Tersirat suram wajah langitku
Mendung menggulung tiada ampun
Guntur guruh saling berpacu
Namun rinai itu belum turun
Tiada rintih pun tiada jerit
Kala bayu dini hari kian menggigit
Langkah senyapmu mewakili pamit
Di dadaku kini tersulam sakit
Basa basimu sudah lama basi
Embun pagi pasti tahu diri
Segera berkemas permisi
Manakala hadir mentari pagi
Kutitipkan beberapa ikat rindu
Di setiap pucuk perdu
Bukan di pohon randu
Agar aku mudah merengkuhmu
Petik jemarimu mengirim denting merdu
Mimpi malamku jadi indah membiru
Nada sendu kau pilih untukku
Berharap pipiku memerah tersipu
Denting itu perlahan tak terdengar
Aroma harummu kian menguar
Merasuk di setiap pori-poriku
Mengalir di setiap sel darahku
Dendam rindu tinggal sehelai
Sekeranjang kesumat melambai-lambai
Gemuruh dada serasa membara
Sisakan debu enggan mengangkasa
Ucap bibirmu lebih pahit madu
Desah rayumu lebih manis brotowali
Tinggalkan sekepal asa dalam ragu
Noktah cinta bukan untuk kuratapi
Menepinya ribuan kerikil penghalang
Terhardik oleh nyeri luka terajam
Pesona senja di pucuk ilalang
Lukisan rindu yang nyaris padam
Tinggalkan Balasan