Lansia, Dilema di Antara Kebutuhan dan Keterbatasan

Lansia, Dilema di Antara Kebutuhan dan Keterbatasan
Sumber Foto : Pexels

Di berbagai belahan dunia, lansia menghadapi tantangan besar untuk menikmati masa tua dengan tenang dan sejahtera. Banyak dari mereka yang terpaksa terus bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari karena ketiadaan uang pensiun atau jaminan hari tua. Fenomena ini sangat memprihatinkan, karena mencerminkan masih adanya kesenjangan sosial ekonomi di tengah-tengah masyarakat.

 

Realitas Kehidupan Lansia Tanpa Pensiun

Lansia yang tidak memiliki akses ke uang pensiun atau jaminan hari tua sering kali harus bergantung pada pekerjaan serabutan. Dan, mereka menggantungkan bantuan keluarga untuk sekadar bertahan hidup. Di banyak negara berkembang, sistem pensiun masih sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Akibatnya, lansia yang dulunya bekerja di sektor informal atau tidak bekerja tetap saat muda, tidak memiliki tabungan atau JHT.

Di Indonesia, hanya sebagian kecil lansia yang memiliki akses ke program jaminan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan. Sebagian besar bekerja di sektor informal, seperti petani, pedagang kaki lima, pekerja lepas, dan tidak terdaftar program pensiun formal. Tanpa jaminan tersebut, mereka harus terus bekerja meskipun usia dan kesehatan tidak lagi mendukung.

 

Dampak Ekonomi dan Sosial

Ketidaksiapan menghadapi pensiun berdampak besar pada kesejahteraan lansia. Mereka tidak hanya menghadapi kesulitan finansial, tetapi juga berbagai masalah kesehatan akibat pekerjaan yang terlalu berat untuk usia mereka. Kondisi ini memperburuk kualitas hidup dan menurunkan harapan hidup mereka.

Selain itu, banyak lansia yang harus hidup dalam kondisi tidak layak. Mereka tinggal di rumah yang tidak memadai, ketidakmampuan membeli makanan bergizi, serta sulit mendapat akses layanan kesehatan. Hal ini, membuat mereka rentan terhadap penyakit serta masalah kesehatan mental, depresi, maupun kecemasan.

 

Perlunya Kebijakan yang Mendukung

Untuk mengatasi masalah ini, perlu kebijakan inklusif untuk mendukung kesejahteraan lansia. Beberapa langkah berikut, mungkin layak sebagai pertimbangan:

Peningkatan akses program pensiun. Pemerintah perlu memperluas cakupan program pensiun dan jaminan hari tua, terutama bagi pekerja di sektor informal. Contohnya, pengenalan skema pensiun yang lebih fleksibel, dan semua kalangan mudah mengakses.

Edukasi dan literasi keuangan. Peningkatan edukasi tentang pentingnya menabung untuk hari tua. Perlunya pemahaman masyarakat tentang cara mengelola keuangan secara bijak sejak usia muda.

Penguatan layanan sosial. Layanan sosial bagi lansia harus meningkat, termasuk akses ke perawatan kesehatan, bantuan pangan, dan tempat tinggal yang layak. Pemerintah dan lembaga sosial perlu bekerja sama untuk memastikan lansia mendapatkan perlindungan yang memadai.

Dukungan keluarga dan komunitas. Keluarga dan komunitas memiliki peran penting dalam mendukung kesejahteraan lansia. Program-program komunitas yang mendukung lansia, seperti pusat kegiatan lansia atau kelompok dukungan, bisa sangat membantu.

Mengembangkan program bantuan sosial khusus untuk lansia miskin sangat penting. Bantuan ini bisa berupa tunjangan uang tunai, subsidi pangan, atau bantuan perumahan. Program-program tersebut mudah diakses, dan tepat sasaran untuk memastikan bantuan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan.

Menciptakan program pemberdayaan ekonomi bagi lansia bisa menjadi solusi jangka panjang. Program ini dapat mencakup pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kondisi fisik mereka, akses ke modal usaha, serta dukungan dalam memulai usaha kecil. Dengan demikian, lansia bisa tetap produktif tanpa harus melakukan pekerjaan yang terlalu berat.

Membangun kesadaran masyarakat. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah yang dihadapi lansia dan pentingnya dukungan terhadap mereka. Kampanye edukasi dan program komunitas dapat membantu mengubah persepsi masyarakat tentang lansia dan memperkuat solidaritas sosial.

Untuk memastikan efektivitas kebijakan dan program tersebut, perlu mekanisme implementasi yang baik serta evaluasi berkala. Pemerintah harus bekerja sama dengan lembaga non-pemerintah, organisasi sosial, dan komunitas lokal untuk setiap inisiatif. Evaluasi yang berkelanjutan akan membantu mengidentifikasi kelemahan dan peluang perbaikan dalam kebijakan tersebut.

 

Kesimpulan

Lansia yang terjerat kemiskinan dan terpaksa bekerja di usia senja adalah potret nyata dari ketidakadilan sosial ekonomi yang masih terjadi. Tanpa uang pensiun dan jaminan hari tua, mereka tidak bisa menikmati masa tua dengan layak. Oleh karenanya, perlu upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak untuk menciptakan sistem yang adil dan inklusif bagi lansia.

Kemiskinan di kalangan lansia adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera. Tanpa uang pensiun dan jaminan hari tua yang memadai, banyak lansia terjebak dalam kemiskinan dan terpaksa bekerja di usia senjanya. Dengan reformasi sistem pensiun, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi lansia.