Kecerdasan Buatan (AI) telah mengalami transformasi yang sangat besar. Setelah Deepseek rilis secara publik, hal tersebut memberikan peluang bahwa AI dapat diakses oleh siapa saja dengan biaya yang lebih terjangkau. Tidak lagi hanya menjadi layanan berbasis cloud yang mahal dan eksklusif, tetapi juga bisa di install pada perangkat lokal secara offline dan privat.
Meninjau laporan AI Index 2023 oleh Stanford University, 42% model AI open-source yang dirilis dalam 3 tahun terakhir memiliki desain untuk komputasi lokal. Perkembangan ini didorong oleh optimasi hardware modern dan format model yang lebih ringan (seperti GGUF/GGML), sehingga memungkinkan sebuah “laptop biasa” menjalankan tugas kompleks seperti generasi teks atau analisis data. Hal tersebut menandakan adanya pergeseran lebih Inklusifitas.
Perilisan Deepseek membawa angin segar bagi dunia pendidikan. Pemanfaatan AI yang lebih inklusif dan privat bukan lagi menjadi hal yang mustahil. Bahkan bagi lembaga pendidikan di daerah yang tidak memiliki akses internet cukup bagus pun masih bisa menikmati AI secara lokal. Tidak lagi bergantung pada pengadaan akses internet yang membutuhkan biaya tinggi, melainkan dapat langsung digunakan menggunakan desain infrastruktur jaringan LAN dengan satu perangkat server lokal yang proper.
Deepseek vs ChatGPT
Kehadiran Deepseek membawa pengaruh signifikan dalam pengembangan AI, khususnya dalam mendemokratisasi akses teknologi. Dibandingkan dengan ChatGPT yang mengharuskan pengguna membayar biaya langganan bulanan untuk fitur premium, Deepseek menawarkan kemampuan serupa secara gratis.
Jika dipadukan dengan bantuan LMStudio, setiap orang bisa memiliki AI-nya sendiri. Perlu diketahui juga bahwa LMStudio merupakam sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mengimplementasikan model AI bisa diinstall di PC atau laptop secara privat, lokal, dan rahasia.
Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengunduh model Deepseek dalam format yang telah dioptimalkan untuk perangkat rendah sumber daya. Proses komputasi yang sepenuhnya lokal menjamin data pengguna tidak bocor ke server pihak ketiga, sehingga menjadikannya sebagai pilihan ideal untuk institusi yang mengutamakan keamanan informasi.
Tidak hanya sekadar alat instalasi, LMStudio merupakan gerbang menuju ekosistem AI yang terbuka. Selain Deepseek, pengguna juga bisa menggunakan model-model LLM lain yang dikembangkan oleh komunitas. Teknologi ini menjadi lompatan besar untuk menghindari ketergantungan pada layanan cloud komersial.
Strategi Pembelajaran sebagai Tantangan Terbesar Pemanfaatan AI
Meskipun AI menawarkan banyak kemudahan, tantangan terbesar bukanlah pada teknologi itu sendiri, melainkan pada bagaimana kita memanfaatkannya untuk pembelajaran.
Poin Pentingnya adalah Peran strategi pembelajaran dalam pemanfaatan AI
Kita tidak dapat menolak AI untuk pembelajaran, melainkan kita harus mulai terbiasa memanfaatkannya dalam pembelajaran. Olehkarena itu, strategi pembelajaran sangat menentukan seberapa efektif AI dapat diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan.
Tanpa pendekatan yang terstruktur, AI berisiko hanya menjadi suplemen yang tidak menyentuh kebutuhan inti proses pembelajaran.
Misalnya, AI bisa menyediakan jawaban instan untuk pertanyaan siswa, tetapi jika tidak diarahkan oleh strategi yang jelas, hal ini justru berpotensi mengurangi daya kritis siswa. Di sinilah peran pendidik dan institusi menjadi krusial: merancang pembelajaran yang memanfaatkan AI sebagai alat bantu untuk memicu diskusi, eksplorasi konsep, atau pemecahan masalah—bukan sekadar mesin pencari canggih.
Contohnya, alih-alih membiarkan siswa bertanya langsung ke AI, guru bisa merancang aktivitas kelompok di mana siswa menggunakan output AI sebagai bahan debat atau analisis. Dengan strategi pembelajaran ini, AI tidak menggantikan peran manusia, tetapi memperkaya proses belajar.
Selain itu, strategi pembelajaran juga diperlukan untuk mengantisipasi tantangan etis dan teknis yang muncul dari penggunaan AI. Tanpa panduan yang matang, penerapan AI berisiko menciptakan ketergantungan, mengurangi interaksi sosial, atau bahkan melanggengkan bias dari model yang digunakan. Diskusi kelompok, eksperimen dan role play tetap menjadi strategi pembelajaran yang bisa digunakan untuk pembelajaran.
Harapan dan Tantangan
Dengan kehadiran teknologi AI yang semakin inklusif, masa depan pendidikan semakin gemilang. Tools seperti Deepseek dan LMStudio membuka pintu bagi inovasi-inovasi baru, di mana setiap siswa dan guru bisa menjadi pengguna aktif teknologi ini.
Harapannya, potensi pemanfaatan AI secara offline ini akan meningkatkan peluang pembelajaran yang lebih personal dan merata. Bahkan, membayangkan sekolah di daerah 3T memiliki “lab AI lokal” bukanlah hal mustahil. Namun, tantangan kedepan juga tidak bisa diabaikan. Kesenjangan kualitas hardware, literasi teknologi bagi pendidik, risiko ketergantungan, hingga keberlanjutan menjadi poin penting yang wajib untuk dipertimbangkan.
Pemanfaatan AI harus tetap menjadi alat pendukung, bukan pengganti peran guru atau interaksi sosial siswa
Kunci keberhasilan tetap terletak pada bagaimana kita mengadopsi dan mengadaptasi AI ke dalam sistem pendidikan yang ada. Jika tantangan ini diatasi dengan strategi inklusif, AI tidak hanya akan mencerdaskan, tetapi juga memberdayakan—menciptakan generasi yang melek teknologi tanpa kehilangan nilai-nilai kemanusiaan.
Pendidikan itu Harapan
Teknologi itu Jawaban
Fitrah Izul Falaq
Researcher penggunaan AI untuk Pendidikan
Tinggalkan Balasan