Sarana transportasi sangat efisien adalah kapal. Kapal sebagai ujung tombak pendapatan perusahaan angkutan laut, karenanya perusahaan tersebut harus mampu mengenerate pendapatan sebesar-besarnya dan menekan biaya seminimal mungkin. Perlu pengelolaan perawatan kapal yang baik agar biaya operasional kapal tidak membengkak.
Seperti kita ketahui bersama, sebuah kapal rentan terhempas ombak atau gelombang serta badai hebat di laut. Akibatnya kapal mudah berkarat, menggerus ketebalan pelat badan kapal dan kapal mengalami korosi. Air laut yang bersifat korosif dengan mudah menyebabkan bagian-bagian badan kapal cepat berkarat.
Jenis-jenis perawatan kapal
Preventive Maintenance/Periodic Maintenance, atau upaya pencegahan kerusakan kapal secara berkala, seperti pelumasan, pembersihan, penyetelan, pemeriksaan dan penggantian suku cadang pada saat kapal running atau shutdown.
Prediktif Maintenance, upaya untuk menghindari kerusakan kapal berdasarkan kondisi tertentu, seperti pengamatan parameter-parameter temperatur, tekanan, dan getaran yang berlebihan.
Corrective Maintenance, meningkatkan kondisi mesin (power up) atau mengembalikan mesin ke kondisi semula (recovery) dan juga modifikasi, sebagai contoh overhaul mesin kapal.
Breakdown Maintenance, upaya perawatan saat kapal mengalami kerusakan secara mendadak (repair).
Perawatan kapal yang baik
Mencegah terjadinya kerusakan berat secara mendadak (breakdown) serta mencegah menurunnya efisiensi. Mengoptimalkan daya dan hasil guna material sesuai fungsi dan manfaatnya (efficiency material). Menjaga dan memperpanjang lifetime kapal. Mengurangi kerusakan yang mendadak atau pengangguran waktu melalui penambahan jam kerja kapal secara efektif. Dan, mengurangi jumlah perbaikan dan waktu perbaikan pada waktu kapal melaksanakan perbaikan dock tahunan (economicial days).
Sebuah perawatan kapal perlu dilakukan dengan interval-interval tertentu berdasarkan jam operasional kapal. Namun, selain perawatan kapal berdasarkan periode jam opersional, terkadang terdapat perbaikan yang muncul saat kapal mengalami kendala secara mendadak di suatu pelayaran. Pada perawatan kapal berbasis data-data perawatan memiliki resiko tersendiri, seperti kehilangan data atau sulit dalam melakukan proactive maintenance. Sehingga, era digitalisasi ini seharusnya memudahkan perusahaan pelayaran dalam penyusunan manajemen sistem perawatan.
Pertamina Trans Kontinental (PTK) sebagai Subholding Integrated Marine Logistics Pertamina telah menerapkan sistem pengawasan operasional kapal berbasis digital, atau Transko Condition Monitoring System (TCMS). Dan, hasilnya sistem TCMS ini mampu memonitoring data harian operasi peralatan secara realtime setiap unit kapal di seluruh terminal milik Pertamina. Tujuan penerapan TCMS ini bukan hanya sebatas mengambil data, namun sekaligus basedata untuk melakukan proactive maintenance. Pernyataan ini dikuatkan oleh Direktur Utama Pertamina Trans Kontinental, Nepos MT Pakpahan (16/11), bahwa dari analisa data tersebut, pihaknya dapat mengeluarkan rekomendasi dan perencanaan sebelum eksekusi.
Untuk meningkatkan kredibilitas TCMS, selain pemeliharaan pun perlu pengembangan secara terus-menerus, dan kesemuanya harus berbasis manless. Inovasi sistem digital ini merupakan perwujudan dari pemeliharan kapal operasi Pertamina Trans Kontinental yang terencana dan berkelanjutan. Proses pencatatan menggunakan perangkat berbasis mobile.
Pencatatan dengan aplikasi ini menggantikan pencatatan paper–based yang memiliki resiko kehilangan data, riwayat parawatan kapal yang tidak terdokumentasikan secara up to date, dan kesulitan dalam monitoring kondisi operasional karena datanya tidak real time sehingga berdampak kepada tingginya kerusakan peralatan kapal. Dengan ini menurut saya, bahwa adanya digitalisasi perawatan kapal itu sungguh dapat membantu perusahaan-perusahaan penggunanya.
Penerapan digitalisasi dapat mengontrol atau memonitoring proactive maintenance pada kapal tersebut. Dari inputan data, petugas menganalisa, merencanakan, lalu mengeksekusi alat-alat yang baru. Menurut pandangan penulis, penerapan sistem digital ini dapat mendukung transformasi digital di Subholding Integrated Marine Logistics.
Aplikasi perawatan kapal ini seperti aplikasi crew yang bertujuan memonitoring dokumen-dokumen crew kapal, bedanya kita dapat memodifikasi maintenance perawatan kapal sesuai kebutuhan kapal, sehingga mempermudah pengadaan dan perawatan. Pengembangan aplikasi ini dapat mengurangi resiko kehilangan data akibat paper-based. Paper-based mempunyai analisa yang tidak real dan meningkatkan resiko tingginya kerusakan kapal. Mengingat digitalisasi dapat mempermudah suatu pekerjaan perawatan kapal, aplikasi tersebut juga bisa untuk perawatan jetty atau dermaga. Kesimpulannya, Penulis meyakini bahwa aplikasi ini dapat mencegah kerusakan peralatan kapal secara berkala serta dapat memudahkan perawatan kapal.
Ediyari Mayla Paizza, Mahasiswa Semester Akhir PIP Semarang.
Baca juga:
- Maritim Indonesia : Emas Biru yang belum Dimaksimalkan Potensinya
- Filsafat Pelayaran: Paradigma Nahkoda, Kapal dan Anak Buah Kapal
- Pemandu Virtual Kapal berbasis Kecerdasan Buatan
Ikuti terus lini masa captwapri untuk informasi menarik lainnya!
Tinggalkan Balasan