
Oleh:Umar Said, SH., M.Pd.I.
Kepala Bidang Tata Usaha MAN 2 Mojokerto
Dalam dinamika dunia pendidikan modern, guru dan pegawai bukan sekadar pelaksana tugas administratif atau pengajar di ruang kelas. Mereka adalah sosok yang menentukan arah, warna, dan kualitas lembaga pendidikan. Di MAN 2 Mojokerto, semangat untuk membangun integritas dan profesionalitas menjadi ruh dalam setiap langkah pengabdian.
Integritas merupakan nilai dasar yang tidak dapat ditawar. Ia adalah kejujuran dalam berpikir, berkata, dan bertindak. Guru dan pegawai yang berintegritas tidak hanya melaksanakan tugas karena kewajiban, tetapi karena kesadaran moral dan tanggung jawab. Integritas membuat seseorang bekerja dengan hati, menjaga amanah, dan berkomitmen terhadap hasil kerja yang jujur serta berkualitas.
Di sisi lain, profesionalitas adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya dengan kompeten dan penuh tanggung jawab. Seorang guru profesional tidak hanya menguasai materi ajar, tetapi juga mampu menjadi teladan, komunikatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Begitu pula pegawai tata usaha, yang profesional bukan hanya karena disiplin waktu dan administrasi yang rapi, tetapi juga karena memiliki etos kerja yang tinggi serta mampu memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga madrasah.
Keduanya, integritas dan profesionalitas, ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Integritas tanpa profesionalitas bisa berujung pada ketulusan tanpa hasil yang optimal. Sebaliknya, profesionalitas tanpa integritas dapat melahirkan kecerdikan tanpa moral. Karena itu, keseimbangan antara keduanya menjadi kunci keberhasilan individu dan lembaga.
Di MAN 2 Mojokerto, berbagai langkah strategis telah diupayakan untuk menumbuhkan budaya kerja yang berintegritas dan profesional. Mulai dari pembiasaan apel pagi dan doa bersama sebelum bekerja, evaluasi kinerja secara berkala, hingga penguatan karakter melalui kegiatan keagamaan dan pelatihan kompetensi. Setiap guru dan pegawai didorong untuk terus belajar, meningkatkan kualitas diri, serta menjaga keikhlasan dalam menjalankan tugas.
Budaya “melayani dengan hati” juga menjadi semangat bersama di lingkungan tata usaha. Pelayanan administratif kepada guru, siswa, dan masyarakat dilakukan dengan prinsip cepat, tepat, dan ramah. Karena pelayanan yang baik bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga tentang sikap menghargai dan empati kepada sesama.
Tantangan era digital juga menuntut profesionalitas baru. Pegawai dan guru perlu beradaptasi dengan teknologi, menguasai sistem informasi, serta memahami tata kelola data yang efisien dan transparan. Semua ini tidak hanya meningkatkan kinerja, tetapi juga menjaga kepercayaan publik terhadap madrasah.
Akhirnya, membangun integritas dan profesionalitas bukanlah proyek sesaat, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan keteladanan, kedisiplinan, dan kerja sama. Ketika setiap guru dan pegawai menanamkan nilai-nilai itu dalam dirinya, MAN 2 Mojokerto tidak hanya menjadi lembaga pendidikan unggul, tetapi juga menjadi tempat lahirnya pribadi-pribadi berkarakter dan berakhlak mulia.
Integritas adalah akar, profesionalitas adalah batang, dan kinerja unggul adalah buahnya. Dengan keduanya, madrasah akan tumbuh kokoh, memberi manfaat, dan menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan.














Tinggalkan Balasan