Bayangkan sekumpulan anak tangga terdiri dari negara-negara dengan nomor urut nol bagian bawah sampai sepuluh bagian atas. Anak tangga teratas mewakili kehidupan terbaik bagi rakyat dan anak tangga terbawah mewakili kehidupan terburuk bagi rakyat sebuah negara. Secara pribadi, Anda merasa berada pada anak tangga keberapa saat ini?
Sebagai perbandingan saja, dari data Finlandia berada di urutan teratas, menyusul Denmark, lalu Islandia di urutan nomor tiga. Beberapa alasan orang Finlandia paling bahagia daripada lainnya antara lain, ketimpangan pendapatan tertinggi dan terendah kecil, dukungan sosial yang kuat, bebas mengambil keputusan, dan tingkat korupsi sangat rendah.
Finlandia memiliki parameter lain yang dapat membantu orang merasa lebih bahagia. Pemerintah Finlandia dan sedikit sektor swasta yang mendanai sistem perawatan kesehatan bagi rakyatnya. Transportasi umum terjangkau, bahkan bandara Helsinki menjadi salah satu bandara terbaik di Eropa Utara. Kesemuanya jauh lebih efektif dan efisien daripada beberapa alternatif di negara lain.
Negeri Bahagia
Bagaimana tingkat ketimpangan pendapatan, tingkat dukungan sosial, kebebasan mengambil keputusan, dan tingkat korupsi di Indonesia? Bagi orang-orang yang beruntung menjawabnya akan berbeda dengan orang-orang yang kurang beruntung, karena subyektifitas yang tinggi. Tingkat kebahagiaan orang Indonesia dalam tiga tahun terakhir 2020–2022, Indonesia menduduki peringkat 84 dengan nilai 5.277 dari 137 negara di dunia.
Kebahagiaan orang Indonesia, Afrika Selatan dan Ukraina berada dalam interval yang sama, meskipun grafik menyebut orang Indonesia berperingkat paling bahagia. Kondisi masuk akal mengingat politik diskriminasi Afrika Selatan dan perang Ukraina – Rusia masih berkepanjangan hingga kini. Namun, sebagai pemegang peringkat 53 dari bawah, Indonesia masih memiliki ketimpangan, dukungan sosial, pengambilan keputusan serta tingkat korupsi yang mengkhawatirkan.
Setengah dari jumlah penduduk Indonesia hanya menguasai kurang enam persen dari total kekayaan rumah tangga nasional. Bahkan, dalam dua puluh tahun terakhir hingga tahun kedua kopid merupakan yang terburuk. Dilemanya, hanya sepuluh persen penduduk yang mampu menguasai lebih dari enam puluh persen dari aset kekayaan nasional, dan nilai penguasaannya justru meningkat dalam dua dasawarsa terakhir.
Implementasi UU ITE sedianya untuk mengantisipasi kejahatan transaksi telekomunikasi, namun prakteknya justru untuk membungkam kebebasan masyarakat dalam berpikir dan berpendapat kritis. Kebebasan penting bagi masyarakat, termasuk kebebasan dari rasa takut, dan hal ini dapat menjelaskan mengapa Afrika Selatan meski miskin, rakyatnya bahagia. Karena, Afrika Selatan menjadi negara demokrasi tahun 1994 beberapa saat setelah Nelson Mandela bebas, sehingga banyak orang akan mengenangnya.
Sebagai negara paling bahagia sedunia, Finlandia sangat menjunjung kesetaraan pendidikan. Finlandia memiliki banyak sekolah dan warganya bebas memilih sekolah manapun, tentu dengan kebijakan sekolah yang adil. Bagaimana dengan “kita”? Sudahkah anak-anak kita mendapat sekolah dekat dan favorit? Tentu belum, hehehe.
Tentang kebijakan dukungan sosial yang masih menjadi PR bersama adalah perumahan dan akses kesehatan. Tolok ukur kebijakan perumahan yang baik, penggelontoran perumahan sosial bagi para tuna wisma serta layanan kesehatan dengan waktu tunggu pendek. Di beberapa negara bahagia, hanya butuh hitungan hari pengurusan bahkan selama pandemi sekalipun.
Finlandia menempati peringkat pertama, kedua, atau ketiga dalam lebih dari seratus pengukuran bidang ekonomi dan sosial, meskipun mereka hampir tidak memiliki cadangan minyak. Negara kita kaya akan minyak bumi, semestinya mudah melampaui Finlandia, syaratnya tidak salah urus. Kalian bisa bangga memiliki bangsa dan negara ini.
Mengapa Ukraina sangat buruk meskipun kesenjangan pendapatan antar penduduknya hampir tidak lebih lebar dari Indonesia dan Afrika Selatan? Ada yang berpendapat, adanya perang dengan Rusia yang belum berkesudahan, dan akhirnya mereka menjadi terpecah belah. Kita beruntung, kondisi negara aman tenteram, maka justru memasuki tahun politik ini manfaatkan untuk memilih pemimpin yang mampu membawa negeri bahagia selayaknya Finlandia.
Negeri Bangkit
Tingkat ketimpangan sebagian besar negara dapat memprediksi kebahagiaan sebuah bangsa dengan mudah. Meskipun tetap mengindahkan parameter-parameter negara lainnya. Momentum kebangkitan nasional menjadi pemantik memperkecil ketimpangan negara kita dengan negara-negara lainnya. Hutang negara perlu segera mendapat solusi penyelesaian agar ketimpangan ekonomi negeri ini tidak kian menganga.
Stabilitas nasional menjadi satu kesatuan tak terpisah dalam mewujudkan kebangkitan sebuah bangsa. Beberapa negara membuktikan, hanya dalam hitungan hari setelah gelombang protes meluas, secepat menurunkan penilaian kebahagiaan negara menjadi menderita. Sebuah negara berada posisi juru kunci, seketika menyodok posisi kita bahkan melaluinya.
Investasi pendidikan sangat mendesak mendapat porsi besar dari PDB sebuah bangsa. Selanjutnya, memastikan alokasi tersebut mendistribusi ke cabang-cabang pendidikan yang benar-benar membutuhkan secara transparan. Kekuatan pendidikan mengantarkan pada kekuatan sumber daya dan kesejahteraan manusia.
Menjelang ajang kontestasi pilihan pemimpin nasional tahun depan, pergunakan tiga prinsip kategori, etikabilitas, intelektualitas, terakhir baru elektabilitas. Setelah mendapat figur yang memenuhi “3 tas” tersebut, amati rekam jejaknya, thus kawal hingga jadwal perhelatan berlangsung. Hal yang paling penting adalah memastikan pilihan teman-teman mampu membawa negara ini dalam kesetaraan di segala bidang.
Wahyu Agung Prihartanto, dalam Renungan Kebangkitan Nasional.
Baca juga:
- Meneladani Perjuangan Frans Seda Dalam Pembangunan Negara Indonesia
- Belajar dari Mundurnya PM Inggris Liz Truss
- Pancasila Kiri, Kanan, dan yang Moderat
Ikuti terus lini masa captwapri untuk informasi menarik lainnya!
1 Comment