Detoks Digital

Detoks Digital
Sumber Foto : Pixabay

Anak-anak dan remaja banyak menghabiskan waktu di depan layar gawai antara 3,5 hingga 4,5 jam per hari. Terlalu banyak menggunakan gawai pintar bisa berdampak efek buruk, kebiasaan memeriksa smartphone sebelum tidur menyebabkan gangguan stres. Menahan diri menggunakan perangkat elektronik di dunia maya dengan berinteraksi sosial di dunia nyata, niscaya bisa mengurangi stres.

Mungkin, tak lazim di tengah masyarakat yang sudah sangat tergantung pada teknologi, namun justru fenomena penggunaan “ponsel bodoh” terus meningkat. CNBC merilis, di tengah krisis hutang melanda Amerika Serikat, kebutuhan warganya terhadap ponsel lipat malah meningkat. Minat kaum muda terhadap “trend” ponsel tahun 1990an hingga 2000an seperti antik, kamera sekali pakai semakin ngetren.

Siklus nostalgia melanda sebagian besar kaum muda di beberapa belahan dunia. Keterpaparan ponsel pintar sudah cukup meresahkan, para orang tua ramai-ramai berpindah sembari mengajak anak-anaknya menggunakan ponsel jadul. Gerakan ini terbukti cukup ampuh mempengaruhi kaum muda sehingga mau beralih ke ponsel lipat atau ponsel geser.

***

Sepanjang mata memandang dari buka mata hingga menjelang tidur, kita tidak mau kehilangan peluang melototi gawai. Pendar cahaya layar menerobos mata diantara gelap kamar, lalu mata kehilangan rasa kantuk, meski tubuh penat. Seperti kalian tahu, sulit tidur menyebabkan masalah fisiologis, glukosa menurun, tekanan darah tinggi, serta peningkatan inflamasi.

Bagi orang yang bekerja jarak jauh memerlukan komunikasi gawai dengan keluarganya, kebuntuan informasi keluarga dapat meningkatkan kecemasan. Kebutuhan online terus-menerus berpotensi menurunkan hubungan sosial, hubungan individu, bahkan kemampuan berinteraksi di dunia nyata. Alih-alih, harapan ponsel pintar yang multi-tasking, justru berpotensi menurunkan rentang perhatian.

Kita bisa menyaksikan keacuhan seseorang akibat melihat gawai berlama-lama. Ketegangan otot akibat menahan kepala ke depan dan ke bawah berulang dapat menyebabkan ketidaknyamanan leher kita. Setelah kita memahami efek samping ketergantungan perangkat teknologi, perlu melakukan pembatasan kebisingan melalui detoks digital.

Kembali ke masa silam melalui ponsel lipat dan sejenisnya, orang dapat membatasi paparan digital. Keterbatasan fasilitas pada ponsel bodoh justru mendorong orang untuk tidak selalu mendewakannya. Dan, pada saatnya seseorang akan mampu membangun komunikasi yang sehat dengan teknologi.

***

Reuni merupakan emosi positif sekelompok orang yang terhubung dengan kebahagiaan di masa lalu. Bertahun-tahun, pakar marketing selalu mencari bahwa masa lalu dapat membangkitkan emosi positif terhadap sebuah produk. Pencarian masa lalu yang dapat membangkitkan kenangan positif akan menghubungkan emosi dengan konsumen.

Kenangan masa lalu membuat konsumen rela membayar lebih untuk merek tertentu serta keterlibatan digital dengan merek tersebut. Nostalgia turut menentukan seseorang membeli ponsel jadul karena mampu membangkitkan kenangan komunikasi seluler di masa lalu. Di beberapa negara, metode ini bukan saja menggaet generasi muda, melainkan mereka yang tumbuh besar menggunakan ponsel lawas.

Sebuah perusahaan ponsel lawas paham betul kondisi ini, mereka melakukan pemasaran produknya untuk meningkatkan penjualan. Mereka mampu membangkitkan produk masa lalu sambil mengenang masa keemasannya. “Ponsel pertamaku adalah “anu”! Itu juga ponsel lipat yang bagus. Ini mendatangkan kembali kenangan yang indah.” Itulah sebentuk ungkapan promosi yang ada. “Sejujurnya aku akan membelinya sekalian bernostalgia. Selagi hidup masih mudah.” Ungkapan lainnya.

***

Ponsel pintar memiliki fitur canggih, seperti kamera, GPS, serta beragam aplikasi yang mampu mengakses data pribadi dalam jumlah besar. Pengguna menggunakan data pribadi untuk kepentingan personal branding, dalam kasus tertentu data tersebut bisa bocor berbentuk pelanggaran data. Kini, orang semakin khawatir terhadap persebaran data pribadi mereka menyebar cepat di media sosial.

Normal, masyarakat kian khawatir dengan peluang penyalahgunaan data pribadi mereka. Karenanya, mereka perlu membatasi informasi pribadi secara kreatif untuk mencegah potensi pendulangan. Ponsel lipat jadul memiliki sedikit fitur yang mengumpulkan dan menyimpan data pribadi ketimbang ponsel pintar, sehingga ponsel lipat jadul bisa menjadi pilihan yang menarik.

Namun, produsen ponsel pintar tidak mungkin berdiam diri dan tertinggal jaman, jutaan ponsel pintar tetap beredar di seluruh dunia. Alih-alih, menggunakan ponsel pintar dan ponsel lipat sekaligus, dan hal ini memungkinkan pengguna melakukan detoks digital dalam satu genggaman. Smartphone berhasil melakukan detoks mandiri tanpa mengorbankan manfaat informasi dari platform online.

Wahyu Agung Prihartanto, Penulis dari Sidoarjo.

 

Baca juga:

Ikuti terus lini masa captwapri untuk informasi menarik lainnya!