Menjadi Bos atau Pemimpin?
Oleh: Lies Lestari
Warna kinerja sebuah perusahaan atau organisasi tidak lepas dari cara kepemimpinan yang berwenang. Pada setiap perusahaan atau organisasi, kita pastinya akan berhadapan dengan seorang pemimpin yang memiliki karakter dalam kepemimpinannya. Topik ini diangkat karena menurut saya, seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tugasnya serta kondisi pengikutnya yang menjadi bagian dari tujuannya dalam mencapai kesuksesan kinerja perusahaan atau organisasi.
Saya pernah bekerja disebuah perusahaan swasta dua puluh tahun yang lalu. Masih teringat bagaimana saya harus bersikap terhadap atasan. Kerap kali saya harus menjaga perasaannya, atau cenderung bersikap hati-hati agar tidak terpancing emosinya atau pujian-pujian yang harus dilontarkan. Hampir semua karyawannya tunduk dan patuh atas perintahnya, agar posisi dan gaji kita aman dan damai. Lelah memang harus bersikap seperti itu, tetapi demi dompet yang terisi, perasaan baper harus dikesampingkan. Saya menilai karakter kepemimpinan atasan saya adalah seorang bos bukan layaknya seorang pemimpin.
Kepemimpinan seseorang ada dua jenis karakter yang mempengaruhi, yaitu karakter seorang bos atau karakter seorang pemimpin. Dua hal ini saling bertolak belakang dan menghasilkan kinerja yang berbeda pula. Mari kita pahami bersama apa saja yang membedakan.
Karakter Bos (Boss)
Menurut kamus Oxford, arti boss dalam kata kerja adalah a person who is in charge of other people at work and tells them what to do, artinya seorang pemimpin yang hanya memberikan perintah dan mutlak serta tidak bisa diganggu gugat. Seorang bos merasa memiliki kekuasaan penuh terhadap para pengikutnya agar tercapai tujuannya hanya untuk mendapatkan keuntungan semata bagi perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya. Mereka hanya memerintah dan menunggu hasil tetapi tidak peduli dengan proses pengerjaannya.
Bentuk motivasi seorang bos terhadap pengikutnya yaitu dengan memberikan reward (hadiah) atau punishment (hukuman). Reward (hadiah) yang diberikan adalah berupa materi, tetapi tanpa memberikan kesempatan untuk berkembang, baik dari karir maupun pemikiran. Adapun Punishment (hukuman), ada juga seorang bos yang melakukannya dengan memotong gaji atau melakukan diskriminasi dan menjatuhkan karena pengikutnya tidak bisa mewujudkan apa yang ia inginkan.
Tindakan ini dapat membuat sang pengikut semakin tidak memiliki motivasi dalam kontribusinya kepada perusahaan atau organisasi. Pada kepemimpinan yang berkarakter bos ini, atasan tidak akan memberikan kesempatan kepada pengikutnya untuk berkembang, yang ada dalam dirinya justru rasa bersaing dengan bawahannya dalam hal kepandaian, hanya dirinya semata yang merasa pantas untuk tampil mencuat dan terlihat. Model kepemimpinan seperti ini cenderung mengarah pada sikap otoriter. Pemimpin otoriter senantiasa merasa bahwa kesuksesan diraih berkat kepemimpinannya, sehingga sulit untuk menerima kritik dan saran dari orang lain.
Karakter Pemimpin (Leader)
Menurut kamus bahasa Inggris Oxford, arti Leader (pemimpin) dalam kata kerja adalah a person whose views on a subject are important and have a strong influence. Artinya orang yang pandangannya dianggap penting dan memiliki pengaruh yang kuat. Seorang pemimpin adalah orang yang dapat menjadi contoh serta dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi pengikutnya. Seorang pemimpin menganggap para pengikutnya adalah team, dan ia memposisikan dirinya sebagai rekan kerja, yang bertujuan membuat sebuah perubahan yang lebih baik dengan cara bekerjasama.
Menghargai sebuah proses adalah hal yang utama bagi seorang pemimpin, karena dengan demikian ia akan lebih banyak mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pengikutnya. Apabila ada kekurangan dari pengikutnya maka ia akan memberikan motivasi agar pengikutnya bisa berkembang. Apabila ia dapati kelebihan pada pengikutnya, maka ia akan memberikan dukungan lebih untuk mendapatkan hasil yang maksimal bagi perusahaan maupun organisasinya.
Menarik kesimpulan dari tulisan saya ini, bahwa kedua karakter tersebut diatas akan menjadi pilihan kita, manakah yang harus ditinggalkan dan manakah yang dapat kita terapkan pada sebuah perusahaan, organisasi atau bahkan dalam sebuah keluarga. Menjadi seorang bos hanya akan memiliki bawahan yang pasif dan menunggu perintah, tetapi seorang pemimpin yang mengayomi akan menciptakan pemimpin-pemimpin yang berkualitas.
1 Comment