Kabar menyedihkan datang dari pendidikan guru penggerak yang sudah berjalan sampai dengan angkatan kesebelas. Dimana informasi yang penulis dapatkan program ini harus berhenti sementara menunggu perhelatan akbar pemilu 2024. Sayang seribu sayang ketika kegiatan ini tidak berlanjut, karena penulis sendiri merupakan salah satu guru yang beruntung bisa bergabung di angkatan 8. Penulis merasakan manfaat yang luar biasa dari kegiatan pendidikan guru penggerak ini.
Ironinya, angkatan 9 yang sudah setengah perjalanan harus terimbas pemberhentian, dan menunggu kepastian kelanjutan setelah pemilu akhir februari tahun depan. Pertanyaannya adalah, bagaimana kelanjutan program pendidikan guru penggerak? Jawabannya, tentu menunggu presiden dan menteri terpilih. Meskipun sebenarnya tidaklah bijak mengaitkan program pendidikan dengan perpolitikan.
Senada dengan pendidikan guru penggerak, kurikulum sekolah pun perlu menunggu hasil pemilu 2024. Padahal kita harus akui bahwa program guru penggerak ini sudah banyak membawa perubahan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ribuan guru yang sudah merasakan perubahan dan merasakan manfaat setelah mengikuti pendidikan guru penggerak ini. Hal sederhana yang guru dapatkan yaitu meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Pola pembelajaran yang berubah guru hanya sebagai fasilitator, murid yang memiliki peranan penting dalam setiap pembelajaran.
Tidak mudah untuk bisa terpilih dan mengikuti pendidikan guru penggerak ini selama 6 bulan, kita semua belajar bagaimana pengembangan kompetensi yang kita miliki. Bagaimana kita belajar secara mandiri dan kelompok dengan pembelajaran yang terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan. Kita juga mendapatkan pengalaman untuk bisa bimbingan/mentoring dari pengajar praktik (pendamping) pendidikan guru penggerak. Mendapatkan komunitas belajar baru untuk bergerak bersama untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
Kita semua tahu bahwa pendidikan merupakan alat yang memiliki nilai jual tersendiri bagi guru yang berkemampuan pemimpin penggerak. Pemimpin tersebut tentunya akan menciptakan berbagai perubahan dalam dunia pendidikan salah satunya dengan mengadakan perubahan kurikulum serta membuat program unggulan agar bisa memberikan nilai tambah bagi mereka yang berkuasa saat itu. Kurikulum dalam dunia pendidikan masih dinilai sebagai sesuatu yang sangat menjanjikan. Untuk menjalankan kurikulum tersebut pemerintah harus membuat program unggulan.
Kita semua tahu bahwa maju atau tidaknya suatu negara ditentukan oleh pendidikan. Kurikulum sebagai produk pendidikan ini pasti akan mengikuti perkembangan politik yang ada di setiap negara dan bersifat dinamis. Dari sinilah kita melihat kurikulum dan beberapa program dalam dunia pendidikan selalu berganti dan mengikuti keinginan pemimpin hasil pemilu yang akan terjadi.
Pantas saja kita sering mendengarkan ungkapan ganti menteri ganti kurikulum. Bahkan program unggulan dari menteri sebelumnya harus berubah padahal banyak manfaatnya bagi kita sebagai insan pendidikan. Mengapa kurikulum dan program sebelumnya harus selalu berganti. Apakah perubahan ini harus selalu mulai dari “nol” ketika terpilih tanpa memperhitungkan kemanfaatan program tersebut sebelumnya.
Perubahan dalam dunia pendidikan merupakan sebuah keniscayaan. Jangankan untuk program pendidikan guru penggerak. Kurikulum yang sudah cukup baik pun bisa berubah. Perubahan ini tidak terlepas dari kondisi yang ada di negara tersebut. Sebagai seorang guru pastinya kita berharap agar program guru penggerak ini harus terus berkesinambungan. Sesuai dengan motonya guru Penggerak yaitu Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan. Tergerak, guru penggerak adalah agen perubahan. Guru penggerak aktif melakukan perubahan, penjabaran dari Bergerak, sementara Menggerakkan menjadi motor perubahan komunitas di sekolah maupun di luar sekolah.
Terakhir sebagai penutup penulis teringat ungkapan dari mas menteri yaitu Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Berlanjut atau tidak guru penggerak selalu menebar manfaat.
Penulis adalah Guru PPKn SMP Negeri 42 Jakarta dan CGP Angkatan 8 Jakarta Utara
1 Comment