Perempuan Bergaun Ungu (1)

Azan subuh tengah menggema saat Oi terjaga. Rintik hujan masih terdengar sedikit gemuruh karena jatuh tepat di atas sebuah atap baja ringan. Nada-nada yang dihasilkan lumayan beraturan seakan ada birama yang membuatnya jadi menarik. Udara pagi yang sangat dingin tak menyurutkan langkah pak Umar menuju masjid terdekat dari rumah. Dia tetap berjamaah subuh dan nyaris tak pernah absen meski hujan sekalipun.

Sudah menjadi rutinitas usai salat subuh di rumah, bu Umar menyiapkan teh panas untuk suami dan untuk dirinya sendiri. Ditemani beberapa potong kue, mereka tampak bahagia menikmatinya setiap pagi. Tak lupa sambil mendengarkan ceramah dari ustaz idola sebagai siraman rohani demi mendekatkan diri pada Illahi.

Pagi ini tak biasanya pak Umar pulang terlambat dari masjid. Bu Umar menduga ada sedikit keperluan atau sedang menyusun rencana dengan pak RT seperti yang dilakukannya tempo hari. Mereka berdua pernah ngobrol serius di teras rumah karena ada sesuatu yang harus segera di selesaikan.

“Benar, Pak. Saya sudah tiga kali melihatnya dan saya yakin hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” kata pak Umar meyakinkan ketika pak RT datang ke rumah. Ada raut tak tenang di wajahnya dan pak RT tahu soal itu.

Suatu pagi sepulang dari masjid, pak Umar melihat sesosok perempuan yang mondar-mandir di sekitar rumah. Bahkan tiga hari sebelumnya sempat terlihat mengendap-endap, mengundang curiga siapa pun yang memergokinya. Sebelum didekati, perempuan itu menjauh dengan terburu-buru sambil menyembunyikan wajahnya seolah takut untuk dikenali.

Pak Umar sengaja tak menceritakan pada istrinya karena kuatir bu Umar

menjadi takut lalu berpikir yang bukan-bukan. Sebelum menceritakan hal ini panjang lebar ke sang istri, dia bertekad akan mencari tahu siapa sosok tersebut.

“Pintunya bapak kunci dari luar ya, Bu,” katanya pagi tadi saat hendak ke masjid.

“Memang kenapa, Pak?” Bu Umar tampak heran dan bingung sambil meraih handuk kecil untuk mengelap wajah usai wudu, lalu mendekati pintu. Dia melirik keluar pintu, menoleh kiri kanan memastikan tak ada apa-apa di luar. Tak biasanya bapak bawa kunci ke masjid, pikir bu Umar dalam hati.

“Tidak apa-apa, demi keamanan saja. Akhir-akhir ini kata pak RT ada warga dari luar yang sering wira-wiri tak jelas di lingkungan kita,” jawab pak Umar setenang mungkin lalu melangkah ke luar pintu.

Hanya selang sehari, sejak melihat perempuan itu yang kedua kalinya, sosok itu muncul lagi. Tampak jelas warna gaunnya ungu dan rambutnya sedikit berantakan. Dari jauh pak Umar sudah siap mau bertanya pada sosok asing tersebut. Siapa namanya, dari mana, mencari siapa dan ada keperluan apa. Seolah menyadari ada yang tengah mengamati gerak-geriknya, perempuan itu kembali menjauh sambil setengah berlari.

Dia ingin segera tahu siapa perempuan yang menurutnya masih sangat muda dan selalu memakai gaun ungu itu. Meski hanya sekilas tapi dia tak meragukan daya pandangnya sendiri. Tak ingin membuat sang istri cemas, dia pun menceritakan seperlunya saja tentang sosok yang dilihatnya.

Pak Umar sangat menyayangi istrinya melebihi rasa sayangnya pada diri sendiri. Lebih-lebih keduanya sama-sama yatim piatu sejak awal menikah. Dia sangat rajin dan ulet dalam bekerja hingga akhirnya mampu membuka sendiri usaha mebel ukir di kota Jepara. Bahkan sudah ada beberapa cabang di daerah lain yang dipercayakan pada saudara-saudaranya.

Dermawan. Itulah kesan pertama orang-orang yang mengenalnya. Ada sejumlah anak asuh yang ia tanggung pendidikan dan masa depannya. Juga sebagai donatur tetap di beberapa panti asuhan yatim piatu.

Selama pernikahan, pak Umar sekalian tak pernah lepas dari masalah. Satu masalah terselesaikan, muncullah masalah baru. Begitu terus menerus. Namun karena dilandasi saling menyayangi, saling menghormati dan saling menghargai, semua bisa dilewati.

Sebelas tahun menikah, baru mendapatkan momongan. Rasa syukur tak henti-hentinya dipanjatkan. Vonis dokter yang mengatakan bahwa bu Umar besar kemungkinan sulit memiliki keturunan_usai keguguran di awal pernikahan_tak membuatnya putus asa. Tetap berusaha dan selalu memanjatkan doa yang tak pernah jeda.

Bu Umar memutuskan berhenti bekerja demi buah hati dan sang suami merestui. Sebagai sekretaris perusahaan mebel, dia tak terlalu kesulitan untuk resign dari pekerjaannya. Selain bosnya adalah suami sendiri, dia ingin fokus dan total merawat buah hati tercinta.

“Tehnya hampir dingin lho, Pak. Tumben lama banget zikirnya, he he he,” bu Umar bercanda dan seperti biasa pak Umar hanya tersenyum sambil menyeruput tehnya yang masih hangat-hangat kuku setelah masuk rumah.

“Iya, tadi ada sedikit yang perlu bapak bicarakan dengan pak RT,” jawabnya masih dengan ekspresi yang tenang. Beberapa detik kemudian tangannya membelai rambut Oi yang baru saja bangun dan berada di samping ibunya dengan penuh kasih.

Meski pak Umar tampak garang tapi perangainya sangat lembut. Oi merasakan itu. Seakan ada sesuatu yang mengalir ke tubuh Oi karena setiap menangis sedih biasanya langsung diam hanya dalam satu sentuhan. Ini menggambarkan kasih sayang seorang bapak yang ketulusannya tak diragukan lagi.

Sembari melanjutkan minum teh, pak Umar berpikir mencari cara bagaimana agar perempuan dengan gaun ungu itu segera tertangkap. Hatinya resah dan kuatir terjadi masalah dalam keluarganya. Paling tidak dia tahu apa maksud perempuan itu sering menampakkan diri akhir-akhir ini. Baginya ini masalah serius.

Hasil perbincangan dengan pak RT, sebenarnya sudah ada sedikit petunjuk dalam menguak siapa perempuan itu. Bahkan dari pak RT pula, pak Umar tahu ada beberapa warga sekitar yang juga sempat melihat sosok tersebut.

Sosok perempuan nyolowadi penuh misteri itu, menurut pak Umar, pak RT dan beberapa warga harus segera dikuak identitasnya. Sebagian warga bahkan sudah mulai mencium kecurigaan lalu menduga-duga. Ada yang menghubungkannya dengan peristiwa yang menggemparkan beberapa bulan silam. Ada pula yang menganggap hanya orang gila yang butuh perhatian. Apa yang dia cari sehingga mengendap-endap setiap subuh?

 

Bersambung.

 

Baca juga Perempuan Bergaun Ungu (2)

Yuk ikuti terus linimasa CAPTWAPRI.ID agar tidak ketinggalan informasi menarik lainnya.