Kalau Ki Ronggo Gagal Mencabut Lidi, “Jangan-jangan” Danau Ronggojalu Tidak Pernah Ada

Pagi ini, Rabu 12 Oktober 2022, Saya dan beberapa teman sekantor berencana melakukan gowes, kegiatan rutin seminggu sekali. Salah satu teman menginfokan bahwa di Desa Banjarsawah terdapat danau bernama “Ronggojalu” dengan air yang jernih. Ingin membuktikan jernihnya air Danau Ronggojalu, saya dan teman-teman berjumlah 5 orang menggunakan sepeda masing-masing menyusur ruas jalan hingga berakhir di jalan setapak, Desa Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Perjalanan yang ditempuh adalah sekitar 45 menit dari Jl. Achmad Yani Probolinggo, melewati jalan raya kea rah timur, menuju Desa Mangunharjo, lalu Desa Tegalrejo, hingga sampai Desa Tegalsiwalan. Sempat kebingungan lantaran ruas jalan makin mengecil, tidak beraspal, dan hanya muat dilewati satu mobil saja, rombongan tiba juga di tujuan setelah dipandu salah seorang teman. Danau Ronggojalu di Probolinggo merupakan salah satu tempat wisata dengan panorama bawah airnya yang jernih.

Disamping sebagai tempat wisata, danau ini ternyata juga dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga penduduk setempat. Dibawah danau terdapat pipa mengarah ke mata air, disedot, lalu dialirkan ke tandon cadangan PDAM untuk kebutuhan air bersih masyarakat Kota dan Kabupaten Probolinggo. Tersedia pula kolam renang bagi anak-anak serta area pemancingan ikan, tidak ada pengunjung karena hari kerja, dan hanya tampak beberapa warga setempat sedang mengail ikan.

Sejarah nama Ronggojalu, diambil dari kisah Ki Ronggo dan Ki Jalu. Konon, pada zaman dahulu, Ki Ronggo dan Ki Jalu yang berteman dekat terlibat perselisihan perebutan kekuasaan. Ki Ronggo bukanlah sosok yang taat beribadah, tetapi dirinya sangat kuat. Berbanding terbalik dengan Ki Jalu yang taat sekali beribadah, tapi kekuatannya lemah.

Saat mereka berperang, datanglah seorang kiai sakti yang menancapkan sebatang lidi di kawasan tersebut. Sang kiai mengatakan bahwa barang siapa yang dapat mencabut batang lidi tersebut, maka ialah yang berhak menjadi penguasa wilayah Ronggojalu. Ternyata perkelahian malah dimenangkan oleh Ronggo yang kuat.

“Dia berhasil menarik lidi, padahal yang taat ibadah itu Jalu,” ujar salah seorang pemancing yang saya temui. Bekas tancapan lidi pun mengeluarkan sumber mata air hingga menjadi sebuah danau. Kedua saudara itu kemudian tewas tenggelam di danau tersebut. Apakah cerita tersebut, sebatas mitos atau apapun, yang pasti kami sangat terhibur dengan kesyahduan alamnya.

Air Danau Ronggojalu yang bening hingga ke dasar Air Danau Ronggojalu memang bening. Pengunjung bisa melihat dasar danau yang berbatu. Bila mahir berenang, pengurus danau juga mengijinkan pengunjung yang datang untuk menyelam. Kendati demikian, beberapa fasilitas umum untuk wisatawan, seperti toilet dan mushala masih kurang memadai.

Rumput di dekat danaupun pun terbilang panjang dan beberapa sampah plastik masih bertebaran, terbenam di dasar danau. Harga tiketnya Rp 5.000 per orangnya. Sekitar satu jam beristirahat, Saya dan rombongan kembali ke Kota Probolinggo untuk beraktifitas. Oiya, sebelum kembali, saya mencatat alamat Danau Ronggojalu, Desa Banjarsawah, Kec. Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (67274).