Dirundung Rindu

Kini aku dirundung rindu.

Angin bertiup kencang ke arahku

Kebebasan angin menusuk tubuhku

Merasakan sejuknya yang mencekam

 

Mengiringi setiap langkahku ini

Gemercik dedaunan mulai berirama

Namun alunan nada ini sendu terdengar

Alunan nada ini melukai batinku

Semakin lama membuatku sakit

 

Kini aku dirundung rindu

Terserat dalam rindu yang tak berujung

Tenggelam dalam laut tak bertepi

Menyudutkan dalam tangisan luka

 

Rindu kepadamu membuatku resah

Namun ku tak mau dijajah oleh rasa rindu

Membawa setiap kecewa dan luka
Luka yang telah menghancurkan raga

 

Menemukanmu di Antara Buku dan Secangkir Kopi

Perempuan itu telah berlalu

Kini aku mencari di deretan toko-toko di kota

Di antara baju-baju yang berhimpitan

Di sela-sela celana yang menumpuk

Di deretan sepatu-sepatu yang berdebu

Aku mencarimu di malam yang pekat

Bersama sunyi hingga hujan di malam Hari

Dan kunang-kunang yang memancarkan cahayanya

Aku mencarimu di kanvas dan cat lukis yang kau punya

Di antara warna-warna yang kau kombinasi

 

Hingga wajah-wajah yang kau lukis

Aku mencarimu di antara buku dan secangkir kopi

Lalu aku menemukanmu di antara halaman-halaman buku

Bersama iringan-iringan kata demi kata yang membentuk cerita

Aku menemukanmu di antara rasa manis, pahit, dan pekatnya kopi

Bersama aroma yang kuhirup hingga ke dasar-dasarnya

 

Sabda Malam

Jemari senja mengetuk pintu kegelapan malam berwajah legam

Reranting enggan berbisik begitu pula dedaunan yang tak lagi bercakap

Suara-suara lenyap mendaki ke puncak senyap

Hanya napas malam, kian mencekam bersama bayang kelam

Menara kegelisahan berdiri di sudut rasa

 

Tubuh dingin berselimut debu terbaring letih terbingkai tirai kesepian

Tangan malam meraba-raba luka menjaga di dada

Aroma duka menghiasi jiwa dan raga
Tetes-tetes rindu mengalir membentuk harmoni ala

Hitam pekat seperti jelaga
Langit sepi, rembulan bersembunyi di balik awan

Mengintip ingin menerbangkan daun satu per satu

 

Melayang, jatuh ke tanah gersang, tinggal pohon kerontang perindu

Akar menunggu temu dengan air biru
Membasahi lantas diserap melalui pori-pori

Menjalar ke batang dan reranting kering

Dan dedaun semi kembali hiasi sepi

 

Baca juga:

Ikuti terus lini masa captwapri untuk informasi menarik lainnya!