“Chuseok” Persembahan Panen Raya di Atas Kapal

“Chuseok” Persembahan Panen Raya di Atas Kapal
Foto Koleksi Yudhistira

Namanya Yudhistira, saya memanggil keponakan saya itu dengan Yudis. Yudis yang berprofesi sebagai pelaut, saat ini sedang bekerja di kapal MT. Heung-A Pioneer sebagai Masinis 3 (3rd Engineer). Sebagai kapal berkebangsaan Korea Selatan, banyak awak kapalnya berwarga negara Negeri Ginseng, sehingga keberadaan Yudis di atas kapal sebagai minoritas.

“Chuseok Korea” Persembahan Panen Raya di Atas Kapal
Foto Koleksi Yudhistira

Sekitar pertengahan bulan September lalu, kapal Yudis sengaja tidak berlayar dan berlabuh jangkar di Ulsan Anchorage. Dalam kesempatan itu, Yudis memanfaatkan waktu senggangnya untuk menelepon saya sembari bercerita apa yang dia alami bersama teman-teman koreanya. Ia baru saja menyaksikan upacara persembahan di atas kapal dengan istilah Chuseok (bahasa Korea: 추석) atau Chusok (bulan purnama).

Istilah itu, orang korea kuno menyebutnya sebagai hangawi (한가위), yang berarti pertengahan agung di antara musim gugur (한ᄀᆞᄇᆡ). Yaitu, festival panen raya sekaligus hari libur nasional Korea Selatan selama tiga hari berturut-turut. Seperti halnya festival panen di seluruh dunia, chusok terselenggara tepat pada hari ke-15 bulan ke-8 kalender lunar atau sekitar ekuinoks musim gugur.

“Chuseok Korea” Persembahan Panen Raya di Atas Kapal
Foto Koleksi Yudhistira

Kebanyakan Warga Korea menganut Buddhis dan Konfusian. Setiap tahun mereka merayakan panen raya dengan melakukan sembahyang kepada leluhur, lalu makan dan minum songpyeon dan arak beras. Perayaan Hari Panen ini sebagai tanda terima kasih atas keberhasilan panen, dan hari itu juga ditetapkan sebagai hari libur nasional Korea Selatan.

***

Salah satu awak kapal dari korea bercerita kepada Yudis, bahwa Hangawi sebenarnya mulai dikenal sejak jaman Kerajaan Sila (57 SM – 935). Setiap perayaan, Raja Sila mengadakan lomba menenun, tim dengan tenunan terpendek harus mentraktir makanan kepada tim dengan tenunan terpanjang. Hari itu, kebetulan tim Yudis berhasil memenangkan lomba kebersihan kamar mesin kapal, sehingga ia dan timnya mendapat traktiran makanan enak-enak dari tim 1st Engineer dan 2nd Engineer.

Yudis bercerita, perayaan Chuseok merupakan kesempatan orang Korea untuk pulang ke kampung halaman untuk mengunjungi altar leluhur. Budaya pulang kampung bagi masyarakat korea dengan mendatangi makam arwah leluhurnya sebagai penghormatan. Namun, karena mereka masih terikat pekerjaan di kapal, mereka membuat sajian makanan, buah-buahan dan minuman sebagai persembahan kepada arwah leluhur.

Yudis turut menyaksikan mereka merayakan Chuseok sembari mengirim doa kepada para leluhurnya. Makanan yang Yudis sukai adalah kue songpyeon terbuat dari tepung beras berisi kacang dan wijen.

***

Malam sebelum Chuseok, seluruh awak kapal duduk bersama membuat songpyeon sambil melihat bulan dari anjungan kapal. Yudis dan beberapa awak kapal yang masih lajang diminta untuk membuat songpyeon sebagus mungkin, jika kelak ingin mendapat pasangan cantik. Saking penasarannya, Yudis berhasil membuat kue itu dengan cermat dengan hasil istimewa kata sang nahkoda yang orang korea tersebut.

“Chuseok Korea” Persembahan Panen Raya di Atas Kapal
Foto Koleksi Yudhistira

Selain songpyeon, tersaji berbagai hasil pertanian, seperti kedelai, kacang merah, chestnut, dan kurma cina. Itulah, kesetaraan demi kesetaraan terjadi di atas kapal tanker tersebut, hingga keesokan harinya perayaan Chuseok terselnggara dengan lancar dan sukses.