Membangun Karakter Mental yang Sehat dengan Membaca
Oleh : Yusuf Amin
Membaca menjadi salah satu tolak ukur untuk melihat kualitas Sumber Daya Manusia. Bagi yang rajin membaca, apabila seseorang mendapat berita yang belum valid maka dia akan mencari kebenaran atas berita itu. Dampaknya adalah tidak mudah orang tersebut terkena berita hoax atau berita bohong. Orang yang rajin membaca biasanya akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga mereka mempunyai motivasi yang tinggi untuk selalu belajar. Hal ini bisa kita lihat bagaimana negara Jepang bisa menjadi negara maju. Masyarakatnya sangat rajin membaca sehingga kualitas Sumber Daya Manusianya sangat pinter, cerdas, memiliki daya ingat yang baik, tidak mudah pikun, dan memiliki umur yang Panjang.
Lain halnya di Indonesia, pada masyarakatnya minat baca sangat rendah. Hal ini dikarenakan budaya baca belum menjadi kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan. Akibatnya sangat mudah sekali masyarakat menerima berita hoax dan mudah dibohongi / ditipu. Akhirnya banyak orang yang stress dan ketipu banyak hal. Contoh kecil minimnya literasi keuangan, yang mana banyak orang terjerat pinjaman online. Hal itu sangat membuat tidak nyaman karena pasti akan ditagih oleh debt collector atau bahkan bisa dipermalukan. Inilah yang membuat Kesehatan mental terganggu. Bahkan kalau tidak kuat iman, orang tersebut bisa melakukan bunuh diri.
Kesehatan Mental dan Korelasinya dengan Membaca
Menurut Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN dalam bukunya yang berjudul “Kesehatan Mental Persperktif Psikologis dan Agama” bahwa Kesehatan mental merupakan keadaan psikologis orang yang ditandai dengan kemampuan mengelola emosi dan pikiran, mengembangkan potensi diri, berinteraksi dengan orang lain secara konstruktif, bekerja / belajar secara produktif dan berkontribusi bagi kesejahteraan bersama. Menjaga mental dan jiwa merupakan hal penting untuk mengelola emosi agar kita tidak Overthinking terhadap orang lain dan diri sendiri. Hal itu dapat membuat kita jadi berpikir yang positif dalam menjalani hidup. Terkadang banyak sekali orang yang berlebihan dalam menyikapi sesuatu dan dapat memicu prasangka buruk tanpa kita ketahui asal asulnya sehingga menjadikan mental yang tidak sehat.
Ada beberapa karakter mental yang tidak sehat yang dapat kita lihat. Seperti orang yang mudah lupa, tidak mempunyai falsafah hidup, gampang stres atau depresi, dan menurunkan daya konsentrasi. Hal itu dipicu oleh rendahnya budaya membaca dalam hidupnya. Akhirnya dari mental yang tidak sehat, dapat memicu berbagai penyakit batin dan rohani. Dari penyakit rohani, bisa gampang marah,iri hati, dengki, dan dendam. Dari penyakit batin kita mudah kena penyakit stroke atau hipertensi. Ini penyakit yang dihinggap apabila Kesehatan mental terganggu.
Dari berbagai macam penyakit di atas, maka sudah semestinya kita membudayakan membaca guna meningkatkan daya ingat. Karena otot pada otak selalu digerakan untuk menyerap informasi yang diperoleh. Sehingga orang yang rajin membaca buku, memiliki daya konsentrasi tinggi dan terhindar dari penyakit lupa atau pikun. Dengan membaca, maka harapan hidup masyarakat bisa lebih Panjang dan Kesehatan mental jadi terjaga. Karena setiap orang memiliki hak untuk hidup yang lebih baik dan sehat. Oleh karenanya luangkan waktu kita untuk membaca buku yang bermanfaat untuk diri kita. Seperti buku motivasi, agama, kisah orang sukses, Al-Qur’an, dan buku – buku lainnya
Sebagai gambaran kita bisa mengambil tauladan dari Buya Hamka. Buya Hamka salah satu ulama yang produktif membaca dan menulis. Banyak sekali karya yang beliau lahirkan. Mulai dari Kitab Al – Azhar, novel, dan buku. Buya Hamka memiliki sifat mulia. Dikisahkan dalam buku “Ayah Kisah Buya Hamka” karangan Irfan Hamka. Diceritakan bahwa Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Sukarno pernah berbuat zalim pada Buya Hamka. Singkat cerita, di waktu Ir. Sukarno meninggal, atas wasiat almarhum sendiri, mohon kiranya Ketika Ir. Sukarno meninggal, yang mensholati jenazahnya adalah Buya Hamka. Mandapat kabar itu, Buya Hamka langsung datang untuk melaksanakan wasiat. Dengan khusyu dan tanpa ada rasa dendam, Buya Hamka maju menjadi imam sholat jenazah dan mendoakannya. Inilah salah satu tauladan yang bisa kita contoh bahwa pengetahuan dan wawasan yang luas dapat membersihkan hati dan menyehatkan mental.
Membangun Kebiasan Membaca
Dari kisah Buya Hamka, marilah kita buat rutinitas untuk selalu membaca. Seseorang yang rajin membaca, maka dalam menjalani pekerjaan atau aktifitas sosialnya, dia tidak akan mudah menyerah dan emosi. Karena dalam membaca ada sebuah semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mawas diri. Hal itu akan membawa dampak positif pada hidupnya dan terbebas dari rasa stres.
Hal pertama yang kita lakukan adalah carilah teman atau komunitas yang punya hobi membaca atau kita bisa mengikuti web binar motivasi membaca. Lalu paksakan diri kita untuk membaca buku yang kita sukai. Minimal sebulan sekali kita menghatamkan satu buku. Saat ini, sangat mudah sekali kita memperoleh buku secara online dan gratis. Kita bisa install Ipusnas di HP atau di laptop kita. Aplikasi Ipusnas merupakan aplikasi perpustakaan berbasis digital yang bisa diperoleh semua orang. Dan kita bisa juga memperoleh buku di google play book banyak tersedia banyak pilihan bukunya. Demikian yang penulis sampaikan. Terima kasih.
Baca Juga :
- Meneladani Perjuangan Frans Seda Dalam Pembangunan Negara Indonesia
- Sensasi Chikbul Yang Mengerikan
- Menyiapkan Masa Depan Anak melalui Jejak Digital
- Meneladani Perjuangan Frans Seda Dalam Pembangunan Negara Indonesia
Yuk ikuti terus linimasa CAPTWAPRI.ID agar tidak ketinggalan informasi lainnya.
2 Comments