“Mengapa orang dewasa tidak bermain seperti saya?” Nona, anak usia 5 tahun.
“Hai Nona, itu pertanyaan bagus.”
Itulah potongan wawancara spontanitas saat bertemu Nona, anak dari Bu Sarti penjaga kost tempat saya menginap. Pagi itu, Nona bertemu saya di lobi kost ketika saya baru pulang dari bersepeda dengan komunitas sepeda lipat. Muncul penasaran di benak saya, lalu saya ajukan pancingan pertanyaan sekedar untuk mendalami.
“Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apakah kamu belum pernah melihat orang dewasa bermain di taman bermain seperti yang kamu lakukan?”
Belum sempat mendapat jawaban Nona, ibunya keburu memanggilnya, lalu meninggalkan saya. Saya berimajinasi, barangkali Nona belum pernah menyaksikan orang dewasa memanjat, bermain ayunan, meluncur di taman bermain. Sementara, orang dewasa hanya lalu-lalang, mendorong ayunan atau mengirim dan menerima pesan di ponsel. Padahal, kalau orang dewasa tidak suka bermain di taman bermain itu aneh, sedangkan tempat seperti itu sangat menyenangkan.
***
Mayoritas anak-anak adalah ahli bermain. Para orang tua tahu salah satu cara terbaik belajar tentang diri-sendiri serta lingkungan sekitar kita adalah bermain. Bermain membantu bergerak lebih baik, berpikir lebih baik, berimajinasi, memecahkan masalah serta berinteraksi dengan orang lain.
Hal ini akan membawa kita pada pertanyaan anak lima tahun tadi. Ketika bermain sangat bermanfaat dan menyenangkan, mengapa orang dewasa tidak bermain layaknya anak-anak. Mari kita diskusikan beberapa hal tentang orang tua dan bermain.
Orang dewasa perlu membayar banyak hal, seperti makanan, transportasi dan tempat tinggal. Untuk itu, para orang dewasa harus keluar rumah untuk mencari uang. Selanjutnya, ketika mereka mempunyai anak, maka mereka harus merawat anaknya.
Thus, kehidupan orang dewasa dapat membuat stress dan sibuk. Sedangkan untuk bermain, mereka harus sungguh-sungguh ingin bermain. Jika orang dewasa sedang lelah serta banyak masalah, sulit bagi mereka untuk merasa ingin bermain.
Meskipun demikian, orang dewasa penting bermain juga, kurang lebih tujuannya sama dengan anak-anak. Tapi, selain itu semua, orang dewasa perlu bermain untuk melepas stres dan rasa cemas mereka.
Orang dewasa telah menemukan khas permainan mereka. Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan cerdas, Nona sebelumnya. Bermain, membuat orang dewasa bergerak, berpikir, memecahkan masalah sekaligus berinteraksi dengan orang lain. Jika anak kecil bermain perosotan atau ayunan di taman bermain, orang dewasa menyalurkannya melalui menjahit atau terjun payung.
Mereka senang bermain game dengan komunitasnya, seperti bersepeda atau permainan papan (board game). Mereka bahkan dapat bermain dengan teman-teman secara daring lewat komputer atau smartphone.
Bermain merupakan alat efektif untuk menjaga interaksi tetap semangat dan membahagiakan. Aktifitas tersebut dapat mendatangkan kebahagiaan, vitalitas dan ketahanan dalam interaksi. Kegiatan tersebut juga bisa menyembuhkan kebencian, pertengkaran serta rasa sakit hati. Melalui permainan rutin, kita mampu belajar untuk percaya satu sama lain dan merasa aman.
Kepercayaan membuka peluang bekerja sama, membuka diri terhadap hubungan, dan hal-hal baru lainnya. Dengan memasukkan unsur-unsur humor dan permainan dalam interaksi sehari-hari, anda dapat meningkatkan kualitas kasih sayang dengan rekan kerja, keluarga serta teman.
Perusahaan dot-com telah lama menerapkan hubungan antara produktifitas dengan lingkungan yang menyenangkan. Beberapa perusahaan mendorong permainan dan kreatifitas dan mendorong jam istirahat yang ketat bagi karyawannya untuk melepas ketegangan. Permainan di lokasi pekerjaan akan mendorong produktifitas, kepuasan kerja, semangat kerja, bahkan menurunkan karyawan membolos.
***
Ketika anda menyaksikan seorang ayah bermain guling-guling di lantai atau kuda-kudaan bersama anaknya, sesungguhnya hal tersebut dapat menumbuhkan perkembangan anak sekaligus kesehatan sang ayah tersebut. Bermain bisa mengembangkan ketrampilan sosial, emosional, kognitif serta fisik anak-anak. Faktanya, anak bermain tidak sekedar membuang waktu atau selingan semata, sekaligus dapat saling belajar.
Balita bermain ciluba, bermain khayalan, atau anak bermain papan sangat baik untuk pertumbuhan. Hal ini dapat meningkatkan keterampilan sosial, stimulasi imajinasi anak, adaptasi diri, lebih pintar serta mengurangi stres. Sehingga pada gilirannya, bermain dapat membantu tumbuh kembang anak serta memperkuat ikatan orang tua dan anak.
Seperti anak-anak, orang dewasa juga menyukai permainan. Bahkan orang dewasa lebih radikal, dalam setiap acara resminya tidak bisa lepas dari game atau permainan. Mereka berdandan dan bermain layaknya anak-anak bersama orang dewasa lainnya. Bagi orang dewasa yang lebih tua pun memiliki taman bermain sendiri.
Kesimpulan dari pertanyaan Nona di atas, orang dewasa tidak selalu bermain seperti anak-anak, namun mereka bisa menyibukkan diri dengan kegiatan yang harus dilakukan. Dan, mereka sesungguhnya juga bermain, meski kadang-kadang dengan cara berbeda.
Teruslah bermain dan bertanya, Nona!!!
Wahyu Agung Prihartanto, Penulis yang Nomaden.
Tinggalkan Balasan