyanyi ori atau pengikutnya.
Sensasi cerita-cerita tersebut merupakan pengalaman memori seseorang, yang tidak didapatkan meski menonton konser Dewa 19 secara live. Tontonan langsung memecah konsentrasi pada lagu semata karena berbagi perhatian dengan gerak-gerik personil band. Alih-alih kenangan indah didapat, halangan silau kemegahan atribut panggung selalu menggoda.
Dalam psikologi disebut music-evoked autobiographical memory, ternyata musik mampu membangkitkan kenangan-kenangan indah masa lalu. Meski, kita tidak berusaha mengingat-ingat, musik mampu membangkitkan ingatan secara tiba-tiba. Musik kerap mengiringi berbagai kehidupan manusia, dan musik juga bisa berperan menghubungkan manusia kepada momen pembentukan diri.
Musik yang menarik akan mampu mempengaruhi pikiran, tubuh, dan emosi kita. Ketika, pengaruh musik masuk, ia akan meresap abadi dalam sanubari bersama detil peristiwa hidup yang sedang berlangsung saat itu. Ingatan spontanitas kita terpicu bersama musik, meski peristiwanya telah terjadi bertahun-tahun sebelumnya.
Baca juga : Menekuni Sebuah Pekerjaan di Luar Ijazah yang Dimiliki
Pengantar Tidur
Lirik lagu “Berita Kepada Kawan” yang pernah dipopulerkan oleh Ebiet G. Ade secara emosional mampu melekat di pikiran saya. Kutipan musik lagu “Kemesraan” nya Iwan Fals yang dinyanyikan ulang oleh Pengamen Indri Priok sanggup mengusik memori masa lalu sekaligus mengekspresikan emosi. Peristiwa gempa bumi, erupsi, banjir, serta perpisahan bisa menggambarkan emosional melalui lagu-lagu tersebut.
Memang, mendengar musik tidak bisa membalikkan peristiwa buruk menjadi baik, tapi musik mampu menekan rangsangan emosi negatif sehingga kemarahan yang terjadi dapat tertunda. Kemampuan musik mendatangkan energi-energi positif memungkinkan musik sebagai alat terapi, saya pribadi merasa segera terlelap bila mendengar musik pengantar tidur. Intinya, musik sedih dan marah dapat membangkitkan lebih banyak kenangan positif daripada suara atau kata-kata sedih dan marah itu sendiri.
Saat Tepat Menikmati Musik
Menjadi kelaziman setiap bepergian, saya dan anak selalu berebut memutar lagu lebih dulu menyesuaikan selera masing-masing. Perebutan itu terjadi untuk mendapatkan kesempatan pertama mendengar lagu-lagu “Long Lasting” yang disukai para uzur atau BTS yang digemari anak-anak. Saat musik mengalun sesuai selera telinga, masing-masing akan menikmati hingga mengabaikan kegiatan-kegiatan lainnya.
Sebaik waktu buat menikmati musik adalah saat melakukan aktifitas yang membuat pikiran bebas mengembara ke masa lalu. Tapi ingat, jangan momen yang menuntut ekstra konsentrasi alias santai-santai, seperti saat pergi ke luar kota naik kereta, ngepel lantai rumah, senda gurau bersama keluarga dst dst. Pokoknya, kondisi kita saat itu harus sesantai-santainya.
Dalam sebuah kelas menulis, “mentor” meminta seluruh peserta menulis momen ketika musik membangkitkan ingatan bersamaan kegiatan apa yang sedang mereka lakukan. Ternyata, membersamai musik sembari bepergian, mengerjakan tugas kantor, berlari kecil cenderung membuka ingatan-ingatan masa lalu secara sporadis. Riset-riset kecil seperti ini cukup meyakinkanku atas cerita-cerita sebelumnya.
Baca juga : Rasa Gugup dan Pikiran-Pikiran Liar Manusia
Beda halnya saat kita menonton acara TV, saya bisa nyambi-nyambi (melakukan) aktifitas lainnya, sehingga kecil kemungkinan mampu mengingat masa lalu. Namun, ketika “Kemesraan” didendangkan secara alami, seketika terawangan ingatan pada euforia perpisahan wisuda sekolah, pramuka, OSIS, adat ambalan, dll dll. Musik sangat cocok membangkitkan ingatan.
Akhirnya, musik layak hadir di dalam peristiwa kehidupan yang spesial, penuh sensasi, bahkan bisa membentuk diri kita. Kenangan-kenangan indah akan selalu mudah diingat. Kekuatan musik menghubungkan kita ke masa silam adalah sebuah jembatan untuk kembali ke masa muda.
Selamat mengembara bersama selera musik kalian masing-masing.
Wahyu Agung Prihartanto, Penulis dari Sidoarjo.
Yuk ikuti terus lini masa Captwapri.ID di Instagram untuk mendapatkan informasi terbaru.
1 Comment