Guru PAUD Menyambut Tahun Ajaran Baru 2023

Guru PAUD dan Tahun Ajaran 2023
Koleksi foto pribadi

Menjelang Tahun Ajaran Baru, lembaga-lembaga sekolah dan para guru mulai berbenah. Ada yang mengecat gedung sekolahnya dengan warna-warna yang cerah, ada juga yang membenahi keadministrasiannya dan segala sesuatu terkait lainnya. Sudah tentu lembaga sekolah harus mempersiapkannya dengan matang, demi kenyamanan dan kelancaran proses belajar mengajar.

Tahun Ajaran Baru saatnya anak-anak usia dini yang berusia 3 tahun hingga 4 tahun, mulai masuk sekolah sebagai siswa baru. Para orang tua murid telah menganggap putra-putri mereka sudah siap untuk mulai bersekolah. Pada usia dini anak-anak mulai menyerap berbagai hal yang ada disekelilingnya dan belajar bagaimana mereka bersosialisasi dengan lingkungan baru.

Masa ini bisa juga disebut dengan masa transisi. Mereka sudah harus mulai belajar mengatur perasaannya yang semula merasa nyaman dalam dekapan keluarganya, kemudian harus bertemu dengan guru-guru sebagai pengganti orang tua mereka di sekolah.

Bagaimana kiat-kiat guru-guru PAUD dalam mempersiapkan diri untuk menyambut tahun ajaran baru? Mari kita simak bersama beberapa point yang menjadi pelengkap persiapannya.

Kesiapan Diri Seorang Guru

Setiap lembaga mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan kelengkapan fasilitas sekolah, dan menganggap hal itu sudah memenuhi kebutuhan anak-anak didik. Tetapi terkadang melupakan kesiapan diri para guru-gurunya dalam memberikan pengajaran. Dalam hal ini bukan tentang bagaimana teknik mengajar secara teori, tetapi lebih kepada sikap terhadap anak didik yang mencerminkan karakter diri para guru.

Sedangkan sikap dan karakter seorang guru sangat mempengaruhi anak didiknya. Misalnya seorang guru sedang mempunyai masalah di dalam rumah tangganya atau hal lainnya, sementara ia harus berhadapan dengan anak didik. Terkadang tanpa kita sadari, permasalahan tersebut terbawa kedalam suasana kelas. Disinilah perlunya kita mengontrol diri dan suasana hati sebagai bentuk kesiapan diri.

Terlebih ketika kita menerima anak-anak didik baru yang belum kita pahami karakter mereka. Serta anak-anak didik yang masih memerlukan perlindungan dan rasa nyaman ketika orang tua mereka melepasnya kedalam suasana yang baru.

Membentuk Kepribadian Saleha

Sebuah organisasi yang mewadahi para guru-guru PAUD yang berada di Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan yaitu HIMPAUDI (Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini) merasa perlu memberikan perhatian terhadap kesiapan para guru-guru PAUD di Kecamatan Cilandak. Dalam hal ini HIMPAUDI berkontribusi dalam membekali para guru PAUD untuk menyambut Tahun Ajaran Baru. Salah satu pembekalannya yaitu dengan menyentuh sisi psikologinya para guru-guru PAUD.

Bentuk dukungan HIMPAUDI Kecamatan Cilandak yaitu mengadakan seminar dengan mengundang nara sumber yang berkompeten kelimuannya dalam bidang psikologi, yaitu Ibu Dra. Nana Maznah Prasetyo, M.Si. Seminar ini mengemukakan tema yaitu, Menjadi Diri Saleha Untuk Mendidik Anak Menjadi Saleh dan Saleha.”  Judul tersebut telah menggambarkan bahwa kita harus melihat diri kita terlebih dahulu sebelum mendidik, apakah diri kita sudah patut menyandang sebutan soleha atau belum?

Ibu Dra. Nana Maznah Prasetyo, M.Si memaparkan tentang Perkembangan Pribadi Orang Tua atau Guru. Beliau mengatakan bahwa Jiwa dan Pikiran seseorang mempengaruhi Perilakunya Tentunya Pengalaman Masa Lalu juga mengambil bagian yang mempengaruhi Jiwa dan Pikiran seseorang. Sementara Orang tua atau Guru adalah individu yang paling berperan dalam kehidupan seorang anak.

Setiap Jiwa manusia pastinya memiliki masa lalu yang berperan terhadap karakter kita yang terbangun sampai saat ini. Tetapi kita adalah pembelajar sejati karena telah melakukan Pembelajaran Seumur Hidup. Karena mengasuh anak atau mendidik siswa, sejatinya adalah mendidik diri kita sendiri.