Merawat Laut dalam Perspektif Pelaut

Merawat Laut dalam Perspektif Pelaut
Koleksi foto pribadi

Pelaut, Kapal dan Laut satu kesatuan tak terpisahkan. Pelaut memiliki kontribusi penting dalam bidang perdagangan internasional. Kapal mampu mengangkut logistik dalam jumlah besar dari satu negara ke negara lainnya melalui media Laut (baca: air). Karenanya, Pelaut dalam perspektif global harus mampu mengoperasikan kapal sekaligus merawat lingkungan laut untuk keberlangsungan bisnis maritim.

Perumpamaan dalam transportasi darat, seorang supir dan kernet truk secara rutin perlu memeriksa kesiapan mesin, roda, muatan serta golongan kendaraan. Kondisi-kondisi tersebut perlu pemahaman sebelum memilih jalan atau jalur yang akan dilalui. Sebab, jelaga hitam knalpot menghambat penglihatan, karet keras roda merusak aspal, dan kelebihan muatan menyulitkan olah gerak kendaraan.

Sebangun dengan transportasi laut, Pelaut menghabiskan banyak waktu di laut sehingga menjadi bagian terbesar dalam merawat lingkungan laut. Berbagai berita menyebutkan pencemaran laut oleh kapal masih menjadi masalah utama hingga hari ini. Menurut PP No. 19 Tahun 1999, pencemaran laut merupakan masuknya makhluk hidup, zat, dan energi ke laut sehingga menyebabkan penurunan kualitas baku mutu dan fungsi laut.

***

Pencemaran perairan laut oleh tumpahan minyak masih sering terjadi. Penyebabnya beragam, seperti kecelakaan kapal minyak, pengeboran minyak lepas pantai, galangan kapal, penghancuran kapal tua, dan sebagainya. Di beberapa kasus, tumpahan minyak juga dapat terjadi saat kapal melakukan bongkar muat minyak di pelabuhan maupun laut. Kesalahan awak kapal menyebabkan tumpahan minyak ke laut, seperti pipa pecah dan kebocoran pompa.

Praktik pembuangan sampah ke laut dari kapal masih marak terjadi hingga sekarang. Perusahaan pelayaran perlu mendesak kapal untuk melakukan perbaikan manajemen pengelolaan sampah serta melakukan penindakan bagi pembuang sampah. Di beberapa waktu terakhir viral di media sosial, video berisi gambar seseorang membuang kantong sampah berkali-kali ke laut.

Selain sebagai pengangkut orang dan barang, kapal juga dapat melakukan pengerukan untuk mendalamkan alur pelayaran. Kekhawatiran dampak pengerukan terhadap kehidupan mamalia laut sering terjadi, meskipun belum banyak orang tahu. Berdasarkan literatur yang ada, bahwa terdapat dampak langsung dan tidak langsung serta dampak negatif dan positif terhadap mamalia laut.

Kapal menghasilkan limbah akibat pembuangan air got maupun tumpahan minyak saat proses pengisian bahan bakar. Sebuah penelitian terhadap kapal penumpang, terhadap mendesaknya tindakan pencegahan pencemaran laut oleh minyak kapal. Menyadari akan besarnya risiko pencemaran minyak di laut, maka perlu segera melakukan upaya-upaya pencegahan.

Sekitar April 2023 lalu, sebuah kapal pengangkut minyak mentah bertabrakan dengan kapal lain di Laut Kuning, China. Kecelakaan itu memicu tumpahan minyak yang mencemari perairan di sekitar pelabuhan minyak terbesar China di Qingdao. Pemilik kapal minyak menyatakan telah menerapkan prosedur darurat untuk meminimalisir kebocoran, dan melibatkan para ahli membantu menghentikan tumpahan minyak agar tidak meluas.

***

Menilik berbagai dampak pencemaran laut diatas, lebih banyak karena kelalaian manusia sebagai faktor penyebabnya. Setiap terjadi peristiwa kecelakaan kapal, seluruh perwakilan negara maritim berkumpul, mengevaluasi, lalu merumuskan sebuah metode pencegahan. Dalam dunia maritim, kegiatan seperti itu disebut konvensi dan hasilnya tertuang dalam Marine Pollution Convention.

Seluruh negara maritim meratifikasi pertama kali tahun 1973/1978, dan sampai saat ini terus mengalami pembaharuan terhadap teknologi, tempat, dan kapan pencemaran terjadi. Konvensi MARPOL merupakan konvensi internasional mengenai pencegahan polusi di laut oleh operasional maupun kecelakaan kapal. Pelaut sebagai kontributor utama terjadinya pencemaran laut, wajib mempedomani dan melaksanakan seluruh kesepakatan pranata pencegahan pencemaran.

Pencemaran laut akibat tumpahan minyak, sampah kapal, pengerukan, limbah B3, dan tubrukan kapal, bukan saja berdampak pada kapal melainkan lingkungan sekitar. Sedemikian besar dampak biaya pencemaran yang tidak tertanggung oleh kapal, pelayaran dapat mengasuransikan kapalnya. Bagi kapal pemegang Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran dari Kapal (SNPP), berhak mendapat perlindungan Marine Hull & Protection Indemnity atas munculnya pembiayaan baru.

“Pembiayaan baru”, contohnya, biaya kehilangan properti, waktu, bahkan korban jiwa atas sebuah kecelakaan maritim yang tidak terhindarkan. Beberapa waktu lalu, kandasnya MV. Ever Goven di Terusan Suez mengakibatkan kerugian hingga $15.000.000 perhari, dan bagi pengelola terusan harus menelan kerugian hingga 9.6 miliar dollar. Kerugian-kerugian tersebut tentu berpotensi menghambat kesinambungan bisnis maritim secara keseluruhan.

Selamat Hari Pelaut Sedunia! Anda adalah orang-orang yang peduli dan bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan laut dari polusi dan kerusakan. Semoga kita selalu menjadi teladan serta pembawa perubahan positif bagi dunia. Penutup, semoga artikel ini bermanfaat bagi kita yang ingin menyaksikan lingkungan laut yang bersih dan sehat untuk hari ini serta generasi berikutnya.

 

Wahyu Agung Prihartanto, Master Marine dari PIP Semarang.