Ulas Buku
Judul Buku : Tatkala Rindu Begitu Rumit Terbaca Oleh Kita, Kuharap Segelas Kopi Menjadi Penawarnya
Jenis Buku : Fiksi (Kumpulan Cerpen)
Penulis : Eko Prasetyo,Dkk
Penerbit : Pustaka Media Guru, Agustus 2022
Tebal Buku : 306 Halaman
Pengulas : Fataty Maulidiyah
Mengusung tema-tema romansa menjadi ciri khas buku Antologi Noe Baper, sebuah program menulis bersama sukses bersama yang dicetuskan oleh Pemimpin Redaksi Media Guru Indonesia, Eko Prasetyo. Berpengalaman menulis lebih dari 140 judul buku, beliau mengajak beberapa penulis berkarya bersama sejak April 2021. Total 20 Antologi telah lahir dengan berbagai genre.
Buku berjudul “Tatkala Rindu Begitu Rumit Terbaca Oleh Kita, Kuharap Segelas Kopi Menjadi Penawarnya” merupakan kumpulan cerpen romansa yang menghadirkan kopi dan kerinduan, dua hal yang kerap hadir dalam kehidupan kita. Kopi senantiasa menjadi teman setia hidup seseorang. Di saat-saat sendiri, juga saat berbincang-bincang dengan sahabat maupun pasangan.
“Good Ideas Start With Brainstorming, Great Ideas Start With Coffee”, demikian quotes dari kata pengantar pemred dalam buku ini, seakan menyampaikan sebuah isyarat bahwa kopi lebih dari sekadar minuman yang dinikmati sepintas lalu, akan tetapi, kopi adalah pemantik lahirnya pemikiran-pemikiran baru. Lahirnya ragam perasaan dan sudut pandang terhadap hidup.
Ada 85 penulis yang tergabung, dari 85 judul yang ada, kopi selalu hadir sebagai bagian tak terpisahkan sebuah kisah yang tertoreh indah. Salah satu yang selalu menjadi judul cover adalah karya pemred Eko Prasetyo. Menceritakan sebuah kerinduan pada seseorang yang rumit dan sukar diurai. Rindu tak akan bermetamorfosa menjadi apapun. Meski beku, bisu, dan sepi, ada setitik harapan bahwa jarak yang mendiamkan rindu menjadi tawar oleh segelas kopi.
Sedangkan Uki Lestari, penulis dan editor yang senang menulis sastra ini menorehkan kisahnya yang berjudul,” Tatkala Kopi Kita Kian Dingin”. Tentang rindu pada lelaki bernama Hans. Dan dia setia dalam rindu sebagai sebuah cara menjaga cinta sejatinya. Dan menikmati segelas kopi adalah pilihannya tatkala kerinduan itu hadir.
Kesendirian, tak selalu dirasa getir. Kopi setia memberi rasa pahit dan manis yang akan melarutkannya, dan rasa itu dinikmati di sebuah istana yang dibangun dengan cinta. Demikian kisah yang tersirat dari cerpen karya Yesi Arisanti, editor dan guru di SD Semen Padang yang berjudul ,”Kuseruput Sendiri Kopi di Istana Cinta Kita”. Meski sedih, ada warna kerinduan yang indah terselip dalam kisah dan aroma kopi.
85 kisah romansa dalam buku ini sangat cocok dibaca di sela-sela kesibukan kita. Tentu lebih nikmat sembari duduk di beranda rumah ditemani segelas kopi dan bunga-bunga yang sedang bermekaran. Kopi, buku, dan rindu. What a Perfect!***
*)Fataty Maulidiyah merupakan Guru MAN 2 Mojokerto, tinggal di Kota Mojokerto.
2 Comments