RATU ELIZABETH II PEREMPUAN dan MONARKI

Lebih dari ribuan tahun yang silam, dunia pun telah silih berganti kisah dan cerita. Kisah yang telah tercatat dalam sejarah untuk dikenang semua orang di dunia ini sepanjang masa. Seolah tak pernah pudar kharismanya oleh masa dan zaman yang terus berubah-ubah. Siapa yang tidak tahu keluarga paling bergengsi di dunia, ialah Kerajaan Inggris berikut silsilah mereka. Cikal bakal penguasa Britania hingga hari ini, dan berabad silam kekal abadi dalam sejarah dan ensiklopedia dunia. Bahkan hingga hari ini pun kita masih membahas, bercerita tentang salah satu dari anggota Kerajaan Inggris tersebut.

Berulang kali keluarga Kerajaan Inggris mengalami era penuh intrik, dan skandal. Semua itu tak pernah memudarkan pamor Kerajaan Inggris yang sangat megah. Pada hari ini kita tidak sedang membicarakan isu-isu skandal tersebut, tetapi mengenal siapakah orang yang berhasil mempertahankan reputasi Kerajaan Inggris itu? Semua ini tak terlepas dari peran seorang Ratu yang telah berkuasa selama 70 tahun. Seorang Ratu dengan kekuasaan terlama di dunia, Ratu yang naik takhta dalam usia saat itu masih terbilang muda.

Di usia 25 tahun Sang Ratu mengambil alih tampuk kepemimpinan Inggris dan semua Negara Persemakmuran Britania Raya. Seorang perempuan muda kharismatik nan agung, dialah Yang Mulia Ratu Elizabeth II. Bermula dari pria bangsawan pewaris Kerajaan yang enggan untuk naik takhta. Pangeran Edward kala itu adalah putra dari Raja George V dan Ratu Mary. Raja Edward VIII meneruskan takhta ayahnya yang wafat pada 20 Januari 1936. Dalam waktu tak kurang dari satu tahun saja, Raja Edward VIII menyerahkan kekuasaannya pada adiknya, dengan alasan karena jatuh cinta. Pada 10 Desember 1936, Raja George VI dan istrinya Ratu Elizabeth kemudian meneruskan roda pemerintahan Kerajaan Inggris untuk seterusya.

Inilah yang kemudian menjadi suratan takdir seorang perempuan bernama Putri Elizabeth Alexandra Mary. Seorang perempuan cantik menawan telah menjadi pewaris kerajaan karena sang paman memilih lengser. Setelah ayahnya Raja George VI wafat pada tahun 1952. Sebuah penobatan yang besar lagi agung menakjubkan, bahkan dirayakan oleh seluruh dunia saat itu. Elizabeth II di usia 25 tahun menjadi Ratu Inggris dan sekaligus Kepala Negara Persemakmuran. Dinobatkan sebagai ratu pada 2 Juni 1953, dengan kereta kuda bersepuh emas diikuti iringan pasukan berkuda. Sungguh suatu peristiwa yang luar biasa, jutaan mata menyaksikan penobatan ratu baru mereka. Penobatan Ratu Inggris pertama yang disiarkan di televisi secara langsung saat itu.

Bukan hal yang mudah untuk dilalui oleh Ratu Elizabeth II, ketika Beliau diketahui akan menjadi pewaris takhta maka semua kehidupan masa kecilnya pun ikut berubah. Belajar etika kerajaan dan dasar hukum monarki sejak kecil, telah dilakoninya, mempelajari banyak bahasa diantaranya adalah bahasa Perancis. Semua tindak tanduk perilaku dan pergaulan selalu menjadi sorotan semua pihak, terutama oleh kerajaan itu sendiri. Rekor kepemimpinan yang kabarnya, melebihi rekor nenek buyutnya yakni Ratu Victoria dengan takhta selama 63 tahun. Itu telah membuktikan kepada kita, sejatinya seorang perempuan belia mampu belajar dan berdiri tegak memimpin hampir separuh dunia ini.

