Perempuan Melek Dalam Literasi Digital Untuk Melindung Diri dan Keluarga

Seiring berjalannya waktu seluruh masyarakat mengalami perubahan yang cukup drastis. Perubahan ini dapat dilihat dari kebutuhan, perilaku, bahkan aktivitas yang mulai teralihkan. Perkembangan teknologi ini jangan biarkan membuat perempuan terbelakang. Pandemi kemarin membuktikan kalau semua orang harus beradaptasi dengan teknologi, khususnya para ibu yang mendampingi putra putrinya pembelajaran jarak jauh.

 

Perkembangan digital sebenarnya membawa banyak manfaat dan kemudahan, dalam kehidupan. Perkembangan digital ini dibuktikan dengan data menurut Locally Rooted Globally Respect dari UGM menyebutkan bahwa saat ini penetrasi teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia cenderung tinggi. Dalam risetnya tahun 2018 menyebutkan orang yang memiliki telepon genggam sebanyak 355 jt, dan jumlah pengguna internet sejumlah 171 juta jiwa (APJII). Saat ini pengguna telepon genggam pada tahun 2020 cenderung meningkat.

 

Menurut databoks pengguna seluler meningkat sekitar 2,3% atau 136,66 per 100 penduduk dari tahun 2019. Jumlah pengguna internet jauh meningkat 345,95 juta pelanggan (97,28%) prabayar, dan sekitar 9,67 juta (2,76%) pascabayar. Jadi kesimpulannya trend telepon seluler semakin meningkat dari tahun ke tahun. Terlebih karena pandemi membuat semua terbatas dengan jarak. Namun dengan perkembangan teknologi tetap dapat membawa dampak buruk yang bisa saja terjadi pada kita.

 

Oleh karena itu masyarakat terlebih kaum perempuan tetap perlu waspada terhadap dampak buruknya contohnya seperti hoax yang beredar, dan pembulian terhadap anak mereka. Saat ini banyak sekali hoax yang telah beredar. Maka dari itu perempuan juga dituntut untuk dapat menjaga, dan melindungi putra-putrinya dari hoax yang beredar.

 

Contoh lain dalam kasus hoax model baru dan dilakukan secara online yang hampir terjadi pada saya sendiri sebagai perempuan muda, dan beberapa teman saya yang di chat di media sosial (instagram) oleh orang asing entah menggunakan profil asli atau palsu yang hendak mengajak kenalan. Mereka memasang dengan foto yang ganteng dan cantik untuk menarik lawan jenis. Kebetulan beberapa bulan ini yang sedang hype.

 

Alasan mereka adalah untuk mencari pasangan, ingin berkenalan lebih dekat lagi, dan membual bahwa dia punya gaji sekian dollar, dan gajinya juga tidak main-main jumlahnya tergolong besar supaya tertarik untuk menjadi pasangannya. Saya sendiri sempat diajak kenalan oleh orang asing dari instagram dia memaksa untuk meminta nomor wa saya tapi saya tolak. Setiap hari berusaha chat bahkan sampai video call, akhirnya saya jenuh dan saya block baik dari instagram nya, dan telegram nya. Saya nge-block karena saya mengerti modus yang akan dilakukan.

 

Platform media sosial saat ini menjadi salah satu celah dan wadah bagi pelaku kejahatan online untuk dapat mengambil segala informasi milik seseorang. Perihal tersebut seperti nama, nomor handphone, email, dan tanggal lahir menjadi data yang mudah ditemukan di internet. Apabila segala informasi yang ada diambil oleh pencuri data, bisa menjadi luas dampaknya seperti dipakai untuk penipuan, pinjam uang, dan sebagainya.

 

Beberapa teman saya pernah menjadi korban dalam penipuan ini, baik nama dan fotonya diubah menjadi nama mereka. Contoh saja Mekar (hanya nama samaran), segala informasi nama, pekerjaan, dan foto diambil oleh seorang penipu online. Kemudian menggunakan foto profil nya untuk meminjam uang kepada temannya yang ada dalam kontak whatsapp mereka. Adapun yang menjadi korban dalam penipuan tersebut, dan merugikan teman saya.

 

Contoh pembulian terhadap anak seperti kasus anak dari selebgram yang dibully karena jelek tidak mirip mamanya, hitam, dan sebagainya. Pembulian ini tentu dapat menyakiti hati anak dan orang tua. Jadi sebagai perempuan harus bisa menasehati sang anak untuk lebih cuek dan tegar terhadap pembullyan yang terjadi pada sang anak.

 

Saya sendiri merasa beruntung telah menonton beberapa video youtube yang menjelaskan tentang seputar penipuan model baru dan pembullyan tersebut. Penipuan ini berujung mengajak sang perempuan untuk invest saham, meminjam uang, dan lain-lain. Saya sadar semakin kita memahami banyak literasi akan membantu mencegah dampak buruk bagi kita dan keluarga kita. Literasi tidak hanya melalui buku saja, bahkan video-video edukasi di youtube, dan berbagai platform kursus online.

 

Inilah salah satu alasan kenapa perempuan pentingnya melek dalam literasi digital. Zaman sekarang ini banyak sekali hoax yang beredar, dan jangan biarkan putra putri kita bisa menjadi korban dari hoax, dan penipuan yang sedang marak. Perempuan juga dituntut dapat mendidik putra putri kita supaya tidak asal posting informasi tentang diri kita di media sosial. Hal ini bertujuan untuk melindungi anak kita dari dampak buruk dari perkembangan digital.