Belajar Asyik dan Menyenangkan Ala JOS

Model Pembelajaran berbasis Jounalistic On The Spot merupakan adaptasi dari kegiatan jurnalistik pada sebuah obyek yang dituju. Manfaatnya memberikan pengalaman belajar langsung bagi peserta didik, sekaligus berliterasi dan melakukan riset
Belajar Asyik dan Menyenangkan Ala JOS
Belajar Asyik dan Menyenangkan Ala JOS

Ketepatan memilih model pembelajaran dalam kegiatan PBM memiliki peran yang sangat penting. Karena banyak hal yang perlu terwujud dalam sebuah proses pembelajaran. Seperti pemahaman siswa dalam 4 aspek, antara lain: spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Termasuk dalam pembelajaran  Al-Qur’an Hadis tingkat Madrasah Aliyah sebagai bidang studi yang saya ampu.

Ada banyak tantangan dalam upaya menerapkan berbagai model pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang sarat dengan konten-konten dalil Naqli berupa ayat-ayat dan hadis yang kerap tampak begitu sulit bagi siswa-siswa terutama Generasi Z. Dalam sebuah kajian psikologi pendidikan, generasi Z lebih menyukai hal-hal yang bersifat audiovisual dari pada tekstual.

Sedangkan pada bidang studi Al Qur’an Hadis materi dan indikator pencapaian kerap berkutat pada kegiatan menerjemahkan, mengkaji sudut pandang para ahli tafsir, juga bagaimana menangkap pesan-pesan dari ayat dan hadis. Kadangkala kegiatan tersebut sangat membosankan bagi siswa.

Untuk itulah, saya menerapkan beberapa model pembelajaran dan terbukti efektif. Akan tetapi, ada hal-hal baru yang menarik bagi saya, yakni kegiatan PBM Al Qur’an Hadis berbasis proyek. Dan, saya memilih kegiatan “Journalistic On The Spot” pada materi “Pelestarian Lingkungan” berdasarkan QS. Ar Rum  41-42, QS.Al A’raf  56-58, QS.Shad 27, QS.Al Furqan 45-50, dan QS.Al Baqarah 204-206.

Dari beberapa ayat tersebut memiliki pesan-pesan berkaitan dengan perintah Allah Swt untuk menjaga kelestarian alam, larangan sikap merusak, juga bagaimana perbuatan dan akibat dari umat-umat terdahulu sebagai pelajaran bagi umat islam saat ini. Untuk memberikan pemahaman, penerapan, dan juga pengamatan dalam materi ‘Pelestarian Alam’ inilah saya memilih Model Pembelajaran Journalistic On The Spot.

Apakah Model Pembelajaran Journalistic On The Spot?

Pada dasarnya  belum ada istilah “Journalistic On The Spot” sebagai salah satu model pembelajaran yang lazim kita temukan. Kegiatan Jounalistic On The Spot (JOS) merupakan sebuah pelatihan jurnalistik yang pernah saya adakan beberapa waktu lalu bersama Trainer Literasi Media Guru Indonesia, Eko Prasetyo dan Andi Muhammad Yasin di MAN 2 Mojokerto. Materi dalam kegiatan ini meliputi belajar teknik menulis jurnalistik, seperti reportase, menulis opini, feature, teknis wawancara, serta memproduksi foto jurnalistik menggunakan android.

Ada beberapa hal yang menurut saya memiliki manfaat jika dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek. Pertama, siswa belajar mengamati lingkungan sekitar dan menuliskannya dengan kaidah jurnalistik yaitu 5W+1H (What, Who, When, Where and How). Kedua, dari hasil mengamati, mewawancarai, serta mengulasnya dalam tulisan akan menghasilkan sebuah laporan kegiatan yang terstruktur. Ketiga, siswa mampu mengorelasikan ayat-ayat dan hadis dengan kegiatan mereka di lapangan, dan keempat, siswa mampu menemukan hal-hal baru dari kegiatan tersebut.

Langkah-langkah penerapan Journalistic  On The Spot dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis

Untuk menerapkan Journalistic On The Spot (JOS)  dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis dengan tema “Pelestarian lingkungan”, saya melakukan beberapa hal, antara lain sebagai berikut:

  1. Membagi kelas dengan jumlah 30 siswa menjadi 5 kelompok
  2. Setiap kelompok melakukan berbagai pengamatan dengan obyek yang berbeda
  3. Kelompok 1 mengamati “Perjalanan Sampah Rumah Tangga di Lingkungan  Sekitar Rumah masing-masing”, kelompok 2 mengamati “Sungai Brantas”, Kelompok 3 ”Sampah dari Warga Sekolah”, Kelompok 4 “Lingkungan Pabrik” dan kelompok 5 “Tempat Wisata”
  4. Melakukan penelitian tentang kondisi lingkungan, pencemaran yang terjadi, serta upaya-upaya untuk pelestarian lingkungan di obyek-obyek tersebut.

Dari kegiatan proyek selama 2 minggu, setiap kelompok telah menyelesaikan tugas berupa hasil pengamatan berbentuk powerpoint, makalah laporan pengamatan, dan foto-foto jurnalistik yang memunculkan banyak hal tak terduga. Kompetensi siswa juga melebihi ekspektasi saya. Masing-masing kelompok berhasil mempresentasikan dengan baik.

Dari tiap kelompok tersebut mereka menemukan berbagai hal yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Seperti fakta pencemaran di sungai brantas, pabrik yang memiliki tanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan, dan berdasarkan wawancara dengan warga di suatu daerah, ada potensi wisata di sungai yang sangat tercemar pada mulanya, lalu warga dan organisasi Karang Taruna setempat melakukan normalisasi sungai sehingga menjadi tempat wisata yang indah.

Pemahaman ayat-ayat berkaitan dengan “Pelestarian Lingkungan” terasa lebih nyata ketika mereka berada pada “Spot” yang sebenarnya. Dari sanalah sejatinya ada pengalaman belajar secara langsung. Lebih dari sekadar membaca, menerjemahkan, dan menangkap makna-makna ayat tetapi, para siswa juga menghayati ayat-ayat kauniah yang tersebar di kehidupan mereka sehari-hari.

Menerapkan Journalistic On The Spot dalam kegiatan pembelajaran saat itu sangat menyenangkan. Menurut mereka, belajar sambil jalan-jalan, serta melakukan komunikasi dan wawancara dengan orang lain untuk mengambil data-data dengan teknik tertentu sangat seru dan berkesan.

Namun, sedikit kekurangan dalam menerapkannya, antara lain kesiapan mereka dalam memahami teknik-teknik tulisan jurnalistik yang belum sepenuhnya bisa mereka kuasai. Akan tetapi, hal tersebut dapat teratasi dengan bimbingan. Kelebihan lainnya, model pembelajaran berbasis Journalistic On The Spot ini cocok untuk beberapa bidang studi lainnya.***

 

*)Penulis merupakan guru Al-Qur’an Hadis di MAN 2 Mojokerto, dan esais di beberapa media daring.

Foto    : Dokumentasi Penulis

Penulis: Fatatik Maulidiyah

Editor: Wahyu P

Yuk, ikuti lini masa Instagram captwapri untuk mendapatkan informasi terbaru lainnya!

Baca juga: