Perempuan Alpha Perempuan yang Tak Butuh Pria Mitos Belaka

Perempuan Alpha Perempuan yang Tak Butuh Pria

Mitos Belaka

“Perempuan alpha bukanlah perempuan biasa, dia bisa melakukan apa saja bahkan tanpa pria” begitu katanya. Perempuan yang satu ini semua pekerjaan dan  apa pun masalah yang sedang dihadapi, mampu mencari solusi dan diputuskan sendiri. Apakah pernyataan ini sepenuhnya benar? Apakah benar demikian, kalau perempuan alpha itu ibarat manusia yang setengah dewa, tangguh, kuat, dan tak terkalahkan? Apakah tidak ada sisi mana pun yang menunjukan, bahwa perempuan alpha memiliki sisi kewanitaan yang sama dengan perempuan lainnya?

Perempuan alpha atau alpha female, istilah yang disematkan bagi perempuan yang dominan, memimpin di setiap aspek kehidupan. Perempuan ini cenderung tegas, memiliki kemauan yang sangat kuat terutama dalam mencapai tujuan mereka. Kata alpha sendiri memiliki arti yaitu seorang pemimpin, atau memiliki kemampuan memimpin yang nyaris menyamai pria. Perempuan Alpha adalah sosok perempuan yang mengenal betul dirinya, dan sepenuhnya sadar atas segala yang diinginkan. Tipe perempuan yang tidak suka didikte, dan lebih maskulin dari perempuan lainnya. Rasa percaya dirinya yang tinggi, menjadi bahan bakar baginya untuk membangun tangga kesuksesan.

Di hari ini kita bisa dengan mudah menemukan perempuan yang mandiri, bahkan kemandirian itu terlihat dari cara mereka menyelesaikan masalah. Kemampuan berpikir dengan logika yang sama baiknya seperti pria, mampu melakukan pekerjaan kasar dan hasil pekerjaan itu juga sama baiknya dengan pria. Hal ini tentu menjadi luar biasa, perempuan begini seolah sanggup hidup sendiri, tidak banyak drama, cerdas dan lugas. Meskipun demikian, perempuan alpha saat ini dihadapkan pada stigma katanya ‘suka pilih-pilih pasangan’.  Perempuan alpha itu identik sebagai perawan tua yang tak kunjung menikah, karena sibuk dengan pencapaian dan pilih-pilih pasangan.

Padahal alpha memiliki sifat yang ramah kepada siapa saja, meskipun mereka cukup mengenal banyak pria, tetapi memiliki kemampuan memegang kontrol atas perasaannya. Perempuan alpha juga sering jadi bahan olok-olokan, kalau mereka suka jual mahal, terlalu berekpektasi tinggi dan terlalu mandiri. “Makanya jadi perempuan itu jangan terlalu milih,” “Makanya jadi perempuan itu sekolah jangan tinggi-tinggi amat” Seolah perempuan alpha belum menemukan pasangan adalah kesalahan mereka karena terlalu kuat atas identitasnya. Alpha adalah perempuan yang mampu menghadapi segala rintangan, dan permasalahan hidup dengan baik. Perlu diketahui juga bahwa alpha unggul dalam perasaanya, tidak perlu membuang waktu terhadap pria yang dianggapnya tak tertarik kepadanya.

Perempuan alpha, juga selalu dinilai senang berkonfrotasi dalam lingkungan pekerjaan dan pergaulan. Hal ini karena mereka cenderung mendominasi dan mengatur orang lain. Ketangguhan dan keunggulan yang dimiliki perempuan alpha ini, bagi para pria tentu sedikit banyak mengintimidasi mereka secara tak langsung. Pria merasa tersaingi, dan khawatir tidak mampu mengimbangi si alpha. Awalnya alpha mungkin merasa hidup baik-baik saja jika belum juga menemukan pasangan yang diinginkan. Bagi mereka lawan jenis yang memenuhi kriteria mereka itu penting, sehingga hidup tanpa pria itu bukanlah masalah.

