Mario Dandy mendadak viral di negeri ini. Anak muda yang tadinya bukan siapa-siapa, beberapa hari belakangan ini, namanya muncul di berbagai pemberitaan. Hampir tidak ada media yang rela melepaskan momen ini dari liputannya. Sebuah fenomena yang luar biasa tentunya.
Namun ada satu hal yang patut disayangkan, viralnya sosok anak muda satu ini, bukanlah dari prestasi positif. Munculnya nama Mario Dandy di mana-mana, justru berawal dari perilaku brutalnya, bak seorang super hero yang melindungi kekasihnya, dia menganiaya orang lain. Gestur dan ucapan yang muncul dari video yang beredar, dia meyakini apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang benar, bahkan patut dibanggakan.
Dampak dari perilaku brutalnya ternyata begitu luar biasa. Sang bapak yang tidak tahu apa-apa, harus tersingkir dari jabatan menterengnya. Harta yang dimilikinya, mengusik berbagai pihak untuk menelisiknya. Mulai dari KPK, PPATK, bahkan pihak Departemen Keuangan sendiri, sehingga sampai seorang Sri Mulyani pun turun tangan.
Mario Dandy sendiri pasti tidak menyangka akan sedemikian besar efek dari perilaku brutalnya. Tindakannya merekam aksi tersebut, justru menjadi bumerang baginya. Ibarat senjata makan tuan, video hasil rekaman itu justru menjadi bukti yang tidak terbantahkan atas aksi brutalnya.
Arti Sebuah Keluarga
Melihat perilaku tersebut, ada sebuah pertanyaan terlontar. Adakah memang tidak ada pendidikan dalam keluarga tersebut. Pendidikan yang menyentuh langsung perilaku anak terhadap siapa pun. Pendidikan yang membuat mereka mampu menghargai dan menyayangi siapan pun. Pendidikan yang membuat mereka menjadi pribadi yang bermartabat.
Pertanyaan ini tentu saja bukan pertanyaan yang aneh. Sebab dalam sebuah keluarga yang harmonis, di mana relasi di antara anggota keluarga terjali begitu baik, dapat dipastikan tidak mungkin akan lahir sosok seperti Mario Dandy. Sebab relasi yang baik di antara anggota keluarga akan membuat mereka merasa dihargai dan imbasnya akan menghargai siapan pun.
Lain halnya ketika seorang anak hanya dibanjiri dengan hal-hal yang berbau materi. Limpahan materi yang diberikan tanpa kasih sayang, justru membuat mereka merasa lebih dibanding orang lain. Pamer kekayaan dan gaya hidup, menjadi cara mereka mengisi dahaga mereka akan kasih sayang dalam sebuah keluarga. Ujung-ujungnya kompensasi negatif yang mereka lakukan.
Hal ini terlihat dari beberapa momen keseharian Mario Dandy. Dari tampilan beberapa media, terlihat betapa Mario Dandy begitu bangga memamerkan hal-hal yang bersifat mewah. Ada kesan bangga dalam dirinya saat mampu memerkan apa yang dimilikinya.
Kontrol Orang Tua
Ketidakharmonisan hubungan antara anak dengan orang tua, pada akhirnya berbuntut panjang. Orang tua tidak mampu lagi mengawasi pergaulan anak. Kesibukan mereka dalam bekerja, membuat waktu untuk keluarga menjadi begitu sempit. Komunikasi hanya mengandalkan gawai, tentu saja tidak cukup untuk membangun sebuah kehangatan.
Akibat yang lebih jauh, kedua belah pihak tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Segala limpahan materi yang diberikan orang tua pada anak, dianggap sebagai kompensasi atas relasi yang tidak bagus antar keduanya. Selama anak tidak terlihat masalah, semua dianggap baik-baik saja. Tampaknya hal itu yang terjadi pada Mario Dandy.
Lepasnya kontrol orang tua terhadap anak, tidak ubahnya sebuah bom waktu. Percikan-percikan masalah kecil yang selama ini terjadi, mungkin masih bisa diatasi oleh orang tua. Kuasa mereka atas harta, dapat mengatasi semua masalah itu. Namun ketika ledakan besar yang terjadi, semua menjadi tidak terkendali. Ibarat efek domino, ledakan tadi merembet ke semua lini. Hal inilah yang saat ini terjadi pada Mario Dandy dan orang tuanya.
Komunikasi
Sebenarnya ada satu cara sederhana untuk menjaga semua itu, yaitu dengan komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu dengan keluarga menjadi cara terbaik. Satu momen di mana anggota keluarga bisa bersenda gurau dan berbagi cerita, akan mampu merekatkan semua pihak.
Suasana keluarga yang demikian hangat, dapat dipastikan akan membuat seluruh anggota keluarga merasan krasan di dalamnya. Selalu ada rasa ingin pulang ke rumah, menandakan bahwa dalam keluarga itu tersimpan sebuah suasana yang menyenangkan. Senyum dan tawa yang selalu hadir dalam keluarga itu, akan menjadi perekat siapa pun yang ada di dalamnya.
Lembah Tidar, 28 Februari 2023
Yuk, ikuti lini masa kami di Instagram captwapri untuk informasi terbaru lainnya!
Baca juga:
1 Comment