Siapa yang tak menggemari makanan instan satu ini? Sepiring mi goreng instan, dengan telur mata sapi goreng mungkin terdengar sederhana, tapi selalu jadi hidangan yang istimewa. Tak heran bila mi instan adalah salah satu bahan makanan yang wajib tersedia di rumah, sebagai bahan makan cadangan. Alasan pendukung lain adalah, selain harganya terjangkau, sekotak mi instan berbagai merek dengan pilihan banyak rasa masakan nusantara sangat menggugah selera.
Dilansir dari Merdeka.com, mi instan tiba pertama kali di Indonesia pada tahun 1968 dengan nama Supermi yang dipelopori oleh PT. Lima Satu Sankyu, kini sudah diakuisisi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Di tengah maraknya merk mi instan tanah air yang hari ini hadir dengan banyak rasa dan jenisnya, isu kenaikan harga mi instan menjadi sorotan. Harga sebungkus mi instan dikatakan akan naik hingga tiga kali lipat dari harga sebelumnya. Kenaikan harga ini imbas dari harga gandum dunia yang melonjak, dan jika kita perhatikan harga mi instan perlahan memang sudah terjadi.
Mi instan adalah senjata terakhir untuk mengganjal perut yang lapar, di pertengahan bulan saat keuangan kian menipis. Terutama bagi anak kos, pekerja yang berada jauh dari keluarga di hampir semua daerah. Padahal kenyataanya mi instan adalah salah satu makanan yang disukai semua orang di Indonesia bukan hanya kalangan anak kos saja. Meskipun kenaikannya belum mencapai tiga kali lipat, saat ini harga sebungkus mi instan ecer yang tadinya berkisar Rp 2,700 di area Pontianak, mulai merangkak naik menjadi Rp 3,500 per bungkus.
Di masa kini pun mulai banyak ditemukan kuliner dengan menu pilihan hidangan yang dibuat dari sebungkus mi instan dengan banyak pilihan rasa. Mi Instan di susun berjejer dengan merk dan rasa nusantara apa saja telah tersedia. Pembeli tinggal mengambil mi yang diinginkan dan menyertakan lauk pendamping yang telah disediakan. Mempertimbangkan bahwa mi instan ternyata bukan lagi makanan yang diremehkan, atau dianggap makanan penyambung hidup semata. Kenaikan harga mie instan yang kemarin hangat diberitakan sudah tidak lagi menjadi ketakutan atau kekhawatiran. Melainkan pada masa ini, harga sebungkus mi instan impor seharga Rp20,000 atau Rp35,000 tetap dibeli karena rasa yang enak.
Memakan sebungkus mi instan beragam merk menjadi prestige, ramai dijadikan ide video kuliner pada vlog dan youtube. Apalagi mi instan saat ini tidak hanya dimasak dengan cara monoton yang cuma itu-itu saja. Beragam versi makanan dan masakan ala mi instan dengan versi modern terus diciptakan. Mi instan tak lagi murahan atau makanan yang cuma dikonsumsi masyarakat tidak mampu saja. Mi juga bisa dikreasikan menjadi camilan yang enak, dan menarik. Ternyata beberapa merk buatan Indonesia tidak hanya disukai oleh rakyat Indonesia saja. Mi instan dengan merk Indomie faktanya beberapa kali telah mendapat respon luar biasa dari Internasional.
Dari sebuah artikel Koran asal Amerika Serikat, Los Angeles Times, mengatakan bahwa Indomie dengan rasa barbeque adalah produk mi instan paling enak di dunia. Mi instan adalah produk makanan dengan banyak varian rasa dari berbagai kuliner nusantara bahkan dunia. Mi rebus atau mie goreng, keduanya sama –sama selalu jadi rebutan, keduanya dengan fans fanatiknya sendiri. Mi instan sudah menjadi makanan yang memiliki jati diri serta signature yang kuat, tak kalah dengan makanan instan lain, atau kuliner lainnya. Dari merk lokal hingga Samyang kesemuanya selalu dicari oleh kawula tua dan muda, menjadi favorit bagi masyarakat Indonesia.
Sebungkus mi instan tadinya hanya berupa hidangan mi goreng konvensional dengan telur mata sapi goreng. Kini mi instan dapat diolah menjadi nugget mi, burger mi, bahkan hadir dalam citarasa pasta bolognese. Diolah dengan cita rasa kekinian menjadi camilan yang lezat, seperti tahu rambutan, martabak mi, stick mi bahkan diolah menjadi mi donat. Mi instan kemarin mungkin masih identik dengan sebutan makanan andalan anak kos. Mi instan di hari ini semakin naik kelas, dijual dengan ragam cita rasa khas Indonesia maupun mancanegara.
Cita rasa mi instan yang kemudian menjadi viral, mendapat predikat paling enak kemudian paling dicari di semua pasar dan swalayan. Beberapa mi instan dengan keunggulan rasa, diminati, dicari, dan dibeli. Sehingga kenaikan harga tak lagi berarti, apalagi mi adalah menu makanan praktis ,mudah diolah, mudah dicari. Terutama pada masa pandemi lalu, mi instan seolah makin jumawa, makanan yang tidak banyak makan waktu untuk diolah. Menjadikan mi instan menu yang tak membosankan, makanan yang mengenyangkan di tanggal tua, dan cocok mengatasi keadaan darurat.
Pada akhirnya kenaikan harga ini bukan lagi menjadi alasan tidak membeli mi instan, atau menjadi hal yang dikhawatirkan karena faktanya mi instan adalah makanan yang sudah mendarah daging bagi semua orang. Bagi sebagian masyarakat Indonesia mengkonsumsi mi instan adalah bentuk refreshing, dan merupakan makanan selingan yang nikmat. Untuk sebagian orang lainnya, mi instan makanan penyambung hidup, yang mudah didapatkan di mana pun. Makanan yang bisa diolah dengan cara mudah, dimasak dengan waktu yang singkat. Mi instan telah menjadi makanan semua kalangan yang dimakan terkadang karena sudah tidak punya pilihan tapi mengenyangkan. Sebagian lainnya menyantap seporsi mi instan dengan hati yang riang, makanan yang mengubah suasana hati menjadi senang.
Tinggalkan Balasan