Kutuliskan sajak-sajak puisi
Bermekar cinta
Aku bercerita tentang perasaan ya tak menentu
Kadang kala cinta kadang kala benci
Namun cerita terkadang tiada arti
Ada suka dan ada duka
Rumit
Mungkin inilah kisah yang sulit
Sulit untuk ditebak dan sulit untuk diterka
Sepatah dua patah kata ini
Biarkan ku bercerita
Lewat bait-bait yang tak mungkin berasal
Bagaimana cinta dengan benci
Saling bercerita diantaranya
Cinta….
Lewat puisi ini
Ku ukirkan rindu dan sayang
Diantara hati yang membenci
Aku Ingin Pergi
Mengejar cahaya sang raja duniawi
Dari goresan luka yang terpahat rapi
Yang berlukis sepi sunyi
Bermakna ilusi tinggi
Aku Ingin Pergi
Lari jauh sebrangi riuh ombak tanpa ragu
Berpacu selayak peluru melaju
Hingga mata hati terbentur roda waktu
Biar lupa sejenak bayang itu
Aku Ingin Pergi
Dari ruang jeruji rindu
Gelap tanpa lampu
Terbuai tanpa daya layaknya duniaku binasa
Melodi Kehidupan
Hidup penuh perjuangan bagaikan sebait nada musik
Semakin merdu dan semakin terpakau
Bagaikan gelora asmara yang membara
Andai aku bisa berguna
Meskipun hidup selalu kesusahan
Melodi-melodi kehidupan berdatangan
Karena hari esok ada kebahagiaan
Titik-titik nadapun semakin hari berjatuhan
Banyak masalahpun akan berdatangan
Bagaikan tertusuk duri
Sehingga masalah datang dan menyakitkan
Hari demi haripun berdatangan
Kehidupan semakin tak terlupakan
Hujan Kasih
Di sini hujan kasih
Berbalut selimut menghangat rasa
Dingin terasa hingga hingga sampai ke tangan
Merambah mencari celah
Hujan kali ini begitu berbeda
Berbeda karena di ujung malam
Sepi mencekam bosan
Bermain kantuk membutakan mata
Aku masih di sini
Masih menjadi beku yang tak hangat
Terasa sesak takkala tertatap
Mungkin dingin menjadi penawar
Atap dan daun rimbun jadi saksi
Bahwa bening mencumbu hijau
Terlarut basah meninggal subur
Penawar di musim kemarau
Tentang Aku
Aku
Adalah rindu terlupakan
Penikmat sunyi sejati
Pengagum keindahan cinta paling suci
Tak henti ombak
Mengulum bibir pantai
Riak menghapus tiap jejak
Menyimpan kisah dalam damai
Aku
Adalah rindu tersiakan
Penunggu sepi diri
Penikmat kegundahan hati
Tak bosan embus angin
Bawa kabar kenangan
Gugah kembali ku ingin
Raih segala anga
Kerinduan Malam
Senja yang bakal pergi
Menggamit malam yang sedang menanti
Perlahan ku labuhkan rindu ini
Di dermaga hatimu yang hangat menanti
Aku kah sang perindumu
Yang merindu tanpa henti
Menarikan tarian hati
Yang berlagu resah dan pilu
Aku di sini mengalunkan rindu
Aku disini memuja bayangmu
Setiap detik degup nadiku hanya namamu
Mimpi Sebelum Terlelap
Menemukan dalam dunia yang tak pernah nyata
Sayup suara hanyut terbawa hembusan angin
Sepenggal kalimat cerita hinggapnya sebuah derita
Perjalanan hidup yang terpilih dengan separuh hati
Manisnya ujung bibir yang membingkai senyum
Tak pernah hianat meninggalkan wajah lugu
Menutupi ratapan hati akan kisah hidup penuh liku
Menghiasi buram masa depan penerus cerita
Melitas dalam memori masa lalu
Jalan itu tak semulus jalan tol
Jalan itu tak selurus seperti pensil
Cerita pahit mesti enggan untuk diulang
Pilihan harus tetap terpilih
Dan sebentar lagi aku akan pergi
1 Comment