Gen Z: Lapar atau Dimiskinkan?

Gen Z: Lapar atau Dimiskinkan?
Sumber Gambar : Pexels-socrux-2161313-3853406

Generasi Z atau Gen Z, adalah kelompok demografi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Generasi ini, pun memiliki kemampuan beradaptasi dengan teknologi digital, maka masyarakat menyebut “generasi digital”. Namun, di balik banyak keunggulan yang ada, mereka berhadapan dengan berbagai tantangan, terutama bidang ekonomi dan sosial. Dua kata yang sering untuk menggambarkan kondisi mereka, yang “lapar” dan “dimiskinkan.” Pertanyaannya, benarkah generasi ini lapar oleh perubahan, atau perubahan memiskinkan mereka?

 

Lapar akan Kesuksesan

Perspektif Gen Z, identik sebagai generasi yang haus kesuksesan dan perubahan. Mereka tumbuh di era perkembangan teknologi yang pesat, sehingga memberinya akses informasi serta peluang yang belum ada sebelumnya. Sebagian besar mereka memanfaatkan teknologi untuk menciptakan peluang bisnis baru, tren kekinian, dan mengubah cara kerja tradisional. Fenomena ini terlihat dari banyaknya Gen Z yang menjadi pengusaha muda, konten kreator, atau influencer di berbagai platform digital.

Keinginan untuk meraih kesuksesan ini, juga terdorong oleh kesadaran akan tantangan yang dunia sedang hadapi. Contohnya, isu lingkungan, ketidaksetaraan sosial, serta perubahan iklim. Keinginan Gen Z bukan saja sukses materi, melainkan berusaha memberi kontribusi positif bagi masyarakat. Mereka aktif terlibat dalam berbagai gerakan sosial dan lingkungan, baik secara online maupun offline.

 

Keadaan Memiskinkan Gen Z

Namun, di sisi lain, Gen Z juga menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Krisis ekonomi global, meningkatnya biaya pendidikan, dan ketidakpastian pasar kerja merupakan faktor yang memengaruhi stabilitas finansial mereka. Mereka beranggapan, keadaan memiskinkannya, karena Gen Z kian sulit mendapat pekerjaan layak. Tingginya biaya hidup di banyak negara menjadi beban tambahan, sehingga mereka perlu bekerja keras untuk mencapai kestabilan ekonomi.

Selain itu, banyak anggota Gen Z yang merasakan dampak dari perubahan sosial dan budaya yang cepat. Mereka harus menghadapi tekanan dari media sosial, yang sering kali menciptakan standar kehidupan yang tidak realistis. Selain itu, perubahan nilai-nilai tradisional dan munculnya isu-isu baru, seperti kesehatan mental, juga menjadi tantangan tersendiri bagi generasi ini.

 

Keseimbangan Antara Lapar dan Pemiskinan

Gen Z adalah generasi yang kompleks dengan berbagai dinamika yang memengaruhi kehidupan mereka. Mereka memiliki ambisi besar untuk mencapai kesuksesan dan perubahan, sekaligus menghadapi berbagai tantangan yang bisa menghambat potensi mereka. Dalam konteks ini, “lapar” dan “dimiskinkan” bukanlah pilihan yang saling terpisah, melainkan dua sisi dari koin yang sama.

Generasi ini memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di dunia yang semakin kompleks. Namun, untuk mencapai potensi tersebut, mereka membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat luas. Dengan menyediakan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, lapangan kerja, dan kesejahteraan sosial, Gen Z mampu menggapai sukses individu. Selain itu, mereka juga mampu berkontribusi positif bagi masyarakat luas.

Di tengah perubahan dunia kerja yang terus berlangsung, Gen Z menghadapi situasi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Perkembangan otomatisasi, kecerdasan buatan, dan tren pekerjaan jarak jauh telah mengubah lanskap pekerjaan secara signifikan. Meskipun membuka peluang baru pekerjaan yang lebih fleksibel, seperti bisnis digital hingga meninggalkan pekerjaan tradisional. Gen Z perlu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini, mempelajari keterampilan baru, dan terus meningkatkan kemampuannya. Sehingga pada gilirannya, mereka mampu bersaing di pasar kerja yang semakin ketat.

 

Membangun Identitas di Tengah Banjir Informasi

Gen Z tumbuh dengan akses tanpa batas ke informasi melalui internet dan media sosial. Hal ini, akan memberikan mereka kesempatan untuk membentuk identitas yang unik, dan terhubung dengan berbagai komunitas. Namun, kondisi ini juga menyebabkan kebingungan identitas dan tekanan sosial. Karena, mereka sering kali harus menavigasi informasi yang berlebihan, berita palsu, dan standar hidup yang tampil di media sosial. Kondisi ini, akan menimbulkan tantangan yang mampu membangun percaya diri yang kuat, sekaligus autentik di tengah pengaruh eksternal yang kuat.

Kesehatan mental menjadi isu penting bagi Gen Z. Tekanan dari pendidikan, pekerjaan, media sosial, serta ketidakpastian ekonomi dan sosial, dapat memengaruhi kesejahteraan mental mereka. Semakin banyak anggota generasi ini yang terbuka tentang masalah kesehatan mental, berusaha untuk menghapus stigma dan mencari bantuan. Mereka juga lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental, baik melalui terapi, meditasi, maupun aktivitas lainnya. Namun, akses ke layanan kesehatan mental yang memadai masih menjadi tantangan bagi banyak dari mereka.

Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, Gen Z memiliki kecakapan digital yang tinggi. Mereka ahli dalam menggunakan teknologi untuk hiburan, pendidikan, maupun pekerjaan. Namun, kemampuan kritis dalam mengevaluasi informasi dan memahami dampak teknologi sangatlah penting. Literasi informasi menjadi keterampilan yang esensial untuk menavigasi dunia digital dengan aman dan efektif. Gen Z perlu mengembangkan kemampuan untuk menyaring informasi, memahami privasi digital, dan menggunakan teknologi dengan bijak.

Gen Z memiliki potensi besar untuk mendorong perubahan sosial dan lingkungan. Mereka sangat peduli dengan isu-isu global seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Banyak di antara mereka yang aktif dalam aktivisme, baik secara online maupun di lapangan, dan berusaha mempengaruhi kebijakan publik. Dengan semangat dan kreativitas yang mereka miliki, Gen Z dapat menjadi pemimpin masa depan yang membawa perubahan positif. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, mereka memerlukan dukungan dan kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.

 

Kesimpulan

Gen Z adalah generasi yang penuh dengan potensi dan tantangan. Mereka lapar akan kesuksesan dan perubahan, tetapi juga menghadapi risiko dimiskinkan oleh keadaan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka. Sehingga, pada saatnya mereka mampu mengembangkan potensi diri untuk memberikan kontribusi positif bagi dunia.