Mengawal Keamanan Maritim

Mengawal Keamanan Maritim
Sumber Foto : Pexels-lachlan-ross-6510292

Pengaruh Maritim Indonesia bagi dunia mendatang bergantung dari kesiapan kita menyelenggarakan perpindahan barang melalui pelayaran internasional berjalan optimal dan berkelanjutan. Hal paling mendasar adalah penggalangan keamanan pelabuhan bagi stakeholder di kawasan asia tenggara maupun dunia. Hal tersebut tentu membutuhkan kajian mendalam terutama risiko-risiko dalam mengelola pelabuhan.

Pengendalian keamanan arus barang harus berstandar pemenuhan kesepakatan di antara negara peserta. Kinerja pelabuhan terimplementasi secara terukur, dan bagian ini turut berkontribusi penting dalam pertumbuhan industri kemaritiman. Risiko bencana atau sekumpulan bencana yang menimbulkan kematian, kerusakan properti, serta kerusakan lingkungan dampak dari pengelolaan pelabuhan yang buruk.

Sebagai Negara Maritim, Indonesia berhak menjadi negara penggalang maritim dunia atau Global Maritime Fulcrum (GMF). Predikat tersebut tidak serta merta terwujud menyeimbangkan antara tujuan dengan hambatan-hambatan yang akan muncul. Beberapa gangguan keamanan siap mengancam setiap waktu, maka penting bagi negara mengumpulkan informasi ancaman sebanyak-banyaknya sebelum mengambil keputusan strategis.

***

Di Pelabuhan, tidak serta merta potensi risiko keamanan dapat terukur, berbagai kemungkinan yang tidak konsisten menjadi penyebabnya. Kondisi seperti tersebut mengakibatkan risiko yang timbul semakin kompleks. Waktu, sumber daya, human error alias kekhilafan manusia, beberapa penyebab yang sulit ukuran potensi risikonya.

Sebuah kasus seorang teman, dia yang berstatus “terduga” atas peristiwa kecelakaan di pelabuhan perlu menjawab berbagai pertanyaan dari pemeriksa. Cercaan pertanyaan untuk memitigasi risiko yang muncul, menilai, dan menyampaikan hasil pemeriksaan. Dari tiga komponen, selaras atau tidak dengan prinsip-prinsip bencana, seperti peluang terjadi, konsekuensi yang timbul, serta dampak kecelakaan.

Pada awalnya analisis risiko hanya sebatas pada ruang lingkup operasi serta evaluasi Pelabuhan, namun hari ini telah mengalami kemajuan signifikan. Signifikansi analisis risiko telah bergeser ke arah perencanaan perusahaan jangka panjang. Pertumbuhan karakter ruang lingkup analisis ini penting bagi para manajer untuk melakukan identifikasi kemungkinan peristiwa risiko sebelum bertindak. Penilaian pelabuhan membutuhkan informasi data pelanggan, biaya pengamanan, serta supply chain partners dari internal maupun eksternal.

***

Peran manajemen risiko di perusahaan adalah mengukur, mengawasi, serta mengendalikan proses pengambilan keputusan. Peran tersebut berbarengan dengan menilai risiko dan mengatasi risiko sebelum terjadi. Dalam praktiknya, pihak ketiga dapat mengerjakan seluruh peran atau perusahaan yang berafiliasi dengan keuangan, teknis, operasi, atau bentuk lainnya.

Ketiga komponen utama saling terkait satu dengan lainnya, dan biasanya penilaian risiko berdampak langsung dengan manajemen risiko. Pihak pengambil kebijakan perlu mendapat informasi hasil analisis risiko secara terjadwal. Identifikasi bencana, pengelompokan risiko, pengendalian risiko, serta implementasi risiko merupakan langkah-langkah manajemen risiko.

Tahap awal lakukan identifikasi apa saja yang berpotensi menimbulkan bencana, material, alat, maupun orang. Setelah risiko teridentifikasi, kelompokkan berdasarkan karakter atau parameter penilaian lainnya. Seperti, dampak yang timbul, waktu yang dibutuhkan untuk penanganan, dan seberapa besar pihak yang perlu terlibat di dalamnya.

Seluruh risiko yang telah tertangani, dikembangkan terus-menerus, sehingga potensi risiko yang muncul bisa tertangani secara cepat dan tepat. Penggunaan metode yang tepat pasca analisis mendalam, maka jangan ragu-ragu untuk mengimplementasikannya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana metode tersebut mampu menangani risiko yang ada. Tahap akhir adalah melakukan pengawasan terhadap kemungkinan munculnya risiko, dan mengevaluasi setiap perubahan kecenderungan risiko.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan industri kemaritiman membagi risiko terburuk ke dalam beberapa kategori. Strategic, proses tentang langkah apa yang akan digunakan dalam jangka panjang. HSQE, fokus pada kesehatan, keamanan, kepedulian terhadap lingkungan. Operational, fokus pada operasional pelabuhan secara efisien dalam menangani risiko. Financial, membahas investasi, perbankan, inflasi, nilai tukar, serta aspek ekonomi lainnya.