Kisah serial Para Pencari Tuhan yang merupakan film yang hanya ditayangkan pada bulan Ramadhan. Setiap episodenya selalu menarik hati banyak peminat. Penempatan waktunya kali ini juga sangat pas menemani saat sahur tepatnya jam 02.30 dini hari. Jika pemirsa terlewati film tersebut dapat dilihat pada siang hari di jam 12.10. Film tersebut sudah sampai pada jilid ke 16. Kali ini serial para pencari tuhan mengangkat kisah tentang anak PUNK. Banyak pesan yang dapat kita ambil dari film ini.
Pemain film ini tentu saja tidak lepas dari bang jak sebagai orang yang dekat pak Jalal dalam menjalankan hartanya ke jalan agama Allah. Pak haji Jalal sebagai orang terkaya dan baik hati. Asrul dan Udin sebagai ekspresi taat ibadah, lucu dan menjengkelkan. Bang galak pemain dari jilid sebelumnya sebagai orang yang masih harus belajar sabar.
Kemudian pendatang baru Pak Haji Soleh sebagai ayah dari Isyana. Isyana wanita sholihah yang dicintai King (raja PUNK). King ditinggal ayahnya dan hanya tinggal bersama ibunya, Ira sebagai ibu King juga tidak paham agama. Cupi tanpa orang tua yang mencintai King, Dobleh anak orang miskin tanpa seorang ibu, dan Gembel tinggal dengan kedua saudaranya Dwi dan Tri tanpa kedua oran tua.
King yang menjadi anak Punk sebab ayahnya meninggalkan ibu dan dirinya. Sehingga dia belajar dan memperbaiki karakter spiritualnya sebab cinta pada salah satu wanita yang sholihah. Cupi menjadi anak Punk sebab orang tua yang meninggalkannya sendirian, mencari jati dirinya melalui bang Galak sebagai papa angkatnya.
Dobleh menjadi anak Punk sebab selalu dimarahi dan seakan-akan diperbudak oleh ayahnya, mencari jalan agamanya melalui bantuan pak haji Jalal. Dan gembel menjadi anak Punk sebab tidak mempunyai orang tua dan menanggung adiknya si Tri, menemukan jalan hidayahnya menuju ibadah kepada Allah melalui bang jak.
Dan tidak lupa Asrul dan Udin juga berperan penting dalam mengajak mereka mengenal tuhan melalui band yang dibuat.
Rawat Anak dengan Kasih Sayang
Dari film ini dapat menjadi pelajaran bagi kita sebagai orang tua untuk tidak menelantarkan anak. Rawatlah anak kita dengan penuh kasih sayang. Anak yang kekurangan kasih sayang menyebabkan karakter yang tumbuh dari diri pribadi si anak menjadi pemberontak dan bisa menjadi brutal.
Bersedekahlah
Film ini juga mengajarkan tentang indahnya bersedekah. Saat menjadi kaya, ada rejeki orang miskin yang harus dibagikan seperti yang dilakukan pak haji Jalal dalam beribadah. Pak haji Jalal menjalankan hartanya dengan membela agama Allah dengan mengajak King dan teman-temannya agar mengenal Allah.
Persahabatan
Selanjutnya adalah persahabatan. Kisah 4 orang Punk ini mengajarkan arti sebuah persahabatan. Dan persahabatan menjadi lebih indah jika didasari karena Allah, sebab suatu saat sahabat akan menarik sahabat lainnya ke syurga.
Politik
Unsur politik juga sering disindir dalam film ini. Tempat yang menjadi base camp King dan teman-temannya adalah DPR (Dibawah Pohon Rindang) dari tempat inilah bahan sindiran untuk para DPR Indonesia, presiden maupun rakyat itu sendiri. Namun sindiran-sindiran itu sesuai fakta yang ada dalam kehidupan nyata ini. Maka boleh berpolitik asal sesuai tuntunan Rosulullah SAW.
Jujur
Dari kisah Asrul dan Udin kita dapat mengambil pesan bahwa dengan benar dan jujur akan membawa kepercayaan dan rizki. Sedangkan berbohong, selain kepercayaan hilang, rizki pun tak mendekat. Seperti Udin yang izin membeli nasi padang namun pergi berpesta sehingga mobilnya pak haji jalal menjadi hilang. Dan Asrul dipercaya untuk mengatur keuangan oleh bang jak dan pak haji Jalal karena selalu berkata jujur. Saat Udin berkata benar maka sudah tidak dipercaya lagi.
Namun dalam kehidupan nyata tidak semua orang akan mendapat hidayah seperti yang di filmkan. Oleh sebab itu pada zaman tekhnologi yang serba canggih saat ini, orang tua harus belajar cara mendidik anak dengan benar. Bisa dengan membaca buku, mengikuti webinar parenting, bertanya kepada yang lebih bisa, bertanya kepada yang lebih berpengalaman dan lain sebagainya.
Orang tua tidak boleh egois pada dirinya, jika ingin bercerai pikirkan kembali bagaimana nanti nasib anak karena anak akan menjadi korban. Maka bukan salah anak jika nantinya mereka memberontak, melawan dan brutal. Perhatikan, perdulikan dan sayangi anak dengan memberikan pendidikan karakter untuk anak. Sebab anak adalah tanaman orang tua maka buahnya juga akan dipetik orang tua.
Kalam Ashobi’ Madinatul Munawaroh, S.Pd.I, Lahir di Lumajang, 3 Juli 1992 yang mengabdi pada lembaga Swasta MA Roudlotul Jadid Banyuputih Lor Lumajang. Penulis tinggal di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Yuk, ikuti linimasa Instagram captwapri untuk informasi menarik lainnya!
Baca juga:
1 Comment