Namun seiring waktu akhirnya perempuan alpha berpikir ada yang salah dengan dirinya. Merasa lawan jenis tak tertarik padanya, karena nyatanya belum juga ada yang berani mendekat, sehingga mulai bertanya-tanya apakah ada yang salah pada dirinya. Sifat dan karakter alpha selalu ingin mengontrol dan mengendalikan suatu hubungan. Sifat percaya dirinya mengarah pada tindakan yang tegas dan kadang juga suka bablas kepada siapa saja. Para pria sering mengira karakter alpha yang seperti ini akan sampai pada kehidupan percintaan dan rumah tangga. Alpha biasanya mengharapkan pasangannya memiliki ambisi tinggi seperti dirinya. Berharap jika pria juga dapat bergerak secepat dirinya untuk mengimbangi mereka. Kaum pria sendiri merasa, bahwa perempuan tak seharusnya menggunakan kecerdasan mereka untuk mengintimidasi mereka.

Ragam reaksi bermunculan di masa kini tentang perempuan alpha, dengan pesonanya yang mengagumkan bak seorang dewi ini, kalau menghadapi alpha itu menyulitkan. Anggapan ini justru ini mengarah pada toxic masculinity? Sehingga memunculkan sebuah pertanyaan, apakah benar jika perempuan alpha selalu bersikap mengintimidasi, selfish, kompetitif, terhadap pasangan mereka? Menurut seorang psikiater bernama Ayo Gathing, bahwa itu hanyalah mitos semata. Perempuan alpha justru memiliki pola pikir yang sederhana, dan mereka adalah perempuan berdedikasi tinggi. Kehadiran pria dalam kehidupan seorang alpha female tentu dibutuhkan sebagai orang yang memberikan dukungan. Mitos ini mengaburkan fakta bahwa, alpha juga seorang perempuan yang manja, dan senang mencari perhatian dari pasangan mereka.

Masyarakat beranggapan, kalau perempuan alpha itu ambisius dalam hal memimpin dan bersaing di ranah pekerjaan. Padahal pekerjaan dan kehidupan pribadi merupakan dua hal yang berbeda. Perempuan alpha adalah perempuan yang tekun dalam pekerjaan mereka, fokus dalam mencapai impian. Tentu saja ini pun termasuk dalam persoalan hubungan, mereka adalah perempuan yang serius dalam menjalani sebuah komitmen. Mereka akan menginvestasikan semua perasaan, energi dan materi yang dimiliki dalam membangun sebuah hubungan agar lebih berkualitas. Mereka memiliki visi yang jelas, sehingga tidak terpikir untuk menyia-nyiakan waktu  mempermainkan perasaan orang lain.

Perempuan alpha tidak sepenuhnya menggunakan perasaan mereka, logika yang mendominasi membuat mereka selalu bersikap tegas dan lugas. Dalam artian mereka lebih menyukai kejelasan dalam sebuah hubungan yang sedang berlangsung. Mereka perempuan penuh inisiatif, tetapi tidak senang bila harus memegang kendali penuh untuk suatu hubungan. Kecerdasan nalar yang tinggi membuat mereka ingin menciptakan hubungan yang penuh kebahagiaan di masa depan. Perempuan yang bisa dikatakan ‘solutif’ dan dewasa dalam bertindak, tidak menyukai banyak drama. Semua ini tentu menjadi penentu langgengnya suatu komitmen bukan?

Seorang alpha female itu kuat di setiap aspek kehidupan, seolah olah diserupakan manusia setengah dewa yang tahan banting dan tidak memerlukan bantuan dari siapa pun. Ini juga sebuah mitos yang salah, padahal besar kemungkinan seorang perempuan alpha sudah lelah untuk membuat keputusan di segala bidang kehidupannya. “Sealpha-alpha” nya perempuan alpha, mereka juga ingin diperhatikan, senang diberikan kasih sayang dan perlindungan. Semua bentuk kasih sayang dan cinta tersebut justru membuat seorang alpha sangat berdedikasi dalam suatu hubungan, terutama persoalan berumah tangga.

Perempuan alpha yang katanya pemilih dalam hal pasangan, tak dapat kita terima secara mentah begitu saja. Alpha dengan karakter yang kuat memang tidak mudah dalam menemukan pasangan, tetapi tidak perlu sampai menurunkan standar mereka sebagai perempuan. Perempuan alpha sama seperti perempuan lainnya di dunia ini, mereka berhak untuk mendapatkan sosok pria terbaik versi mereka. Pria yang sesuai dengan karakter kuat yang dimiliki seorang alpha untuk menemani hidup ini. Bersama-sama saling mendukung dalam meraih tujuan dan impian yang didambakan oleh setiap insan manusia.