Mengawal Proses Demokrasi di Sekolah

Praktik demokrasi siswa

Perhelatan pemilu 2024 secara hitungan hari memang tinggal beberapa bulan lagi namun persiapan pelaksanaan sudah dimulai, bahkan beberapa partai politik sudah mulai melakukan manuver dimulai dengan dukung mendukung salah satu calon sampai safari politik ke setiap daerah tidak dapat dicegah. Semua dilakukan agar partai dan calonnya mendapatkan suara pada pemilu 2024 nanti. Sah saja memang karena tujuan dari kita berpolitik untuk memperoleh suara dan akhirnya memperoleh jabatan sesuai dengan yang diinginkan.

Seperti yang kita ketahui bahwa demokrasi merupakan sebuah sistem pemerintahan di mana segenap rakyat ikut serta memerintah melalui wakil-wakilnya dalam lembaga pemerintahan. Dengan kata lain, pemerintahan dan negaranya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dan Salah satu tonggak utama untuk mendukung sistem pemerintahan yang demokratis adalah adanya pemilihan umum atau pemilu.

Penerapan nilai nilai demokrasi melalui proses pemilihan umum bisa dilakukan  diberbagai aspek kehidupan manusia bukan hanya di lingkungan negara saja. Semua bisa dilakukan dari level yang paling kecil seperti keluarga, sekolah, sampai lingkungan masyarakat. Artinya berdirinya masyarakat yang demokratis merupakan cita-cita setiap orang melalui berbagai tempat.

Lalu yang menjadi pertanyaan bagaimana penerapan demokrasi di sekolah, seperti yang kita ketahui sekolah merupakan tempat kedua setelah rumah bagi siswa karena mayoritas waktunya dihabiskan di sekolah. Kita bisa melatih siswa dalam menerapkan demokrasi dalam beberapa kegiatan diantaranya:

  1. Pemilihan ketua osis dan pengurus kelas dengan musyawarah.

Proses pemilihan ketua osis dan ketua kelas berjalan setiap tahun hal ini dapat menjadi proses pembelajaran yang baik bagi siswa dalam proses pemilihan ketua osis  dan ketua kelas kita terapkan sebagaimana yang diterapkan dilingkungan negara, siswa kita ajak untuk menentukan sendiri pemimpin yang bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

  1. Pembagian tugas piket yang merata.

Untuk pembagian tugas piket kelas semua bisa dilaksanakan dengan musyawarah mufakat antara siswa dengan guru (wali kelas) yang penting setiap siswa dapat melaksanakan setiap keputusan yang disepakati antara keduanya. Dan yang jauh lebih penting bagaimana kita bisa melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah menjadi tugasnya.

  1. Ikut bergantian menjadi petugas upacara.

Upacara bendera merupakan salah satu pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme. Sekolah membuat jadwal pelaksanaan upacara yang dibagi secara adil dan merata setiap kelas yang akan menjadi petugas upacaranya. Walaupun kegiatan tersebut terlihat sederhana tetapi sebenarnya itu menjadi salah satu penerapan nilai demokrasi dilingkungan sekolah.

  1. Menghadiri acara yang diadakan sekolah

Kegiatan selanjutnya yang dapat dilakukan oleh siswa dalam upaya penerapan nilai demokrasi di sekolah yaitu dengan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah. Baik itu kegiatan yang hanya melibatkan pengurus kelas saja ataupun seluruh siswa. Hal ini selain penerapan demokrasi di sekolah bisa juga sebagai upaya menumbuhkan nilai kecintaan dan loyalitas terhadap sekolah.

  1. Memberikan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah.

Salah satu kegiatan yang sulit dilakukan oleh siswa tetapi harus dibiasakan yaitu siswa dapat memberikan usulan dan saran kepada pihak sekolah. Siswa harus terbiasa menyampaikan secara tertulis maupun secara lisan tentunya dilakukan untuk kemajuan sekolah. Pihak sekolah juga diharapkan mau mendengarkan setiap keluhan siswa baik itu tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun sarana dan prasarana yang diterima oleh siswa.

  1. Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.

Selanjutnya kegiatan yang bisa dilakukan oleh siswa dengan kegiatan optimalisasi majalah dinding di sekolah dengan di isi oleh berbagai tulisan baik tulisan artikel, pendapat ataupun opini yang ditulis oleh siswa dengan bimbingan guru behasa Indonesia. Siswa dapat mengekspresikan pendapatnya melalui sarana majalah dinding. Karena sangat jarang sekolah yang siswanya menuliskan opini dan ditampilkan pada mading biasanya hanya menampilkan berbagai hasil karya dari siswa.

Penerapan demokrasi di sekolah tidak hanya dilakukan oleh siswa tetapi guru juga bisa mencontohkan dengan berbagai kegiatan selain pelaksanaan pembelajaran didalam kelas. Seperti kegiatan pemilihan wakil kepala sekolah yang bisa dilakukan secara demokrasi dengan melibatkan seluruh warga sekolah baik itu guru maupun tenaga kependidikan.

Pelaksanaan pemilihan wakil diadakan secara berkala sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga sekolah benar-benar menjadi tempat pembelajaran yang tepat dalam menerapkan demokrasi ketika guru bersama siswa melakukan berbagai kegiatan bersama.

Dan terakhir penulis mengutip salah satu ungkapan dari Ki Hajar Dewantara mengenai yaitu maksud dari pendidikan dan pengajaran yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia (siswa) sebagai anggota persatuan. Itu artinya dalam pendidikan dan pengajaran kita bisa melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan sebagai penerapan budaya demokrasi di sekolah.

Hery Setyawan Guru SMPN 42 Jakarta

Yuk, ikuti lini masa kami di Instagram captwapri untuk informasi terbaru lainnya!

Baca juga: