Beberapa hari ini kita dikejutkan dalam pemberitaan online terkait LGBT di Amerika Serikat. Dikisahkan dari sumber media online sindonews.com tanggal 21 Januari 2023, bahwa pasangan Gay asal Georgia telah ditangkap FBI dengan tuduhan melecehkan dua putra angkat secara seksual dan direkam untuk pornografi anak. Tidak hanya itu pasangan gay itu dituduh menjual kedua bocah kepada anggota jaringan pedofil lokal. Selama penggerebakan, salah satu pasangan gay ditarik keluar dari rumahnya dalam keadaan telanjang. Betapa menjijikkannya kejadian itu.
Hal ini bermula dari investigasi polisi selama berbulan โ bulan terhadap media sosial kedua pasangan gay tersebut. Dari investigasi itu, bahwa pasangan tersebut melacurkan dua putra anak angkatnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Mereka ternyata aktif juga di komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) lokal setempat. Atas kejadian itu, mereka diancam hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.
Rusaknya mental kaum LGBT
Kejadian di atas sungguh sangat miris sekali. Kita teringat kasus pembunuhan berantai Ryan Jombong yang membunuh dan memutilasi para korbannya pada tahun 2008. Ryan telah membunuh sebelas orang dan menguburkan mayatnya di belakang rumahnya di Jakarta dan Jombang. Motif pembuhunan tersebut dikarenakan Ryan cemburu kepada pasangan gaynya yang diduga selingkuh dengan pasangan lain. Kasus itu menjadi viral di masyarakat karena begitu sadis dan kejamnya ryan terhadap korban. Dan masih banyak lagi kasus โ kasus hitam yang dilakukan oleh pasangan LGBT di alam bumi ini.
Orang LGBT ini mempunyai kelainan seksual yang menyimpang. Banyak faktor yang membuat seseorang menjadi LGBT. Bisa karena faktor ekonomi, kekerasan / pelecehan seksual sehingga trauma, dan minimnya perhatian keluarga. Akhirnya mereka mencari pelampiasan ke orang yang keliru dan memberikan efek negatif terhadap dirinya. Mereka mengalami trauma dan depresi yang mengguncangkan jiwa dan fitrahnya. Hal inilah yang membuat mereka nekat untuk menjalin hubungan dengan sesama jenis. Kebersamaan sampai menjadi teman dekat dalam pergaulan menjadikan mereka mempunyai perasaan lebih terhadap teman mainnya. Padahal Allah menciptakan menciptakan laki โ laki dan perempuan untuk saling melengkapi dalam segala hal.
Seseorang yang mempunyai kesehatan mental yang baik, pasti bisa menyesuaikan diri, terhindar dari penyakit jiwa, mengembangkan potensi diri, dan tercapainya kebahagiaan diri sendiri. Orang yang terkena virus LGBT mempunyai sindrom depresi, kecemasan yang berlebihan, dan tidak bisa menyesuaikan fitrah diri atas apa yang diciptakan Allah pada dirinya sendiri. Inilah sumber penyakit jiwa kaum LGBT sehingga mereka tidak bisa berpikir realistis atas dampak yang mereka lakukan. Selain kesehatan mental yang terganggu, mereka rentan terkena penyakit kanker anal, kanker mulut, dan HIV/AIDS.
Apalagi di saat media informasi yang semakin terbuka luas, mereka berani mengkampanyekan LGBT ini sebagai hak asasi manusia. Mereka kampanya secara massif melalui Instagram, Twitter, Facebook, Youtube, website, dan lainnya. Salah satunya mereka mengkampanyekan bendera Pelangi (bendera resmi LGBT), meminta pengesahan undang โ undang pernikahan LGBT kepada pemerintah,dan membuat opini public yang menyesatkan bahwa LGBT ini perilaku normal. Bahkan kampanye LGBT ini, didukung salah satu coffe shop ternama di dunia. Inilah yang harus kita lawan atas kampanye menyesatkan kaum LGBT itu.
Pencegahan Virus LGBT
Untungnya masyarakat kita masih banyak yang bepikir jernih atas bahayanya kaum LGBT. Masyarakat tidak mau azab yang menimpa kaum nabi luth (azab dihujani batu dari langit) terkena mereka karena perilaku yang menyimpang ini. Maka dari itu guna menjaga kondusifitas dan mempertahankan moralitas, pertama kita harus menutup konten pornografi. Karena pornografi membuat candu bagi yang sering menontonnya dan bila hasrat tidak tersalurkan, mereka cenderung merasa cemas dan akan berbuat nekat. Seperti pencabulan atau memperkosa. Karena banyak sekali kasus pencabulan dan pelecehan kepada anak kecil baik pada laki โ laki atau perempuan.
Yang kedua pola pendidikan orang tua yang diterapkan sesuai dengan jenis kelamin anak. Pola asuh ini memberikan kebebasan pada anak secara mandiri tapi dengan menempatkan kendali atas tindakan anaknya. Contoh dalam memilih pakaian sesuai dengan jenis kelamin, memberitahu anak agar tidak gampang memegang tubuh yang sensitif pada lawan jenis dan tidak bersalaman kepada lawan jenis. Hal ini guna memahami anak akan batasan โ batasan yang harus dipahami.
Ketiga diadakannya kajian atau seminar tentang bahayanya perilaku LGBT. Kajian โ kajian bisa dilaksakan di sekolah dan tempat ibadah. Jelaskan kepada generasi muda tentang sejarah kaum Sodom yang hidup di zaman nabi Luth yang diazab Allah karena LGBT dan dampak bagi kesehatan jasmani, mental, dan perilaku sosial di masyarakat. Seperti kisahnya ryan Jombang yang membunuh pria gaynya karena cemburu. Bisa kita jadikan pelajaran bahwa LGBT sangat bejat.
Keempat, guna populasi masyarakat kita tidak berkurang akibat LGBT, artinya kaum LGBT tidak akan bisa memiliki keturunan. Sudah saatnya pemerintah kita membuat undang โ undang yang melarang aktifitas LGBT ini. Kita bisa mencontoh negara seperti Rusia, Brunei Darussalam, Malaysia, Arab Saudi, Qatar, dan masih banyak negara lainnya. Kekurangan penduduk sangat riskan bagi sebuah negara karena minimnya Sumber Daya Manusia. Oleh karenanya marilah kita menyuarakan ini melalui Dewan Perwakilan Rakyat agar dapat disampaikan ke Pemerintah.
Kelima, sudah saatnya kita merangkul kaum LGBT dengan tujuan untuk menyadarkan mereka bahwa perilaku mereka sangat berbahaya bagi kesehatan mental dan jasmani. Janganlah kita mencela atau menghakimi karena kita tidak pernah tahu apa penyebab mereka sampai menjadi LGBT. Rangkulkah mereka dengan hati nurani dan secara pelan โ pelan ajaklah mereka kembali pada fitrahnya.
Yuk, ikuti lini masa Instagram captwapri untuk mendapatkan informasi terbaru lainnya!
Baca juga:
1 Comment