Hal-hal Penting Anda Ketahui Tentang Adab dan Ilmu
Siang itu terasa terik, Air Conditioner (AC) kamar Lina ternyata mati total, padahal sebelumnya Pak Jarot teknisi langganan telah memperbaiki AC tersebut.
‘Haduuhh… bagaimana aku bisa tidur nanti malam, manalagi udara sedang panas-panasnya’ keluh Lina. Selama ini Lina bergantung pada pak Jarot karena punya keahlian untuk menserfis barang-barang elektroniknya. Sudah dari pagi Lina kirim pesan lewat WhatsApp tetapi seolah pak Jarot mengabaikannya meski telah membaca pesan Lina.
Khawatir kalau nanti malam ia tidak bisa tidur, segera mungkin Lina menelpon pak Jarot agar cepat datang untuk perbaiki ACnya, karena masih menjadi garansi dari pak Jarot. Berulang kali Lina memanggil pak Jarot namun tetap nihil hasilnya. Sudah terlalu sering pak Jarot bersikap seperti itu, tidak ada konfirmasi kapan mau datang untuk service AC. Hingga akhirnya Lina merasa kecewa dan kesal dengan sikap pak Jarot, dan memutuskan untuk tidak menggunakan jasanya lagi.
“Baik pak Jarot, dengan sikap bapak seperti itu terhadap konsumen, saya akan berhenti menjadi konsumen bapak mulai hari ini” tulis Lina melalui Whatsapp dengan penuh kekesalan. Tidak lama kemudian, pak Jarot menjawab.
“Saya sedang di tempat lain, besok saya ke rumah ibu ” jawab pak Jarot singkat.
“Tidak perlu lagi pak, saya akan pakai jasa service AC lainnya!” jawab Lina dengan dongkol. Tidak ada kata permintaan maaf tertulis dari pak Jarot yang seharusnya menjadi kewajibannya sebagai pemberi jasa ketika pelanggannya kecewa.
Profesionalisme dan Adab
Menyimak cerita tersebut, kita menyimpulkan bahwa, pak Jarot adalah seorang profesional dalam memperbaiki barang-barang elektronik, sehingga setiap pengguna AC merasa membutuhkan jasanya. Tetapi, adab tetap perlu mengimbangi keahliannya, seperti menerapkan hubungan baik, jujur, serta berkomunikasi baik kepada konsumen, kesepakatan pemberian garansi, adalah beberapa bentuk tanggung jawab teknisi AC. Sementara pak Jarot tidak menyadari bahwa adab dan perilakunya terhadap konsumen adalah kunci keberlangsungan pintu rejekinya.
Dahulukan Adab sebelum Ilmu
Secara bahasa arti dari Adab yaitu, menerapkan akhlak mulia baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Mempelajari adab sebelum mempelajari suatu ilmu adalah wajib, karena ketika kita belajar tentang adab, maka kita akan mudah memahami sebuah ilmu. Seorang Ulama Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi mengatakan, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan sia-sia.”
Menggali ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat adalah kewajiban setiap manusia. Seperti sabda Nabi Muhammad S.A.W, “Menuntut Ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”. Menuntut ilmu untuk menjadi seorang profesional dalam sebuah bidang pekerjaan, pastinya perlu kerja keras. Tujuanya, supaya keahlian menghasilkan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Pentingnya, menempatkan adab mendahului keahlian atau ilmu, untuk mencegah diri kita semakin jumawa. Seperti kita pelajari dari kisah nabi Adam as, tentang Jin yang merasa lebih pintar daripada manusia, sehingga membuatnya sombong atas Allah S.W.T, malaikat, manusia, dan akhirnya jin terusir dari surga.
Empat Kunci Adab Yang baik
Ada 4 adab yang menjadi kunci sebagai penyeimbang keilmuan kita dalam hubungan dengan relasi atau lingkungan kita, yaitu :
- Berkata Yang Baik
Lisan merupakan cerminan dari sebuah karakter. Salah satu cara untuk menumbuhkan kepercayaan dari relasi atau lawan bicara terhadap keilmuan kita, yaitu dengan cara kita berkata baik.
- Bersikap Seperlunya dan Sewajarnya
Sikap ini akan membuat orang lain merasa nyaman ketika bekerjasama dengan kita, karena kita memerlukan informasi dengan mudah dan baik.
- Dapat Menahan Marah
Poin ini sangat penting, karena ketika kita mengawali segala permasalahan dengan amarah, maka akan berakhir dengan keburukan. Oleh karena itu, jangan pernah mengambil keputusan ketika sedang marah.
- Perlakukan Orang Lain Sebagaimana Orang Lain Memperlakukan Kita
Tentunya kita ingin mendapatkan perlakuan yang baik dari relasi atau lingkungan kita, maka mulailah dari diri kita sendiri dengan menegakkan adab dalam pergaulan maupun berbisnis.
Memiliki adab lebih banyak adalah keutamaan dalam bersosialisasi maupun menjadi seorang profesional. Karena orang yang berilmu belum tentu memiliki adab, tetapi orang yang beradab sudah pasti berilmu.
Yuk, ikuti linimasa Instagram captwapri untuk informasi menarik lainnya!
Baca juga:
Tinggalkan Balasan