Kanker, Germas, dan Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan
(Penulis: Dwi Handriyani, ASN Kementerian Kesehatan)
Berpapasan di lorong kantor dengan Mbak Ari, salah seorang kawan yang dulu pernah satu lantai, membuka mataku bahwa begitu pentingnya rutin untuk melakukan medical check-up (MCU) meski harus mengeluarkan uang sendiri. Mbak Ari, seorang co-worker yang berpendidikan profesi apoteker bercerita bahwa dirinya tengah berjuang melawan kanker payudara stadium 0.
“Wi, aku ketahuan kanker payudara dengan stadium 0 sewaktu melakukan general medical check-up secara mandiri di RS lebih dari 11 tahun lalu. Meski stadium 0 yang terdeteksi, aku harus meminum obat anti-progesteron selama 10 tahun untuk mencegah penyebaran kanker itu. Insya Alloh, tahun depan menurut dokter onkologi obat itu akan distop,” ungkap temanku, Mba Ari.
“Masya Allah, Mbak Ari. Kanker payudara yang ‘cuma’ stadium 0 bisa terdiagnosis ya, mbak,” kataku penasaran.
“Iya, wi. Pengalaman hidup 1 tahun di Jerman di tahun 2011 memberiku pemahaman urgensinya rajin MCU. Di sana orang-orangnya begitu care untuk mencegah penyakit. Salah satunya adalah dengan medical check-up (MCU). Saking carenya, aku diimbau teman-teman di sana untuk sering MCU. 1 tahun di Jerman, aku sampe 4x MCU loh, wi”, ujar kawanku yang berpendidikan profesi sebagai apoteker.
Adapun secara sederhana, pencegahan kanker payudara itu sendiri bisa dilakukan dengan metode “Sadari”. Metode dengan meraba dan mencermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting (sumber: Direktorat P2PTM, Kemenkes).
Lakukan “Sadari” untuk Mencegah Kanker Payudara. Sumber: Anna Tarazevich, Pexels.com
Germas dan Urgensi Pemeriksaan Kesehatan untuk Pencegahan Kanker
Bulan Februari baru saja berlalu, bulan ini tidak hanya dikenal dengan Hari Kasih Sayang “Valentine’s Day”pada tanggal 14 Februari. Namun, juga diketahui sebagai “Bulan Kanker” dengan adanya peringatan “Hari Kanker Sedunia” di tanggal 5 Februari dan “Hari Kanker Anak Sedunia” di tanggal 15 Februari.
Perbincanganku dengan Mbak Ari seolah-olah menyadarkan diri untuk tidak lelah melakukan pencegahan terhadap penyakit dan menjaga kesehatan dengan sebaik mungkin. Hal tersebut sejalan dengan Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai payung hukumnya.
Germas merupakan kebijakan yang digelontorkan pemerintah untuk preventif dan promotif kesehatan. Hal ini terkait dengan perubahan gaya hidup masyarakat, transisi epidemiologi dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, serta beban ganda permasalahan gizi (double burden of malnutrition) di mana prevalensi balita pendek (stunting) dan balita kurus (wasting) masih tinggi sementara prevalensi gizi lebih cenderung meningkat (sumber: Tiga Tahun Germas, Lesson Learned, Kemenkes, 2019).
Terdapat 7 langkah untuk melaksanakan Germas, yakni:
- Melakukan Aktivitas Fisik
- Budaya Konsumsi Buah dan Sayur
- Tidak Merokok
- Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
- Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
- Menjaga Kebersihan Lingkungan
- Menggunakan Jamban Sehat
Poin kelima Germas menjadi sebuah gambaran penting yang seirama dengan telah disampaikan Mbak Ari. Kanker yang merupakan penyakit tidak menular bisa dideteksi sejak dini dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Sedangkan, deteksi dini untuk kanker anak lebih sulit diketahui karena anak-anak pada umumnya belum mampu untuk mengemukakan apa yang dirasakan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali tanda dan gejala kanker pada anak, sehingga dapat dilakukan penanganan segera dan tingkat kesembuhan menjadi lebih besar. Menurut Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Direktorat P2PTM, Kemenkes) di dalam lamannya p2ptm.kemkes.go.id menjelaskan:
- Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Gejala leukemia antara lain pucat, lemah, anak rewel, napsu makan menurun; demam tanpa sebab yang jelas; pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening; kejang sampai penurunan kesadaran; pendarahan kulit dan atau pendarahan spontan; nyeri tulang, seringkali ditandai dengan anak tidak mau berdiri dan berjalan, dan lebih nyaman digendong; pembesaran buah zakar dengan konsistensi keras.
- Retinoblastoma adalah tumor ganas primer pada mata yang sering dijumpai pada anak usia di bawah 5 tahun. Gejala yang ditimbulkan berupa manik mata berwarna putih, mata kucing, juling, kemerahan, pembesaran bola mata, peradangan jaringan bola mata, dan penglihatan buram.
- Osteosarkoma atau kanker tulang adalah keganasan yang timbul di tulang. Kanker ini ditandai dengan gejala nyeri tulang di malam hari atau setelah beraktivitas; pembengkakan, kemerahan dan hangat di area nyeri tulang; patah tulang setelah aktivitas rutin; gerakan tulang terbatas; nyeri menetap di punggung; demam, cepat lelah, penurunan berat badan, dan pucat.
- Limfoma Maligna adalah keganasan primer jaringan getah bening yang bersifat padat. Gejala yang harus diwaspadai antara lain pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, pangkal paha, dan tanpa rasa nyeri; sesak napas, tersumbatnya saluran pencernaan, demam, keringat malam, lemah, lesu, napsu makan berkurang, penurunan berat badan.
- Karsinoma Nasofaring adalah tumor ganas pada daerah antara hidung dan tenggorokan. Gejala dini yang perlu diwaspadai adalah ingus bercampur darah, pilek dan air ludah kental, hidung tersumbat, mimisan, tuli sebelah, telinga berdengung, nyeri telinga, rasa penuh di telinga.
- Neuroblastoma yaitu tumor embrional dari sistem saraf simpatis yang berasal dari cikal bakal jaringan saraf. Gejala yang ditimbulkan antara lain pendarahan di sekitar mata dan mata menonjol; nyeri tulang; perut terasa penuh dan diare; kelopak satu sisi mata menurun, kontraksi pupil, mata kering, pembengkakan di leher; nyeri, lumpuh, gangguan fungsi kandung kemih dan usus.
Yuk, ikuti lini masa kami di Instagram captwapri untuk informasi terbaru lainnya!
Baca juga:
Tinggalkan Balasan