“Merger” di Antara Dilema Tegak Lurus

“Merger” di Antara Dilema Tegak Lurus
Sumber gambar : Pexels

Dalam Integrasi atau penggabungan perusahaan, jumlah tenaga kerja dan jarak menjadi isu sangat krusial. Hal ini, karena satu perusahaan  mengelola beberapa perusahaan dengan kewilayahan luas serta ribuan karyawan, sehingga terdapat potensi pengelolaan tidak efektif. Rentang manajemen dan koordinasi tidak terpisahkan, semakin besar jumlah rentangan semakin sulit mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan organisasi di bawahnya secara efektif.

Perbedaan iklim, lingkungan, dan suasana baru menjadi tantangan tersendiri bagi penggabungan perusahaan. Berbicara iklim, Indonesia mengenal dua musim yaitu hujan dan kering, normalnya enam bulan pertama Indonesia mengalami kekeringan cukup tinggi. Paruh waktu berikutnya, Indonesia mengalami curah hujan tinggi, meskipun kadang-kadang di sebagian tempat masih mengalami pancaroba (tiba-tiba hujan dan panas). Kondisi ini bisa saja berdampak pada keputusan manajemen perusahaan.

Dari masalah ekonomi dan sosial, salah satu masalah yang sangat sulit dan memerlukan biaya besar adalah yang berkaitan dengan lingkungan perusahaan. Aktifitas perusahaan memberi dampak pada manusia akibat penurunan kualitas lingkungan. Beberapa faktor seperti, meningkatnya konsentrasi penduduk, perkembangan teknologi, serta bertumbuhnya kemakmuran ekonomi, besar kontribusinya terhadap penurunan kualitas lingkungan perusahaan.

Penyesuaian diri di kantor baru sebagaimana menyesuaikan diri di lingkungan tempat tinggal baru. Meskipun Anda telah memiliki pengalaman kerja sekalipun, terutama pada posisi yang akan Anda job di kantor baru, tetap saja Anda akan melalui proses adaptasi di tempat tersebut. Seperti adaptasi pada lazimnya, memulai akan selalu sulit, risikonya gagal adaptasi atau justru berdampak pada hasil kinerja Anda di kantor baru.

***

Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan integrasi empat pengelola pelabuhan besar melalui penggabungan aset dan penyatuan standar operasional. Integrasi ini bertujuan meningkatkan level kecepatan layanan kepada konsumen, serta pemindahan barang dan penumpang antar dua lokasi berjalan tepat waktu. Penggabungan pelabuhan bertujuan agar logistik nasional semakin cepat, murah, efektif dan efisien.

Sebagaimana diketahui, saat ini kita memiliki satu pengelola pelabuhan besar dengan penguasaan wilayah menyebar di seluruh Indonesia. Total penguasaan aset hingga ratusan puluh triliun lebih serta ribuan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis kepelabuhanan di seluruh Indonesia. Dihimpun dari berbagai sumber, sebaran wilayah usaha dari Sabang hingga Merauke sebanyak lebih dari dua puluh lima kabupaten atau provinsi dengan tujuh ribuan lebih sebaran tenaga kerja. Beberapa waktu sebelumnya, Pertamina, Mandiri telah melakukan integrasi seperti yang dilakukan Pelindo saat ini.

Prioritas keputusan pada perusahaan yang lokasinya berdekatan dengan pengambil keputusan, seringkali mengesampingkan permasalahan perusahaan yang berada di pelosok-pelosok. Peran IT pun tidak maksimal karena belum seluruh cabang memiliki infrastruktur pendukung penguat sinyal yang memadai serta merata. Sehingga, cabang-cabang kecil seringkali kehilangan momentum dalam menerima keputusan yang sebenarnya mereka sudah tidak memerlukan lagi.

Dua orang teman saya sebutlah Budi dan Roy memiliki pengalaman mutasi sendiri-sendiri. Keduanya harus menjalani mutasi ke perusahaan yang memiliki budaya berbeda dari perusahaan sebelumnya. Meskipun saat ini kedua perusahaan itu sudah bergabung, namun tetap saja mereka harus menjalani adaptasi tingkat tinggi berada di lingkungan, orang-orang, serta tekanan pekerjaan berbeda.

***

Penggabungan perusahaan memerlukan kepemimpinan yang efektif. Sejauhmana seorang pemimpin mampu mengendalikan pegawai yang banyak dengan rentang kendali cukup panjang. Dalam integrasi, jumlah tenaga kerja dan rentang jarak sangat krusial, mengingat satu titik harus mengelola puluhan titik dengan sebaran yang luas. Semakin besar jumlah rentangan, semakin sulit mengintegrasikan kegiatan karyawan secara efektif.

Pemberdayaan kelompok karyawan terbawah rasanya menjadi sangat penting. Mendelegasikan seluruh peran operasional kepada kelompok terkecil akan memperlancar fungsi kantor pusat di daerah. Untuk itu, penguatan pada kelompok bawah semakin mendesak sekaligus menekan kebiasaan “mohon petunjuk” kepada atasan di atasnya.

Peneliti organisasi Henry Fayol menyebutkan, “Seorang pengawas produksi hanya mampu mengawasi dua puluh hingga tiga puluh karyawan. Sedangkan, kepala pengawas maksimal hanya bisa mengawasi tiga hingga empat pengawas produksi.” Jika menyontoh beberapa case merger perusahaan, sebaiknya setiap individu mengelola fungsi manajemen sendiri agar koordinasi antar individu dapat berkembang.

Top Management hanya akan mengambil peran untuk hal-hal yang bersifat strategis, selain itu serahkan kepada bawahan agar organisasi berjalan lebih efektif. Pengelompokan perusahaan-perusahaan dengan tipe produksi sejenis merupakan sebuah keniscayaan, terpenting kepemimpinan dan koordinasi antar lini berjalan secara efektif, mengingat adanya perbedaan geografis dan sosial budaya yang beraneka ragam.

Wahyu Agung Prihartanto, Penulis dari Sidoarjo.