Legong

Legong
Sumber Foto : gambarhttps://masbrooo.com/

Tersebut seorang gadis bernama Ni Pollok lahir di Bali pada 3 Maret 1917. Ia dipersunting oleh Le Mayeur seorang pelukis berkebangsaan Belgia dengan kisah kasih penuh pesona dan inspirasi. Kedua manusia berasal dari latar belakang budaya berbeda, namun takdir mempertemukannya dalam jalinan asmara romantis yang tak terlupakan sepanjang waktu.

Ni Pollok kecil tumbuh di Kelandis, sebuah desa terpencil yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Ia bersama orangtuanya tinggal di rumah bambu, atap alang-alang, serta lantai dari tanah liat. Di usia remaja, Ni Pollok menemukan bakatnya sebagai seorang penari legong keraton. Tarian indah dan anggun menjadi jalan baginya untuk mempertahankan harga diri.

Melalui tarian legong, wajah dan gerakan tubuh Ni Pollok sangat memukau menjadikannya ajang pengakuan dan penghormatan. Pada tahun 1932, jodoh mempertemukan Ni Pollok dengan Le Mayeur, seorang pelukis berkebangsaan Belgia. Le Mayeur datang ke Bali dan menyewa rumah di Banjar Kelandis.

***

Suatu hari, ketika Ni Pollok menari di sebuah festival keagamaan di desa Tonja, mata Le Mayeur tajam tertuju ke arahnya. Mayeur terpesona oleh keindahan dan kegrasian gerakan Ni Pollok. Mereka saling berpandangan dan tanpa disadari, muncul benih-benih cinta di antara keduanya.

Sebagai seorang pelukis berkaliber internasional, Le Mayeur melihat potensi keindahan dalam diri Ni Pollok. Mayeur memutuskan untuk membuat Ni Pollok sebagai model utama dalam karya-karyanya. Persahabatan seniman ini membawa kedekatan di antara mereka, hingga Le Mayeur mengajarkan Ni Pollok menulis angka serta mempelajari bahasa asing.

Le Mayeur membuka jalan bagi Ni Pollok untuk tumbuh dan mengembangkan dirinya di dunia seni dan wawasan. Pameran pertama karya-karya Le Mayeur dengan model Ni Pollok sukses besar di Singapura. Karya-karya itu memperoleh pengakuan internasional dan membuat Le Mayeur semakin terkenal.

Tetapi, kesuksesan ini tidak membuat Le Mayeur sombong, ia tetap rendah diri dan baik hati. Ia tetap setia mendukung dan mendampingi Ni Pollok dalam mengembangkan talentanya. Kepribadian dan kecantikan Ni Pollok berhasil memikat hati Le Mayeur.

Mereka saling jatuh cinta, dan dalam waktu yang relatif singkat Le Mayeur melamar Ni Pollok. Meskipun mereka memiliki perbedaan budaya dan latar belakang yang menyolok, Ni Pollok menerima cinta Le Mayeur dengan sepenuh hati. Mereka melangsungkan pernikahan menggunakan adat Bali, meskipun pada awalnya sang ibu Ni Pollok tidak setuju.

Namun, seiring berjalannya waktu, sang ibu luluh dan mengizinkan pernikahan Majeur & Pollok karena melihat keseriusan di antara keduanya. Akhirnya, resmilah Ni Pollok menjadi Madame Le Mayeur. Setelah menikah, Ni Pollok mengambil peran sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi segala keperluan Le Mayeur.

Meskipun berganti peran, Ni Pollok tetap menjadi model utama lukisan-lukisan Mayeur. Kehidupan pasangan seniman penuh perjalanan dan petualangan, karya seni Le Mayeur banyak berpetualang di berbagai negara. Karya lukisannya bercerita tentang keindahan alam Pulau Dewata serta keindahan tubuh istrinya. Nama Le Mayeur kian bersinar melalui karya-karya tentang kehidupan dan budaya Bali.

***

Di balik kebahagiaan yang mereka miliki, Ni Pollok menyimpan kegundahan dalam hatinya. Ia sangat merindukan kehadiran seorang anak, namun Le Mayeur memiliki alasan yang berbeda. Mayeur khawatir, jika Ni Pollok hamil tubuhnya akan berubah, sehingga tidak bisa lagi menjadi model yang indah bagi karya-karyanya.

Le Mayeur ingin mengabdikan seluruh hidupnya untuk seni, dan prinsip itu sempat menimbulkan ketegangan dalam hubungan pasangan tersebut. Bersyukur keduanya segera bangkit, dan lulus melalui masa-masa sulit. Akhirnya, meski tanpa anak, Ni Pollok dan Le Mayeur tetap saling mencintai dan mendukung satu sama lain. Mereka menemukan cara untuk mengatasi perbedaan dan menjaga keharmonisan dalam pernikahan.

Ni Pollok terus menjadi sumber inspirasi keindahan dan keanggunan lukisan-lukisan Le Mayeur. Sepasang kekasih Pollok-Mayeur membuktikan bahwa cinta suci dapat melampaui sekat-sekat budaya, perbedaan, dan latar belakang. Hidup mereka penuh tantangan, mereka tetap teguh dalam cinta dan mampu menciptakan harmoni indah antara seni dan kehidupan pribadi.

Kisah kasih kedua insan telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Mereka membuktikan, meski berasal dari dua jiwa berbeda, perkawinannya membuahkan keajaiban. Kekuatan seni menghubungkan dua kutub berbeda seraya menciptakan karya menarik. Ni Pollok dan Le Mayeur adalah contoh nyata bahwa keindahan seni dan cinta sejati dapat berdampingan dalam harmoni yang indah.

Melalui kisah mereka, kita belajar tentang arti kesetiaan, pengorbanan, dan rasa saling menghargai. Mereka mengajarkan kita untuk mengikuti passion kita dan menghargai keunikan dalam hubungan kita. Kisah cinta mereka yang tak terlupakan akan terus menginspirasi dan menghangatkan hati kita.

Bersambung …