Merger Besar, Rentang Kendali Membesar

Merger Besar dan Rentang Kendali Membesar
Sumber Gambar : Pexels-romanp-35880

Pendahuluan

Pertama-tama, Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan daya saing, efisiensi, dan skala ekonomi. Namun, dalam proses merger, organisasi sering menghadapi tantangan dalam mengelola rentang kendali yang lebih luas. Rentang kendali adalah manajer yang dapat mengelola bawahan langsung dengan efektif.

Rentang kendali yang lebih luas dapat menyebabkan masalah koordinasi, komunikasi, dan kontrol yang lebih kompleks. Artikel ini akan membahas bagaimana sikap organisasi dalam menghadapi tantangan rentang kendali yang lebih luas pasca merger. Dan, penerapan strategi-strategi manajemen dalam mengatasi masalah tersebut.

 

Landasan Teori

Merger dan Rentang Kendali

Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu entitas baru. Salah satu dampak dari merger adalah peningkatan kompleksitas struktur organisasi dan perluasan rentang kendali.

Rentang kendali yang lebih luas dapat menyebabkan komunikasi yang tidak efektif, pengawasan lebih sulit, dan keterlambatan pengambilan keputusan.

Ketika, jumlah bawahan membesar, maka komunikasi semakin lambat dan kurang jelas. Selanjutnya, Manajer akan kesulitan memantau kinerja semua bawahan secara efektif. Selain itu, semakin tinggi tingkat hirarki, cenderung memperlambat proses pengambilan keputusan.

 

Manajemen Rentang Kendali

Rentang kendali yang efektif bergantung pada beberapa faktor, yaitu kompleksitas tugas, kemampuan manajer, dan teknologi dan sistem informasi. Jika, tugas semakin kompleks, maka mempersempit rentang kendali. Selain itu, Manajer berpengalaman mampu mengelola rentang kendali yang lebih luas. Kemudian, teknologi yang canggih membantu manajer dalam mengelola rentang kendali secara luas. Terakhir, merger membutuhkan teknologi, yaitu alat komunikasi dan sistem informasi.

 

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada perusahaan-perusahaan yang telah melakukan merger. Data terkumpul melalui wawancara mendalam dengan manajer dan staf kunci, serta analisis dokumen internal perusahaan. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana organisasi menghadapi tantangan rentang kendali yang lebih luas pasca merger.

 

Hasil dan Pembahasan

Sikap Organisasi dalam Menghadapi Rentang Kendali yang Lebar

  1. Restrukturisasi Organisasi:

Beberapa perusahaan melakukan restrukturisasi untuk menyesuaikan rentang kendali yang lebih luas, melalui pembentukan unit bisnis baru dan penambahan lapisan manajemen.

  1. Peningkatan Kapasitas Manajerial:

Pelatihan dan pengembangan manajer menjadi fokus utama untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola rentang kendali yang lebih luas.

  1. Pemanfaatan Teknologi:

Implementasi sistem informasi manajemen yang canggih untuk mendukung komunikasi dan koordinasi antar tim.

 

Studi Kasus

  1. Perusahaan A:

Setelah merger, perusahaan ini membentuk departemen baru dan mengimplementasikan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk meningkatkan efisiensi manajemen.

  1. Perusahaan B:

Fokus pada pelatihan manajer dan penggunaan alat komunikasi digital untuk mempercepat aliran informasi dan pengambilan keputusan.

 

Tantangan dan Solusi

  1. Komunikasi Efektif:

Pertama, pemanfaatan alat komunikasi digital seperti Slack dan Microsoft Teams, sehingga informasi dapat terdistribusi secara cepat dan jelas.

  1. Pemantauan Kinerja:

Implementasi sistem KPI (Key Performance Indicator) untuk memantau kinerja secara real-time.

  1. Pengambilan Keputusan:

Mengurangi tingkat hirarki dan memberdayakan tim untuk mengambil keputusan cepat dengan panduan yang jelas.

 

Implikasi bagi Manajer dan Tim

Manajer dan tim dalam organisasi yang mengalami merger perlu memahami bahwa rentang kendali yang lebih luas memerlukan pendekatan manajemen yang berbeda. Salah satu langkahnya, adalah melalui peningkatan keterampilan manajerial secara berkelanjutan.

Manajer harus mampu mengembangkan kemampuan komunikasi yang efektif, menguasai teknologi informasi, dan berkemampuan mengambil keputusan, meski dalam situasi kompleks. Selanjutnya, pemberdayaan tim melalui pendelegasian wewenang untuk mengambil inisiatif memutuskan dalam koridor tertentu. Hal ini sekaligus dapat mendukung proses manajerial secara keseluruhan.

 

Teknologi sebagai Pendukung

Teknologi memainkan peran penting dalam membantu organisasi mengelola rentang kendali yang lebih luas. Alat komunikasi digital seperti Slack, Microsoft Teams, dan Zoom memungkinkan komunikasi yang lebih efisien dan kolaborasi antar tim yang menyebar di berbagai lokasi.

Selain itu, sistem informasi manajemen seperti ERP dapat membantu manajer memantau kinerja secara real-time, serta membuat keputusan berbasis data yang lebih tepat. Investasi teknologi, bukan saja meningkatkan efisiensi operasional, namun juga penguatan kapabilitas manajerial di sebuah organisasi yang kompleks.

 

Peran Budaya Organisasi

Budaya organisasi juga memegang peranan penting dalam menghadapi tantangan rentang kendali yang lebih luas. Selanjutnya, merger sering kali membawa perubahan budaya yang signifikan. Sehingga, organisasi harus mampu menyelaraskan nilai-nilai dan norma-norma baru dengan cara kerja yang ada.

Proses integrasi budaya harus terkelola dengan baik, sekaligus memastikan semua anggota organisasi semakin termotivasi. Budaya yang kuat dan kohesif dapat meningkatkan kerja sama tim serta penguatan komunikasi. Hal ini, akan mampu mendukung manajer dalam mengelola rentang kendali secara efektif.

 

Kesimpulan

Merger dapat memperlebar rentang kendali organisasi, tantangan terbesarnya adalah komunikasi, pengawasan, serta pengambilan keputusan. Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu melakukan restrukturisasi organisasi dan kapasitas manajerial melalui pemanfaatan teknologi secara efektif. Studi kasus menunjukkan, bahwa melalui pendekatan yang tepat, organisasi dapat mengelola rentang kendali secara baik. Kondisi tersebut memungkinkan capaian tujuan strategis dari proses merger.

Pertama, mengelola rentang kendali yang luas pasca merger memerlukan pendekatan strategis dan komprehensif. Organisasi membutuhkan selain restrukturisasi, kapasitas manajerial, dan teknologi, adalah pengelolaan budaya organisasi yang baik. Selanjutnya, melalui langkah-langkah tersebut, perusahaan mampu menghadapi tantangan rentang kendali yang luas, untuk mencapai tujuan merger. Studi kasus menunjukkan, bahwa melalui pendekatan tepat, organisasi mampu meraih keberhasilan, meski menghadapi rentang kendali luas sebagai dampak dari merger.

 

Referensi

  • Robbins, S. P., & Coulter, M. (2018). *Management*. Pearson;
  • Daft, R. L. (2015). *Management*. Cengage Learning;
  • Kotter, J. P. (2012). *Leading Change*. Harvard Business Review Press.

 

Penulis berharap, artikel ini memberikan wawasan dan panduan bagi perusahaan yang sedang bermerger, untuk mengelola rentang kendali yang luas secara efektif.