Saat lalu lintas sedang penuh, saya menikmati suara klakson bersaut-sautan dari mobil, motor, bus, dan angkot. Jenis klaksonnya pun terdengar sudah dimodif dari standar pabrikan. Pemasangan jenis klakson yang digunakan menandakan pengkolaborasian kemampuan teknologi dan ilmu komunikasi.
Pelaku penekan klakson tersebut merasa seolah hajatnya paling prioritas. Kondisi selanjutnya menjadikan lingkungan semakin agak dinamis dan bertambah meriah dengan pembesaran intensitas suara kenalpot. Terdapat tambahan suara melengking dari mulut satu dan mulut lain membuat kesan dirinya paling benar. Lalu kapan, ya, saya mempunyai ruang hati dan luas pikir, saya salah anda benar. Berikut ini beberapa tips ketika tiba hujan suara :
Tips pertama, segera sadari keterbatasan telinga
Ada anggota tubuh saya yang paling terdampak yakni telinga. Telinga bekerja keras menahan desibel kekuatan suara. Suaranya serba tinggi dan bahkan melengking. Hebatnya lagi daun telinga ini berjumlah 2 buah. Namun sifat telinga selalu menerima suara dengan lapang dada.
Telinga tidak kuat bertahan mendengar kekerasan suara dengan intensitas di atas 85 desibel. Jika melebihi batas kekerasan suara tersebut berakibat kerusakan permanen pada gendang telinga. Namun telingga masih dapat mendengar dengan kekerasan suara maksimal sampai 140 desibel.
Pada suatu kondisi padatnya kendaraanpun mulai sedikit bergerak. Peluang bergeraknya karena terdapat celah dan salah satu kendaraan mengambilnya. Saya membatin, senadainya salah satu sabar bergantian memberi jalan kendaraan lain untuk bergerak maka akan cepat terurai.
Tips kedua, yakini kita ini komunitas hati
Baru selesai batin saya berfikir dan bergerak bantu mengurai, terdengar suara keras penuh gairah dari klakson kendaraan, kenalpot dan mulut. Tambahan suara lain dari mulut yang mengabsensi kehadiran binatang. Frekuensi suaranya melengking terdengar tidak normal dan tidak konstan.
Kesengajaan fluktuasi suara bernada tinggi sampai menyanjung nafsu amarah. Kondisi suaranya dapat terukur dan ternyata kekerasannya kurang dari 85 desibel. Namun saking polosnya telinga ini, menampung jenis suara yang dapat menembus dada.
Tips ketiga, yakini dalam hati segera ingat Tuhan
Hati saya tertembus suara sehingga mempengaruhi naiknya andrenalin dan memerahkan telinga serta muka. Namun saya tersadar dan buru-buru ingat Sang Maha Pembuat hujan. Wow keren, alhamdulillah engkau berikan aku hujan kesadaran.
Saya teringat analogi hujan karena hujan didatangkan dalam butiran-tutiran air. Butiran air dijatuhkan bergantian sehingga memberi kesempatan tanah untuk menyerap. Ternyata hujan itu menyuburkan bumi. Saya harus berusaha subur dan bahagia.
Analogi lain tentang rezeki, bahwa rezeki didatangkan seperti hujan yang lebat. Kalau mau basah dengan rezeki harusnya kuyub. Rezekinya kuyub karena tidak ada zat penghalannya. Saya harus berusaha basah kuyub dengan rezeki.
Tips keempat, ucapkan dengan lisan kesadaran
Alloh SWT sedang menghujaniku kekerasan suara klakson mobil sebesar 118 desibel. Alloh SWT sedang menghujaniku kekerasan suara kenalpot sebesar 83 desibel. Alloh SWT sedang menghujaniku kekerasan suara teriakan mulut sekitar 90 desibel.
Kalo sebagain orang nggak dihantam kepadatan lalulintas sehingga kehilangan kesempatan, mungkin orang-orang nggak tahu tuh bagaimana caranya mempersiapkan waktu, tidak telat berangkat, selalu memantau, dan pentinya melek menghargai waktu.
Kalo sebagain orang nggak dihantam kepadatan lalulintas sehingga mendengarkan umpatan, mungkin orang-orang nggak tahu tuh bagaimana caranya menghargai sesama, tidak nyamannya diumpat, dan pentinya melek persiapan kesabaran mendengar.
Kalo sebagain orang nggak dihantam kepadatan lalulintas sehingga membunyikan klakson, kenalpot dan terikan, mungkin orang-orang nggak tahu tuh bagaimana caranya memberi kesempatan sesama, tidak nyamannya suara tinggi, pentinya melek teknologi bahwa suara klakson dan kenalpot itu untuk membantu kelancaran bukan menggangu telinga orang lain.
Tips kelima, buktikan sedia payung kesabaran setiap saat
Oya ternyata dari padatnya lalu lintas yang disebut sebagai ujian, dan kita dihantam dengan kejutan yang tiba-tiba, kehilangan peluang, kehilangan pekerjaan namun ada yang diberi kelangsungan hidup dan kelimpahan rezeki. Kalau kita tidak merasakan titik-titik tersebut kita tidak bakalan tahu bagaimana rasanya kehilangan, penting berbuat baik, belajar tertib berlalulintas, praktik bersabar, pentinya kesehatan kendaraan, dan pentingnya menjaga waktu dan lainnya.
Demi musim hujan saya bersumpah dan bersyukur dengan musim padatnya lalulintas. Dengan hujan saya dapat belajar mendengar dan bersabar walau hujan klakson, hujan suara kenalpot dan hujan umpatan. Namun saya tetap berusaha sabar membantu mengurai padatnya lalu lintas.
Saya penuh syukur juga teman yang tertinggal pesawat dan pada jam berikutnya terdengar khabar bahwa pesawat yang harusnya ditumpangi terjatuh. Ada teman yang tertinggal pertemuan dalam deal bisnis, namun ternyata proyek tetap lanjut walau dengan komunikasi komitmen dengan ber-email. Ada teman yang tertinggal jadwal operasi persalinan kandungan istrinya, namun ternyata pembukaan persalinannya masih 2 dan setelah kedatangan sang ayah proses persalinannya penuh dengan kelancaran.
Referensi
Ujian padatnya lalu lintas hakekatnya menimbulkan hujan tipe khusus. Hujan suara supaya saya dapat belajar mempraktikkan bersyukur dan bersabar. Dengan demikian, hajat, keperluan dan kebutuhan saya akan dipenuhi oleh Sang Maha Pembuat Hujan. Tugas saya hari-hari ternyata diminta mempersiapkan diri dan memantaskan diri serta sadar diri diantaranya saat menghadapi musim hujan hujatan.
Karya ini wow sekali. Memotret realita dalam kalimat hebat.
Hehe…trimakasih mbak.
Bagus pak tulisannya… kebayang suasananya…
maturnuwun bu… kita praktik bersikap dalam merespon hujan suara