Saat berhadapan dengan uang, kira-kira anda akan langsung menyimpan atau membelanjakan. Anda akan mengeluarkan uang secepat kilat atau justru mengabaikan tuntutan pembiayaan hingga kondisi kepepet. Selain kedua pilihan sikap berbatas “atau” itu, masih adakah ragam kepribadian lainnya yang berkait dengan uang.
Mari kita diskusikan kepribadian uang berikut ini.
***
Seorang pengusaha tidak mungkin melakukan pembelian secara tak terukur atau grusa-grusu. Mereka melihat uang sebagai simbol kesuksesan, keutamaan, status sosial, dan menganggap uang sangat bernilai. Berbeda dengan pendamba konsumtif yang tidak menghitung nilai dan kegunaan uang, pengusaha lebih serius menyikapi uang untuk perencanaan investasi mendatang.
Sisi lain, ada juga orang yang tidak mampu memaksimalkan fungsi uangnya, bahkan tanpa memperhitungkan risiko bila tidak memiliki uang. Mereka tidak siap mengambil potensi keuntungan setiap investasi dalam jumlah besar. Kelompok seperti ini hanya mau mengambil investasi pasif dengan biaya rendah.
Kaum sosialita lebih boros dalam membelanjakan uang. Kelompok ini akan mengeluarkan uang terlalu banyak, bahkan mereka rela berhutang untuk mendapatkan gebetan barangnya. Tapi, kaum ini ingin mengeksplorasi investasi aktif atau investasi risiko tinggi, meskipun perlu penyiapan dengan matang. Ketahanan keuangan menjadi fokus utama bagi sosialita.
Ada lagi, kelompok orang yang meningkatkan ketahanan keuangan dengan membayar hutang menggunakan tabungan darurat. Mereka membagi kekayaan dengan pihak lain tanpa memengaruhi keuangan keluarga. Kelompok ini membangun kepercayaan dengan menabung, dan menggunakan pendekatan “menetapkan dan melupakan” dalam kehidupan keuangannya.
Kelompok terakhir lebih materialistis, bahkan terbiasa dengan pembelian barang secara berlebihan. Mereka membangun kepercayaan diri dengan mengambil risiko investasi yang tepat. Namun, kelompok ini tidak berani gambling terkait uang, sehingga pembayaran tagihan menggunakan tabungan lebih menarik bagi mereka.
***
Komunitas Pensiunan Selandia Baru melakukan penelitian kepribadian keuangan dengan melibatkan beberapa responden. Mereka melakukan studi secara mandiri terkait ciri-ciri kepribadian, nilai, serta sikap seseorang terhadap keuangan. 500 responden terpilih secara acak menghasilkan 5 kepribadian yaitu pengusaha, minimalis, sosialita, kontemporer dan realistis.
Pengusaha sebagai seorang perencana keuangan yang berorientasi masa depan. Sebagaimana namanya, minimalis adalah orang yang hemat, suka menabung serta mampu mengendalikan keuangannya. Kehidupan sosialita selalu menyenangkan, ramah, dan percaya diri mengelola keuangan.
Bagi orang kontemporer, sangat suka mengelola uangnya sendiri meskipun kurang percaya diri dalam urusan keuangan. Kontemporer adalah orang yang boros meskipun tidak materialistis. Beda kontemporer, kalau realistis lebih fokus masa depan, konservatif terhadap risiko, serta amat menghargai uang.
Dari penelitian tersebut, jika saya asumsikan beredar ke teman-teman, tidak muluk-muluk dapat memberikan keputusan dan perilaku kepribadian keuangan yang baik. Mengelola keuangan sangat penting utamanya untuk menghadapi situasi krisis. Terlepas dari niat baik itu, sering kali kita kesulitan membuat keputusan finansial yang baik.
***
Bagaimana teman-teman, dapat bayangan setelah membaca narasi di atas? Ya, setidaknya membuka wacana tentang finansial dasar, baik cara menganggarkan maupun mencatat keluar-masuk uang. Kita tidak sedang belajar mengelola keuangan kelas kakap, namun setidaknya supaya tidak ketinggalan jauh dengan kebanyakan orang. Dengan begitu teman-teman lebih percaya diri.
Tak banyak orang yang memahami ciri-ciri kepribadian serta nilai-nilai uang. Meskipun ternyata pemahaman itu memainkan peran penting bagi seseorang dalam membuat keputusan keuangan dengan cerdas. Sehingga ia berhasil membentengi bahkan menghalangi tindakan pemborosan keuangan.
Sikap menghargai nilai uang tercermin dari sikap kita menghargai harta benda. Seberapa nyaman kita mampu merasakan tidak punya uang saat membutuhkan sesuatu yang diinginkan. Pada titik ini, kita akan mampu membuat keputusan bijak untuk mencapai kesejahteraan kehidupan sehari-hari.
Setiap kepribadian uang menawarkan tantangan berbeda dalam mengambil keputusan keuangan. Kepribadian tersebut tidak bisa dilepaskan dari kepribadian seseorang dalam menyikapi keuangan. Meskipun faktor lingkungan, keluarga serta keturunan berpengaruh, namun prosentasenya tidak sebesar kepribadian seseorang.
Hal ini bukan saja tentang jenis kepribadian uang apa yang kita peroleh. Memahami kepribadian uang dapat memahami kekuatan dan kelemahan dalam mengambil keputusan keuangan. Dan, pada akhirnya hal ini mampu meningkatkan ketahanan serta keamanan keuangan pribadi kita.
Wahyu Agung Prihartanto, Penulis yang Nomaden.
Tinggalkan Balasan