Ecoprint, Seni Cetak Alam Yang Indah

Koleksi foto : Pribadi

Ecoprint, Seni Cetak Alam Yang Indah

 

Bis rombongan Formi BRILife melaju dari Jakarta menuju ke Rumah Sutra Ciapus Bogor di hari Minggu tanggal 12 Pebruari 2023. Cuaca saat itu sedang hujan gerimis, tetapi tidak menyurutkan semangat kita untuk berburu ilmu tentang Ecoprint. Pilihan kami jatuh pada Rumah Sutra karena penunjang pelatihan Ecoprint tersedia disana. Mulai dari pembiakkan ulat sutra, memintal benang sutra menjadi kain sutra hingga menjadi produk Ecoprint diatas kain sutra. Kegiatan ini di pandu oleh ibu Jumiko Jacobs sebagai pelatih, beliau adalah pelatih Ecoprint yang sudah menghasilkan banyak karya sejak tahun 2017.

Setibanya kami disana, ruang pelatihan dan peralatan sudah disiapkan oleh ibu Jumiko Jacobs. Berbagai contoh kain sutra dan baju-baju, tas dan bahkan sepatu bermotif Ecoprint sudah terpajang disana. Semua ini membuat ibu-ibu menggelengkan kepala saking kagum atas keajaiban prosesnya. Membuat kami semakin penasaran, bagaimana ya cara membuatnya, karena hasilnya bagus-bagus. Ada daun yang bisa mengeluarkan warna merah atau kuning keemasan pada kain sutra itu, ditambah dengan warna dasar kain yang kalem, sangat unik dan otentik.

Seluk Beluk Ecoprint

Ecoprint berasal dari kata Eco yang berarti alam, segala hal yang terkait berasal dari alam. Kemudian di cetak pada sebuah media yang juga berasal dari alam. Prisip pembuatannya dengan menempelkan langsung dedaunan, tangkai dan bunga yang mengandung pigmen diatas media yang alami. Teknik Ecoprint berasal dari India pada tahun 2000 oleh Indiana Flint, sejak itu teknik Ecoprint kian meluas ke penjuru dunia termasuk Indonesia.  Terlebih Indonesia kaya akan flora maka tidak sulit untuk mencari media-medianya, sehingga bisa memunculkan kreatifitas.

Tenik Pembuatan Ecoprint

Sebelum kita bahas cara pembuatan Ecoprint, ada 2 teknik untuk pewarnaannya. Pertama dengan cara Pounding yaitu dengan cara memukul dedaunan dengan kayu pada sehelai kain agar zat warna daun tercetak pada kain. Kemudian cara pengeringannya dengan menjemurnya. Kedua dengan cara Iron Blanket, yaitu dengan melapisi tatanan tanaman yang sudah disusun diatas kain, kemudian mengukusnya selama 2 jam, agar daun-daunnya tercetak pada kain.

Bahan-Bahan Untuk Membuat Ecoprint

Untuk kegiatan ini, ibu Jumiko mengajarkan Ecoprint dengan teknik Iron Blanket. Mengenai bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu :

  1. Kain yang seratnya berasal dari bahan alami agar perwarnaannya terserap dengan baik. Kain yang dipakai berasal dari serat kapas, serat linen dan serat sutra. Untuk pelatihan ini kami menggunakan kain sutra, karena dipercaya daya serapnya sangat bagus.
  1. Langkah selanjutnya adalah mencuci kain sutra dengan cairan Mordan, prosesnya sama seperti mencuci pakaian yang fungsinya untuk membersihkan kain terlebih dulu. Sebelumnya 2 liter air direbus dengan suhu 80 derajat. Kemudian dimasukkan cairan Mordan yang telah dicampur dengan Tawas, Soda As, Cuka dan Tunjung. Saya juga baru tahu apa itu Tunjung, yaitu zat besi yang bisa memberikan efek karat pada kain.
  1. Daun yang dibutuhkan untuk proses Ecoprint, yaitu daun yang beraroma tajam, atau yang mudah mengeluarkan warna ketika direndam. Contohnya daun Jati, Eucalyptus, Jambu, Pare, Nangka, Strawbery, Bougenfile, Pepaya, Kelor, Pakis, dll. Selain dari dedaunan sebagai pewarna, dapat juga menggunakan kayu Secang, kayu Mahoni, Tegeran dan Tingi.

Cara Pembuatan Ecoprint

Setelah kain sutra direndam dalam larutan yang sudah disebutkan diatas, kain itu diperas hingga air tidak menetes lagi. Kemudian kain dibentangkan, lanjut menata dedaunan, bunga atau tangkai sesusai dengan selera kita. Langkah selanjutnya adalah kita menutup tatanan dedaunan, tangkai dan bunga itu  dengan kain sutra lainnya yang sudah di warnai sesuai keinginan. Kain ini disebut dengan Blanket, berfungsi untuk memberikan warna pada kain.

 

Proses penutupan dengan Blanket

Setelah kain yang di tata dengan daun ditutup dengan kain Blanket, maka dimulailah proses persiapan untuk merebusnya. Pelapis berikutnya adalah menggunakan plastik hitam, kemudian diatasnya diletakkan pipa pralon sebagai alat untuk menggulung.

 

Proses menggulung kain Ecoprint

Setelah digulung dengan pipa paralon, langkah selanjutnya, pipa paralon itu dilepaskan dengan cara menarik perlahan-lahan. Kemudian kain yang sudah lepas dari pralon digulung dengan kuat agar daun benar-benar melekat pada kain. Hingga membentuk gulungan berbentuk bulat dan diikat dengan tali rafiah dengan kuat. Langkah terakhir adalah mengukusnya hingga 2 jam lamanya.

 

 

Proses mengukus bahan

Manfaat Ecoprint

  1. Ramah Lingkungan, sehingga sisa-sisa bahan Ecoprint bisa menjadi kompos karena tidak menggunakan bahan kimia untuk pembuatannya.
  2. Motif tidak bisa sama persis, karena masing-masing tanaman akan berbeda perwanaannya, jadi kalau kita pakai baju hasil Ecoprint, tidak ada kembarannya.
  3. Nilai jual yang tinggi, wajar saja karena menggunakan teknik alami dalam pengerjaannya dan menunjukkan keunggulan kualitasnya.

Setelah kain dikukus selama 2 jam, kita akan melihat hasil yang tidak bisa prediksi sebelumnya. Warna-warna daun, tangkai dan bunga akan mucul diluar dugaan kita. Seolah alamlah yang bicara dan menentukan kuasanya. Ada daun yang bisa mnghasilkan warna merah marun, padahal aslinya berwarna hijau, atau tanaman ilalang yang bisa mengeluarkan warna kuning keemasan padahal warna awal berwarna pucat. Menurut saya yang menakjubkan adalah, tulang-tulang daun yang tercetak dengan jelas dengan warna yang indah, membuat motif kain sutra menjadi unik.

Selamat mencoba!!!

Yuk, ikuti lini masa Instagram captwapri untuk mendapatkan informasi terbaru lainnya!

Baca juga: