Festival BAM:Tradisi Unik Sambut Bulan Ramadan

Kab.Mojokerto (2/03)- Festival BAM digagas melalui grup Bani Abdul Manan sekitar tahun 2009 untuk membuat rangkaian kegiatan  menyambut bulan Ramadan. Dalam budaya Jawa, tradisi tersebut dikenal dengan “Megengan”.

Istilah BAM mengacu pada keluarga besar keturunan H.Abdul Manan dan Masriyatun yang sampai sekarang telah beranak turun sampai generasi ke-5 (5G). Anggota BAM dengan jumlah anggota hampir mencapai 1000 anak cucu, memotivasi  sebuah gagasan untuk menghimpun mereka dalam satu kegiatan yang berisi doa bersama, ziarah makam leluhur, silaturahmi, sedekah, dan membaca selawat bersama tercetus dalam benak Umar Muzakky sebagai penggagas Festival BAM .

 

Dipilihlah waktu menjelang Ramadan sebagai pelaksanaan Festival dengan latar belakang waktu tersebut berbarengan dengan Khaul H.Abdul.Manan.

Rangkaian kegiatan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut dengan urutan hari ke-1 dimulai bakda isya yakni pembacaan Manakib Syekh Abdul Qadir Jilani. Hari ke-2 Ziarah ke makam 10  putra-putri H.Abdul.Manan yang tersebar di makam Suratan, Miji baru, Plososari, dan Medali. Dilanjutkan dengan BAM Cilik, sebuah konsep acara hiburan edukatif untuk cucu-cicit BAM. Masih di hari ke-2 acara bakda ashar pembacaan Selawat Burdah. Pada malam hari bakda isya acara pembacaan Selawat Nariyah dan diskusi lintas generasi.

Puncak acara dilaksanakan pada hari ke-3. Kegiatan dimulai dengan pembacaan Selawat Simtut Duror dan salat Sunnah bersama.Dilanjutkan dengan Khatmil Qur’an dan pembacaan Maulid Diba’.

Semua kegiatan berpusat di Musala Al-Kautsar Miji Kota Mojokerto, sebuah tempat bersejarah sebab Musala tersebut wakaf seorang Alim dan Nadhirnya adalah H.Abdul Manan.

Foto: Penggagas Festival BAM  

Kegiatan tahunan yang berlangsung kurang lebih 14 tahun ini menjadi ajang melestarikan amaliah leluhur, tradisi ulama Ahlu Sunnah Wal Jemaah, dan wadah silaturahmi duriyat BAM yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Festival BAM tidak sekadar kegiatan ritual Sunnah dan ziarah tetapi juga berbagi dan berkuliner sebagai bagian yang paling khas. Setiap qabilah menyediakan makanan dengan berbagai menu  untuk kegiatan selama 3 hari, juga jajanan dan aneka door prize untuk membahagiakan BAM Cilik.

Megengan dengan kemasan  sangat unik ini kerap menuai apresiasi dari kalangan tokoh dan ulama yang pernah diundang sebagai penyampai Tausiyah, salah satu di antaranya yang pernah hadir adalah Allahu Yarhamu Alm.KH.Shaleh Qasim dari Sidoarjo dan KH.Imam Hambali dari Surabaya,pernah menyampaikan,  “Kegiatan silaturahmi yang dikemas seperti ini sungguh  mulia dan bernilai ibadah. H.Abdul Manan Al Aly pasti bangga.”****

 

 

Kota Mojokerto, Musala Al Kautsar 2 Maret 2024

Penulis merupakan generasi ke-2 BAM .

Foto : Dokumentasi Penulis

Editor: Wahyu P