Mengenal Kecerdasan Emosional Bagi Guru

Beberapa hari belakangan ini banyak beredar pemberitaan yang tidak bagus di media terkait kasus seorang guru yang memukul siswa di sekolah. Sehingga pihak orang tua melaporkan tindakan tersebut kepada pihak berwajib. Tentunya ini menjadi berita yang tidak baik serta berdampak pada guru secara umum. Saat ini masyarakat lebih cerdas dalam melihat perkembangan pendidikan anaknya di sekolah. Apapun yang dilakukan oleh guru, orang tua dapat melihat dan melaporkan apabila ada tindakan yang tidak tepat dilakukan oleh guru.

Dari pemberitaan diatas penulis menganggap begitu pentingnya seorang guru bisa mengelola kecerdasan emosional di sekolah jangan sampai guru meluapkan emosi nya kepada peserta didik. Guru harus bisa mengatur emosinya dalam berinteraksi dengan siswa walaupun begitu banyak pekerjaan dan masalah yang harus diselesaikan di sekolah. Tidak jarang membuat emosi guru meningkat dan bisa melakukan tindakan perundungan bahkan pemukulan fisik hal ini berdampak kepada siswa itu sendiri.

Sebagai guru kita harus mengetahui Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak yang mengatur bahwa anak wajib mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan. Guru tidak lagi beralasan mendisiplinkan atau mendidik siswa dengan cara kekerasan fisik ketika ada siswa yang melanggar tata tertib sekolah.

Kita semua mengetahui bahwa emosi berperan sangat penting dalam pembelajaran di sekolah, jika emosi ini tidak diperhatikan dan dikelola dengan baik maka masalah-masalh emosi akan mengganggu pembelajaran di sekolah. Menurut Daniel Goleman (2003) emosi menunjuk pada suatu perasaan dan pikiran yang lepas dan suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Masalah-masalah emosi di sekolah

Emosi merupakan respon kita terhadap semua peristiwa yang terjadi, emosi juga memberi makna dalam setiap yang terjadi. Sehingga sangat penting bagi setiap individu untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat. Oleh karena itu kita harus mampu mengidentifikasi masalah-masalah emosi di sekolah yang sering mempengaruhi proses belajar mengajar agar dapat diatas dengan baik.

Beberapa contoh masalah emosi yang dilakukan oleh siswa selama berada di sekolah antara lain:

Siswa merasa cemas ketika menghadapi test beberapa masalah emosi ini bisa muncul ketika siswa stress dan berdampak siswa tersebut menjadi cemas dan gugup sehingga tidak dapat menjawab soal dengan baik. Solusi dari permasalahan ini adalah siswa bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum ujian sehingga rasa cemas ini dapat dikurangi.

Siswa yang marah karena ada masalah dirumah dengan orang tuanya. Hal ini mengakibatkan siswa tersebut melakukan tindakan perundungan di kelas. Masalah ini biasanya berasal dari rumah dan akhirnya berdampak ke sekolah karena siswa tersebut tidak bisa mengekspresikan kepada orang tuanya. Solusi dalam permasalahan ini orang tua harus bersikap terbuka terhadap anaknya dan sebaiknya tidak menggunakan pendekatan fisik sehingga siswa tersebut merasa nyaman ketika berada dirumah dan pastinya akan berdampak ketika berada disekolah.

Siswa takut ke sekolah karena ada perundungan yang dilakukan oleh teman nya,  atau karena ada tes yang dilakukan di sekolah sehingga siswa tersebut mencari alasan untuk tidak mau kesekolah dengan berpura pura sakit atau memberikan alasan yang lain. Solusi orang tua harus berkomunikasi kepada pihak sekolah agar dicari penyebab dan solusi dari masalah tersebut.

Selanjutnya masalah emosi yang terjadi pada siswa yaitu sudah mulai tertarik dengan lawan jenisnya di sekolah. Akibatnya siswa tersebut tidak bisa konsentrasi dalam pembelajaran dan berdampak menurunnya prestasi siswa tersebut. Dan yang terakhir masalah emosi yang biasa terjadi di sekolah sulitnya siswa konsentrasi dan fokus karena hal-hal kecil disekolah seperti suara bising, terlalu gelap sehingga siswa tidak mampu menyimak akibatnya prestasi nya menurun.

Masalah emosi yang dilakukan guru di sekolah

Guru sebagai orang dewasa tidak luput dari masalah emosi dan berdampak tidak bisa menjalankan tugas mengajarnya dengan maksimal. Beberapa masalah yang muncul dan dialami oleh guru diantaranya:

Masalah keraguan guru akan masa depannya, ketidakjelasan nasibnya yang sudah lama menjadi guru honorer di sekolah. Ketidakjelasan gaji yang diterima oleh guru sehingga ini berdampak pada tidak maksimalnya guru mengajar di sekolah. Ini menjadi masalah yang sering terjadi pada guru dan harus segera ada jalan keluar yang terbaik.

Selanjutnya masalah yang terjadi di rumah tangganya sehingga terbawa ketika berada di sekolah dan biasanya guru melampiaskan kemarahannya kepada siswa. Masalah selanjutnya yaitu perilaku siswa yang mengganggu di dalam kelas akibatnya guru menghukum siswa secara berlebihan. Selain tidak bisa mengajar secara maksimal. Guru tersebut juga bisa dilaporkan kepada pihak yang berwajib atas perbuatannya.

Dari masalah yang sering terjadi di atas, guru harus segera melakukan beberapa hal diantaranya:

Guru harus memahami dan mengatur emosinya sendiri, Guru juga perlu memahami dan mengelola emosi siswanya. Dan yang terpenting adalah siswa juga perlu diajarkan memahami dan mengelola emosinya sendiri. Ketika masalah emosi ini dapat dikelola dengan baik maka emosi tidak menjadi gangguan dalam proses belajar mengajar tetapi akan menjadi pendukung dan menyebabkan keberhasilan dalam pembelajaran.

Hery Setyawan, M.Pd Guru SMPN 42 Jakarta

Yuk, ikuti linimasa Instagram captwapri.id untuk informasi menarik lainnya!

Baca juga: