Dolob Under Cover

Dolob Under Cover
Sumber Foto : Penulis

Ulas Buku

Judul Buku   :         Dolob Under Cover (Antara Uang, Agama, Tuhan, Dan Body Perempuan)

Penulis         :         @Dolobwae

Penerbit       :         Pintu Community, Yogyakarta

Cetakan       :         VII 2020

Tebal Buku   :         313 Halaman

ISBN             :         0857-2994-6859???

 

“Demi malam apabila telah sunyi…

Tuhanmu tidak meninggalkanmu,

Tidak pula benci kepadamu…”

 

Sejak awal hingga akhir saya membaca buku ini menemukan banyak keunikan, kalau tidak boleh saya sebut “aneh”. Tapi, karena aneh itulah saya semakin penasaran dan semakin penasaran untuk memparipurnakan isi dari buku ini. Lembar demi lembar aku kupas di tengah penalaranku yang terbatas, dan akhirnya bablas (baca keterusan).

Bersampul tebal, dengan gambar seseorang bertubuh tegap berjubah, muka bercadar dengan kedua mata melirik ke kiri tajam. Dada kebawah berbalut kain tukang masak bermotif tubuh wanita setengah telanjang. Tangan kanan memegang wajan berisi telur setengah matang, tangan kiri menggenggam sothil alias irus.

Judul kecil buku ini, “Antara Uang, Agama, Tuhan Dan Body Perempuan” sedangkan judul aslinya, “Sex, Drugs & Rock n Roll”. Saya tak paham, apakah kedua judul identik, tapi saya hanya membaca, dan tentu tanggung jawab berada pada penulis. Ketika membaca ISBN, tertera deret angka mirip nomor ponsel, dahiku berkernyit, namun telah terjadi maka terjadilah.

“Semacam Pintu Masuk” adalah judul awal tulisan, penulis bermaksud menyampaikan kalimat pembukaan, maksud, tujuan, sekaligus mengajak pembaca berpikir bebas. “Dolob Dan Tuhan” adalah sekumpulan wawancara berseri antara seorang makhluk bernama Dolob dengan Tuhannya, mulai dari wawancara #1 hingga #20. Wawancara, sedangkan saya lebih cocok menyebutnya wawancanda, meski tetap sarat makna dan sarat nilai.

“Mimpi-Mimpi Dolob” bercerita tentang harapan Dolob akan harta, tahta, dan wanita dalam kehidupannya. Ia bercerita melalui simbol-simbol pewayangan tentang kehidupan yang di lihat, rasakan, serta alami di sebuah negri antah berantah. Akhir cerita ini, Dolob hanya berpesan untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran yang hakiki.

“Dolob Dan Penganut Atheisme”, berisi wawancara Dolob dengan para penganut atheis. Berbagai hal mereka kupas, terutama tentang fenomena alam yang menggambarkan kebesaran Tuhan. Tanpa kesan menggurui, akhirnya Dolobpun berhasil menyakinkan para penganut atheis bahwa ada kebesaran Allah SWT yang dapat membolak-balikkan keadaan.

“Tasawuf Jarkoni”. Saya melihatnya artikel berjudul tersebut tak bergenre apapun. Membiarkan pembaca mengembangkan pikirannya tentang dobrakan tokoh Jarkoni terhadap ritual-ritual keagamaan yang selama ini ada anggapan telah pakem. Saya tidak bisa berkomentar banyak tentang cerita ini.

“Dolob Dab Bufatin” berisi tentang sengkarut dunia pendidikan yang penulis alami dengan seorang pendidik bernama Bu Fatin. Artikel inipun penulis buat berseri mulai no 1 sampai dengan 10. Dolob bebas mengutarakan segala uneg-unegnya, dan herannya Bu Fatin pun tetap sabar meladeni, meski kadang-kadang menjebak Bu Fatin dalam kemehek-mehek.

“Terjemahan Frase Latin Versi Dolob”. Saya menyakini ini semua adalah “plesetan” semata, tapi cocoklogi dengan kondisi keseharian kita saat ini. Berisi tentang sekumpulan quote latin yang penerjemahannya secara bebas dalam bahasa endonya. Salah satunya yang sudah populer, seperti Veni, Vidi, Vici, artinya Datang, lihat, dan belanja. Hehehe.

Tanya jawab Guru dengan Dolob tentang alasan ketidakikutan Dolob dalam upacara bendera. Bayangan kita, sang guru pasti menghardik Dolob habis-habisan, dan tidak memberikan kesempatan Dolob bergumentasi. Kisah tersebut adalah salah satu dari rangkaian serial “Dolob Cilik And The Teacher”.

Percintaan Dolob dan wanita impiannya Mitha pun tak luput dari goresan pena penulis. Kisahnya berisi tanya jawab antara Dolob dan Mitha tentang berbagai alasan Dolob mencintai Mitha. Dan, tentu berbagai alasan Mitha tak pernah mewujudkan cinta Dolob. Kisah-kisahnya pun dibuat lucu, kelakar, tanpa menyakiti dalam “Dolob Dan Mitha”.

Dan seterusnya, dan seterusnya

Artikel terakhir dalam buku ini berjudul, “Lipstik Untuk Siti”. Kalimat terakhir artikel ini berbunyi, “Benar-benar raja yang sangat mempesona, Benar-benar penguasa yang dapat mengantarkan kita pada hidup yang indah sejahtera bagai di surga yang sangat jauh letaknya”.

Saya menerima buku ini dari seorang sahabat, bukan penulisnya, untuk itu sahabat saya memberikannya secara gratis.

Pengulas adalah seorang buruh pelabuhan yang kepedean menjadi penulis.