KENDARI — Keberhasilan empat peserta asal Jawa Timur menembus babak final Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis Nasional (STQHN) XXVIII Tahun 2025 di Kota Kendari menjadi bukti kuatnya tradisi keilmuan dan semangat Qur’ani di provinsi ini. Dari empat finalis yang berlaga, satu nama mencuri perhatian publik: Fehima Najaha Asy Syarifah, hafidzah muda yang akhirnya menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Juara 1 cabang Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) Golongan 20 Juz Putri.
Femi—sapaan akrabnya—berlaga pada babak final yang digelar di Aula Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara, Jumat (17/10/2025). Ia tampil pertama dengan lantunan ayat-ayat pilihan, di antaranya Surat Al-A’raf (7): 159–162, An-Nisa (4): 8–11, Al-Qasas (28): 28–33, dan Al-Hijr (15): 28–44. Meskipun sempat mendapat satu kali bunyi bel, Femi berhasil melanjutkan dengan tenang dan menuntaskan bacaannya dengan tartil dan penuh penghayatan.
“Alhamdulillah, saya lega bisa menyelesaikan penampilan ini. Semoga hasil terbaik diberikan Allah SWT, dan semoga bacaan ini menjadi amal yang diridhai-Nya,” ungkap Femi dengan senyum bahagia setelah tampil.
Kemenangan ini melengkapi deretan prestasinya. Sebulan sebelumnya, pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Provinsi Jawa Timur di Jember, Femi juga berhasil meraih Juara 1 Cabang Tahfidz Golongan 30 Juz Putri. Konsistensinya menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menjaga dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Ketua harian LPTQ Jawa Timur, KH. Abdul Hamid Abdullah, memberikan apresiasi atas perjuangan seluruh finalis. “Tampilkan yang terbaik, pasrahkan hasil kepada Allah SWT sebagai wujud ketulusan berjuang di jalan Al-Qur’an,” ujarnya.
Kemenangan Femi menjadi buah dari ketekunan, bimbingan guru, dan doa kedua orang tuanya, Moh. Zainuri, S.Pd.I, dan Kamilatud Diniyah, M.Th.I. Lebih dari itu, prestasi ini terasa istimewa karena Femi merupakan cucu dari almarhum HM. Thohir Al-Aly, penyusun Metode Baca Qur’an Tilawati yang telah digunakan luas di Indonesia.
“Femi membuktikan bahwa warisan Qur’ani kakeknya terus hidup,” tutur Ustadzah Ummu Habibah, pembina LPTQ Jatim. Dengan capaian ini, kafilah Jawa Timur kembali mengharumkan nama daerahnya di panggung nasional, mempertegas bahwa semangat cinta Al-Qur’an tak hanya diwariskan, tetapi terus dijaga melalui generasi penerus yang berprestasi.









Tinggalkan Balasan