Seorang perempuan muda belia menjadi Ratu, memimpin 16 kepala negara persemakmuran berdaulat berikut teritori dependensinya. Dalam kurun waktu 70 tahun sepanjang masa kepemimpinan yang tak bisa dibilang sebentar itu, Ratu Elizabeth II menghadapi banyak rintangan dan cobaan. Ada masa dimana Ratu Elizabeth II harus memisahkan urusan keluarga dan menegakkan aturan dalam kerajaan, terutama saat adik perempuannya Putri Margaret atau Countess of Snowdon ingin melepas gelar kerajaan, demi menikahi seorang duda. Ratu Elizabeth melakukan berbagai cara untuk melindungi adik semata wayangnya itu, meski pada akhirnya tak berakhir manis.

Seorang ratu yang pada akhirnya memiliki pasangan hidup, memiliki keturunan untuk mewariskan roda pemerintahan kerajaan. Pernikahan Ratu Elizabeth II dan  Pangeran Philip atau Duke of Edinburgh yang telah dibina selama 73 tahun, memberikan tiga orang anak yakni, Pangeran Charles, Puteri Anne, dan Pangeran Andrew. Memiliki tiga orang anak yang ketiganya menguji kesabarannya sebagai seorang ibu. Namun Ratu Elizabeth II membuktikan dengan tangan dinginnya itu kembali menegakkan aturan-aturan kerajaan meski akhirnya sekali lagi Kerajaan Inggris harus menjadi pemberitaan besar dimana-mana.

Ratu Elizabeth II menghadapi berbagai masalah dari Pangeran Charles anak pertamanya yang saat itu memilih berpisah dengan Putri Diana, Pangeran Edward dan Sarah Ferguson, tak luput juga Putri Anne bercerai dengan suaminya. Semua dihadapi dalam dinginnya tembok kastil Balmoral. Meski demikian tak lama selang beberapa tahun kemudian, untuk mengambil kembali hati rakyat Inggris dan dunia, Ratu Elizabeth II memutuskan untuk berpidato di hadapan publik melalui siaran televisi. Beliau memerintahkan mengibarkan bendera setengah tiang di Istana Buckingham, dalam rangka mengenang wafatnya Putri Diana.

Ratu Elizabeth II adalah seorang ratu kerajaan dan kepala pemerintahan, walaupun posisi ratu seolah di posisi lemah. Sikap dan karakter Ratu Elizabeth yang sangat konsisten dan berkomitmen sebagai bentuk pengabdian terhadap kerajaan dan rakyatnya itu tak bisa diragukan lagi. Sehingga berhasil mengontrol jalannya roda pemerintahan Inggris. Selama 70 tahun kepemimpinan dan kekuasaan, Ratu Elizabeth II jauh dari predikat seorang penguasa “diktator”.

Seorang ratu yang mandiri, handal dalam berkomunikasi dan mampu menjalin hubungan baik dengan semua kepala negara di seluruh dunia. Bersikap  netral dalam keberpihakan di dalam parlemen, adalah salah satu sikap yang dilakukan Ratu Elizabeth II demi rasa cintanya kepada rakyat Inggris. Terutama saat sang ratu mengganti biaya perbaikan Kastil Windsor dengan membayar pajak penghasilan. Sang Ratu melakukan ini dengan sukarela. Sungguh merupakan sikap yang sangat mulia dan patut menjadi teladan oleh semua pemimpin di dunia ini.

Sang Ratu yang rendah hati dan penuh kharisma ini bahkan telah memimpin sejak pasca-perang. Berhasil melewati masa sulit perang dingin sampailah di hari ini kita masih mampu mengingat jelas senyuman manis dan ramah Sang Ratu Inggris Penguasa Britania Raya. Kepergian seorang penguasa kerajaan pada Kamis 8 September 2022 lalu, terbilang sempurna untuk semua sejarah panjang yang telah berhasil diukir dalam sejarah kepemimpinan Kerajaan Inggris. Selamat jalan Sang Ratu, terima kasih atas prestasi gemilangmu. Biar ini menjadi bukti yang sangat konkrit atas dedikasi seorang perempuan yang telah melewati banyak perubahan sosial, dan rintangan dari zaman ke zaman.