Serahkan Pada Ahlinya
Oleh : Lies Lestari
Aura pesta Demokrasi sudah terasa di tahun ini meskipun pelaksanaan Pemilu masih 2 tahun ke depan. Nama-nama para calon pemimpin bangsa sudah mulai bermunculan, dan partai sedang gencar mengusung jagoannya untuk maju menjadi calon persiden di tahun 2024. Berbagai kegiatan dari berbagai partai pengusung dilakukan untuk memberikan citra yang baik bagi para calon pemimpin andalan mereka.
Masyarakat pada umumnya memiliki pilihan yang telah banyak di tampilkan oleh media dengan gencar. Sosok kandidat pemimpin yang diusung masih wajah-wajah lama yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Diperlukan keahlian dari partai pendukung agar kandidatnya menjadi primadona di hati masyarakat. Sebelum masa pemilihan tiba, para kandidat melakukan pencitraan yang dikemas dengan cantik, salah satunya adalah melakukan sosialisasi dengan turun ke lapangan untuk mendengarkan dan menampung aspirasi dan berbagai keluhan dari suara masyarakat.
Sebagian orang tertarik memilih salah satu kandidat sekedar ikut-ikutan hanya karena jumlah pemilihnya banyak. Sehingga rekam jejaknya sang kandidat terabaikan, atau memilih karena dukungan materi yang sesaat pada saat kampanye berlangsung. Hal-hal seperti ini yang terkadang membuat kita lupa akan kriteria yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin.
Pemimpin ideal pastinya impian semua rakyat, karena banyak harapan yang akan digantungkan pada sosok pemimpin pilihan kita. Dibutuhkan pengetahuan yang baik dari masyarakat untuk cerdas dalam memilih calon pemimpin, yang akan memegang tampuk kepemimpinan. Ketika kita salah memilih pemimpin maka suatu saat akan tiba kehancurannya, seperti hadis Nabi Muhammad SAW yang berkata “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (Hadits Bukhari Nomor 6015).
Seperti apa ya pemimpin yang akan kita pilih? Apa saja ya kriteria pemimpin ideal ? perlu kita ketahui ada 3 kriteria yang mutlak bagi calon pemimpin yang ideal kelak, yaitu :
Pertama, seorang pemimpin harus memiliki hati nurani yang akan membimbingnya menjadi pemimpin peduli terhadap rakyatnya. Pemimpin yang mengedepankan hati nurani, maka rakyat yang dipimpinnya tidak merasakan ada tekanan dalam menjalankan kebijakannya.
Kedua, pemimpin yang memiliki kecerdasan, baik kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan social dan kecerdasan spiritual. Semua kecerdasan itu akan membimbing seorang pemimpin mampu melihat secara cepat berbagai macam perubahan yang terjadi dan mencari solusi dengan tepat melalui keahlian dan keterampilan yang dimiliki.
Ketiga, pemimpin yang Jujur dan memiliki keberanian dalam mengemban amanah dari rakyat, serta berani mempertanggung jawabkannya. Selaras dengan apa yang diucapkan dan yang dijanjikan, serta mengutamakan kepentingan rakyatnya di atas kepentingan pribadi.
Pastinya akan sulit menemukan calon pemimpin yang memiliki 3 kriteria tersebut di atas. Bisa jadi hanya 1 atau 2 kriteria yang dimiliki oleh seorang calon pemimpin, atau bahkan tidak sama sekali. Jiwa kepemimpinan sudah seharusnya dimulai dari diri sendiri. Bagaimana kita mulai memimpin diri untuk melakukan hal-hal yang baik, khususnya dalam mengontrol hawa nafsu. Terkadang niat untuk melakukan hal yang baik, selalu berhadapan dengan keinginan yang buruk, di sinilah kepemimpinan diri untuk kuat melawan hal yang buruk agar tidak dilakukan.
Jadikan diri kita menjadi pribadi yang pandai memimpin diri sendiri dengan mengacu pada kriteria-kriteria seorang pemimpin yang ideal. Sehingga, kita menjadi sosok yang ahli dalam mengendalikan diri serta memiliki prinsip yang kuat dalam kebaikan, karena hati senantiasa berubah-ubah, maka dengan demikian, diri kita layak untuk memegang tampuk kepemimpinan.
Tinggalkan Balasan