Citayam Fashion Week pada Peringatan Hari Anak Nasional

Fenomena Citayam Fashion Week Jakarta dari Perspektif Hari Anak Nasional

 

Fenomena menarik seputaran Stasiun Kereta Api Dukuh Atas (BNI City). Ada apa di SCBD Jakarta Pusat? Ternyata Sudirman Central Business District (SCBD) saat ini punya kepanjangan lain yang diplesetkan, Sudirman Citayam Bojonggede Depok. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

 

Berawal dari hadirnya sekelompok anak muda/remaja/Anak Baru Gede (ABG) dari berbagai wilayah penyangga Jakarta. Para remaja ini menyebutkan bahwa mereka berasal dari Citayam, Bojonggede, Depok dan juga Jakarta.

 

Anak-anak muda belia zaman now yang sedang berusaha mencari jati diri, ingin mengekspresikan potensi, kegalauan, hiburan, kegembiraan dan segudang keinginan yang berharap ada tempat penyaluran untuk ditumpahkan.

 

Mereka datang berbondong bondong ke Jakarta dengan bekal minim, berharap bisa memberikan prestasi dengan caranya masing-masing. Demi bisa membuat sebuah konten, mereka dengan kesederhanaannya rela mengaktualisasikan diri bergaya, berpakaian unik, nyentrik, dan nyeleneh layaknya seperti sedang berada di acara fashion show di hadapan kerumunan orang dan cukup mencuri perhatian.

 

Mereka adalah anak-anak kita, pada rentang usia sekolah, generasi muda penerus bangsa. Apakah mereka ini masih bersekolah ataukah sudah tidak bersekolah lagi alias putus sekolah? Apakah mereka sudah meminta izin kepada orangtua untuk berada di tempat tersebut? Serta banyak lagi tanya lain yang belum beroleh jawaban.

 

Sebagai orangtua yang mempunyai anak, kita merasa miris dan prihatin, sekaligus merasa tergelitik juga dengan tingkah laku dan polah mereka yang lucu. Selain nongkrong istilahnya, mereka juga berlomba memamerkan gaya berpakaian dan outfit yang dikenakan. Bak peragawan dan peragawati profesional dan tanpa malu-malu mereka berjalan di catwalk (memanfaatkan zebra cross).

 

Sehubungan dengan fenomena Citayam Fashion Week (CFW) tersebut dan bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN) yang baru saja diperingati pada 23 Juli 2022 yang mengusung tema: “Anak Terlindungi Indonesia Maju”. Apakah sebagai bagian dari masyarakat, orangtua, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah sudah mengambil peran terkait tema Hari Anak Nasional 2022 tersebut?

 

Memperhatikan fenomena CFW di tengah peringatan HAN tahun 2022 ada beberapa hal yang menggelitik ingin disampaikan, misalnya apakah para ABG yang ikut CFW sudah terpenuhi hak dan kewajiban mereka, seperti:

  • Hak untuk mendapatkan perlindungan di rumah mereka (merasa aman dan nyaman)
  • Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak (namun terbatasi karena kondisi ekonomi orangtua mereka), sehingga mereka juga harus membantu mencari nafkah
  • Adanya edukasi dari pemerintah atau masyarakat kepada orangtua mengenai pentingnya pendidikan
  • Adanya edukasi kepada anak bagaimana menanamkan kepedulian dan empati kepada orangtua atau kerabat yang sudah bersusah payah menjaga mereka

 

Dari beberapa wawancara yang dilakukan oleh content creator dengan beberapa anak remaja tersebut yang cukup dikenal di kalangan mereka dan sosial media. Sebut saja Jeje dengan jargon slebew nya, Roy, Kurma, dan  Bonge, serta beberapa nama lainnya. Mereka datang ke Jakarta dengan bekal minim, ingin mencari hiburan, berjalan-jalan dan berkenalan dengan sesamanya.

 

Ternyata semenjak munculnya fenomena CFW ini, Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta beserta jajaran Pemprov DKI Jakarta sudah memberikan perhatian khusus untuk anak-anak remaja yang suka bermain atau sekadar adu gaya. Bahkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berencana memberikan beasiswa untuk anak-anak tersebut.

 

Selain itu, jajaran pemerintahan juga memberikan ruang ketiga (selain rumah dan sekolah) tersebut bagi mereka untuk berekspresi dan berkreasi, karena mereka mungkin tidak bisa dilarang-larang.

 

Walaupun demikian, pihak Pemprov DKI Jakarta sudah tepat dengan memberikan aturan dan batasan, seperti mereka harus pulang ke rumah masing-masing sebelum kehabisan transportasi untuk mereka pulang. Menjaga dan tidak merusak fasilitas yang disediakan pemerintah, serta tetap menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan.

 

Hal ini dilakukan pemerintah karena sebelumnya para ABG ini tidur bergelimpangan di lokasi tempat berlalu lalangnya pegawai yang akan bekerja di seputaran Stasiun Dukuh Atas pada pagi harinya. Areal tersebut juga dipenuhi oleh sampah yang berserakan di mana-mana. Setelah ditelusuri, ternyata mereka kehabisan kendaraan untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun, perilaku kurang tertib dari anak-anak ini harus dicegah dengan membiasakan mereka untuk membuang sampah pada tempatnya. Disinilah peran serta orang-orang dewasa dalam melakukan pembinaan kepada mereka.

 

Ada pemandangan berbeda karena fenomena yang sedang viral di medsos ini, beberapa waktu lalu terlihat beberapa orang dari kalangan pejabat maupun artis juga menyambangi kawasan SCBD. Sebut saja, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama delegasi dari Uni Eropa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama para driver ojol, dan Brigjen Krishna Murti. Ada juga artis Paula Verhoeven, Yuni Shara dan lain-lain.

 

Disampaikan juga oleh Ridwan Kamil bahwa kegiatan catwalk di kawasan SCBD merupakan inovasi yang dapat meminimalkan kegiatan membahayakan diri sendiri seperti tawuran. Sisi positif lain dari kegiatan ini dikomentari juga oleh warganet, lebih baik daripada para ABG ini terlibat tawuran ataupun ikut kelompok geng motor yang lebih menyeramkan.

 

Bahkan, artis Baim Wong dan istrinya berniat mendaftarkan CFW kepada Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) agar CFW nantinya bisa dikelola dan dilaksanakan oleh perusahaan secara lebih besar. Namun karena banyaknya penolakan yang dilakukan masyarakat, upaya tersebut akhirnya dibatalkan.

 

Apapun itu, fenomena seperti ini mungkin tidak akan berlangsung lama. Namun, kita juga harus mempersiapkan diri, tenaga, dan pikiran dengan kejutan-kejutan tak terduga lain yang akan dihadirkan oleh anak-anak muda dengan “tenaga berlebih” ini dan sangat butuh untuk disalurkan.

 

Bandar Lampung,  Juli 2022