Lingkungan sekitar dapat memberikan nilai pembelajaran khususnya pada anak-anak usia dini. Para pendidik dapat memanfaatkan kearifan lokal sebagai media pembelajaran baik berupa kulinernya ataupun bentuk permainan bagi anak-anak usia dini. Bermain sambil belajar akan lebih efektif bagi anak-anak untuk mengingat dan mencerna pembelajaran, sesuai dengan tingkat nalar mereka.
Menerapkan kearifan local dalam pembelajaran, membantu anak-anak untuk mengenal dan melestarikan budaya daerahnya. Guru-guru dapat menyajikan materi-materi kepada anak-anak terkait dengan kearifan lokal, agar anak-anak lebih mengenal lingkungan sekitar dan menghargai keberagaman sosial di lingkungannya.
Pada kesempatan ini, Paud Melati Peduli memberikan materi pembelajaran tentang makanan yang bahannya mudah mendapatkan dan mudah mengolahnya, yaitu buah Kolang Kaling. Kemudian kami juga menyajikan permainan tradisional yang sering disebut dengan Engklek atau Tapak Gunung. Dalam permainan ini anak-anak diasah literasinya dengan abjad serta numerasinya dengan angka.
Membuat Buku Cerita Sesuai Tema
Sebelum anak-anak melakukan kegiatan sesuai dengan tema yang akan diusung, Paud Melati Peduli membuat buku cerita yang isinya membahas tentang buah Aren penghasil buah Kolang Kaling. Kami membacakan buku karya kami ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi kepada anak-anak didik tentang asal muasalnya buah Kolang Kaling dan manfaatnya. Mengenai tata bahasa dan gambar-gambar yang disajikan tidak membuat anak-anak berpikir rumit. Buku ini juga memiliki gambar-gambar yang mudah anak-anak usia dini memahami.
Kemudian Anak-anak dengan tekun mendengarkan penjelasan dari guru, hasilnya adalah anak-anak memberikan respon. Bentuk responnya yaitu dengan bertanya, ada juga yang sudah tahu apa itu manisan Kolang Kaling, sehingga ikut bercerita meramaikan suasana kelas. Hal ini menandakan kalau guru menyampaikan materi dengan simple sehingga mudah untuk anak-anak memahaminya.
Mengolah Kolang Kaling Menjadi Manisan
Pada pembelajaran ini, guru-guru memberikan bukti konkret buah Kolang Kaling pada anak-anak, mulai dari bentuk Kolang Kaling serta teksture buahnya yang licin kalau dipegang. Kemudian, guru-guru mempersiapkan buah Kolang Kaling, sirup, gula dan garam untuk membuat manisan Kolang Kaling.
Kebetulan di bulan Ramadhan ini banyak orang tua murid yang mengolah buah Kolang Kaling menjadi manisan, Pada kegiatan ini, para guru memberikan pengalaman kepada anak-anak untuk mencampurkan bahan-bahan kedalam Kolang-Kaling. Mereka saling bergantian dengan sabar menunggu giliran. Salah satu manfaat pembelajaran ini mengajarkan anak-anak untuk belajar mengantri dan bersabar.
Permainan Tapak Gunung
Setelah anak-anak melakukan kegiatan pembuatan manisan Kolang Kaling, para guru mengadakan permainan tradisional bermana Tapak Gunung atau sering disebut Engklek. Agar permainan ini memiliki sisi edukasinya maka kami membuat dua buah engklek, yang didalam kotak-kotak tersebut terdapat huruf-huruf dan angka-angka. Kemudian anak-anak menginjak setiap kotaknya dengan satu kaki, sambil menyebut huruf-huruf dan angka-angka yang berada pada kotak-kotak Tapak Gunung.
Tujuan Kegiatan
Rangkaian kegiatan tersebut diatas, telah banyak aspek yang tercakup didalamnya. Seperti saat guru membacakan buku terkait tema, maka memunculkan aspek literasi. Dengan literasi akan mengasah anak didik memiliki daya nalar dan kritis dalam mencermati materi yang disajikan. Dengan demikian maka akan terjadi interaksi siswa saat guru memaparkan tema melalui buku. Selain itu juga mengangkat aspek agama dalam buku cerita, untuk mengingatkan anak-anak kepada sang Pencipta.
Kemudian pada saat membuat manisan Kolan Kaling, kita mengaktifkan motoric kasar anak, yaitu ketika anak menuangkan sirup atau bahan-bahan lainnya dan memasak buah Kolang Kaling diatas wajan . Saat anak-anak berkegiatan, alat-alat yang digunakan jumlahnya terbatas, mau tidak mau mereka harus bergantian. Kondisi ini mengajarkan anak-anak belajar untuk mengontrol diri dan bersabar.
Setelah kegiatan mengolah manisan Kolang Kaling, anak-anak diajak kedalam permainan Tapak Gunung, yaitu permainan yang menggunakan kekuatan satu kaki dalam menopang tubuhnya dan kegiatan melompat dari kotak satu kekotak lainnya. Mereka harus menyebutkan huruf-huruf dan angka-angka yang mereka injak pada kotak-kotak tersebut. Pada permainan ini terdapat aspek literasi dan numerasi serta motorik kasar.
Semua runtutan kegiatan-kegiatan tersebut diatas, telah membawa anak-anak dalam suasana bermain sambil belajar dan tentunya menyenangkan. Sehingga mereka dapat menyerap inti pembelajaran dan menjadikan pengalamannya.
Tinggalkan Balasan